Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Selasa, 02 Maret 2021 | 11:34 WIB
Postingan Dr Tirta sebelum dirawat. [Screenshot Live Streaming Instagram @dr.tirta]

SuaraJogja.id - Tanggal 2 Maret 2020, kasus pertama virus Covid-19 muncul di Indonesia. Kini tepat setahun kemudian, dr Tirta mendoakan agar penyebab pandemi tersebut tak panjang umur.

Diketahui, setahun silam Presiden Jokowi mengumumkan adanya kasus pertama penularan Covid-19 yang menimpa warga Depok.

Penularan pertama tersebut diketahui menimpa Sita Tyasutami berawal dari pesta dansa di sebuah kafe di kawasan kemang di malam hari Valentine.

Sita yang kemudian positif Covid-19 nyatanya turut menulari ibunya Maria Darmaningsih serta sang kakak Ratri Anindyajati. Kasus itu pun menjadikan klaster keluarga pertama di Indonesia.

Baca Juga: Ribuan Polisi dan TNI di Lebak Suntik Vaksin COVID-19

Semenjak saat itu, kasus-kasus baru positif Covid-19 di Indonesia pun terus bermunculan. Hingga saat ini total ada sebanyak 1.341.314 orang Indonesia yang positif Covid-19.

Menanggapi satu tahun penularan virus Covid-19 di Indonesia, dr Tirta pun ikut angkat bicara. Lewat akun Instagramnya, ia mendoakan agar pandemi Covid-19 ini tak berumur panjang.

"1 tahun covid-19. Semoga tidak panjang umur kau virus laknat," tulisnya, Selasa (2/3/2021).

Tak hanya itu, lebih jauh, ia mengingatkan agar anggaran covid-19 di Indonesia terus dikawal. Termasuk di antaranya dana bansos Covid-19, dana hibah pariwisata serta dana hand sanitizer.

"@official.kpk semoga terus mengawal anggaran covid-19 di Indonesia. Orang yang menyelewengkan dana bantuan covid, selayaknya dihukum seberat-beratnya," tulisnya disertai slide tangkapan layar berita terkait dugaan penyelewengan anggaran bansos covid-19 di sejumlah tempat.

Baca Juga: Lebih dari 87 Ribu Penelitian Covid-19 Diterbitkan Sejak Pandemi Dimulai

Sementara itu, dalam catatan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 selama kurun satu tahun penanganan Covid-19 nyatanya testing di Indonesia masih jauh dari standar.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan standar testing 1:1000 penduduk per pekan, artinya Indonesia harus memeriksa sekitar 270 ribu orang per pekan dari total populasi 270 juta jiwa.

Namun Indonesia baru memeriksa 7.213.192 orang, artinya testing yang dilakukan baru 2,67 persen dari total warga Indonesia.

Menurut batas minimal standar WHO, Indonesia harusnya memeriksa 12.960.000 orang atau 4,8 persen penduduk.

Dari pemeriksaan itu, terdeteksi 1.341.314 orang Indonesia positif Covid-19, atau 0,49 persen dari total populasi.

Angka positivity rate Indonesia juga masih jauh di atas standar yakni 14,9 persen, WHO menetapkan standar di bawah 5 persen.

Di sisi lain, Satgas Covid-19 juga mencatat masih ada 153.074 orang dalam perawatan atau kasus aktif, 1.151.915 orang sembuh, dan 36.325 jiwa meninggal dunia.

Load More