Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Muhammad Ilham Baktora
Senin, 01 Maret 2021 | 10:54 WIB
Anisa (paling kiri) dan Sumiyati (paling kanan) menunjukkan tatonya setelah menjalani proses penghapusan tato di Cafe Kongsuu, Kalurahan Widodomartani, Kapanewon Ngemplak, Kabupaten Sleman, Minggu (28/2/2021). [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]

Sempat tak menggubris, namun perlahan Sumiyati terpanggil dan terketuk hatinya dengan nasehat Yon.

“Saya ingin jadi ibu-ibu pada umumnya, dari nasehat yang saya terima akhirnya saya sadar harus berubah. Salah satunya tawaran untuk memahami agama. Kami diajak sholat dan beribadah. Tapi jujur saya belum tahu bacaan sholat yang benar, jika surat Al-Fatihah sudah sedikit hafal,” kata Sumiyati yang pernah menempuh pendidikan SD Islam di Magelang itu.

Ia mengaku mantap berhijrah dan melakukan ibadah sesuai tuntunan agama dilakukan karena panggilan hati. Memang berawal dari nasihat yang dia terima, selanjutnya Sumiyati memantapkan untuk berubah karena sudah saatnya menjalani kehidupan yang baik sesuai dengan perintah agama yang dia yakini.

Saat ini Sumiyati sedang berusaha menghapus tato yang ada di tubuhnya. Hal itu sebagai ikhtiar untuk mendekat kepada Allah agar ibadah yang dia lakukan bisa diterima.

Baca Juga: Profil Rhere Valentina, Mantan Model Seksi yang Hijrah Sebelum Meninggal

Tak hanya Sumiyati, Anisa (27) anak jalanan asal Jakarta yang berdomisili di Yogyakarta juga memantapkan untuk berhijrah. Wanita yang mengaku dari keluarga broken home ini mengatakan jika kehidupannya sudah harus berubah menjadi lebih teratur.

Anak jalanan, Anisa saat menghapus tato di tangannya saat ditemui SuaraJogja di Cafe Kongsuu, kalurahan Widodomartani, Kapanewon Ngemplak, Kabupaten Sleman, Minggu (28/2/2021). [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]

“Saya merasa hidup di jalanan lebih nyaman karena saya tidak pernah cocok berkomunikasi dengan keluarga ayah saya. Ayah meninggalkan saya dan menikah lagi di Lampung. Mulai berkumpul dengan teman-teman di jalan dan ada orang yang mengajak kami untuk hidup lebih baik, saya merasa sadar. Saya akan bertambah umur dan jika tidak berubah dari sekarang bagaimana nasib saya ke depan,” kata Anisa.

Relawan KBRA Yogyakarta, Yon menuturkan, jika dirinya merupakan mantan anak jalanan di Padang, Sumatera Barat. Dirinya juga baru saja bergabung dengan KBRA dan memantapkan untuk berhijrah.

“Selama 35 tahun saya hidup di dunia hitam di Padang. Mabuk-mabukan, hingga mengedarkan narkoba. Tapi saat ini sudah meninggalkan dunia itu dan terketuk untuk berubah. Kenapa saya mengajak anak jalanan ini karena saya tidak ingin kehidupan mereka seperti saya,” terang Yon yang juga datang bersama relawan lainnya bernama Iwan.

Tak ada paksaan kepada anak jalanan itu untuk berhijrah. Yon mengatakan memang mereka ingin belajar tentang agama dan meminta dihapus tatonya agar ibadah-ibadah yang mereka lakukan saat ini diterima.

Baca Juga: Baru Hijrah, Model Seksi Rhere Valentina Meninggal Dunia

“Tubuh saya juga penuh tato, lalu saya memutuskan hijrah dan menghapus tato di semua tubuh saya. Saya merasa masih belajar untuk lebih baik, termasuk ingin mengajak anak jalanan ini sama-sama kembali ke jalan Allah,” kata dia.

Load More