Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Veronica saat menyiapkan pesanan ayam panggang khas Belgia di warungnya "Chicken Shack" di Jalan Tirtodipuran, Kecamatan Mantrijeron, Kota Yogyakarta, Sabtu (27/3/2021). [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja.id]

"Bisnis ini sebenarnya istriku yang punya tapi karena aku orang Belgia dan suka memasak dan istri juga suka masak. Jadi aku ajarkan kepada istri," tuturnya.

Menurutnya, warung makanan khas Belgia di Jogja juga belum terlalu banyak bahkan mungkin belum ada. Sehingga keputusan untuk membuat Chicken Shack ini dirasa menjadi keputusan yang tepat.

Sejauh ini respon masyarakat, kata Michael banyak yang ingin tahu rasanya ayam panggang khas Belgia ini. Dan sampai sekarang yang sudah mencoba pun tidak ada yang memberikan komentar negatif.

Veronica saat menyiapkan pesanan ayam panggang khas Belgia di warungnya "Chicken Shack" di Jalan Tirtodipuran, Kecamatan Mantrijeron, Kota Yogyakarta, Sabtu (27/3/2021). [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja.id]

"Iya baru sekitar 4 bulan ini. Aku pikir ke depan akan ada turis yang masuk juga kalau di Prawirotaman. Tapi untuk sementara kita beruntung sekali karena malah sekarang ada market lokal dan lumayan," cetusnya.

Baca Juga: Sudah Direvitalisasi, Pasar Prawirotaman Bakal Fokus ke Transaksi Digital

Michael menjelaskan warung makannya menawarkan beberapa menu andalan dengan citarasa Belgia. Beberapa di antaranya ada, Vol-au-vent, Belgium Stew, Roasted Chicken, hingga Belgium Meatballs in Tomatoes Sauce.

Dipastikan bahwa semua menu yang tersedia di Chicken Shack halal. Jika ada masakan yang menggunakan bir pun sudah diberi keterangan sehingga pelanggan bisa memilih sendiri.

Berjuang di tengah pandemi

Michael tidak menampik dampak pandemi Covid-19 ini memang sangat terasa. Bahkan pandemi ini lebih jauh berdampak dibandingkan dengan efek bom Bali yang juga pernah dilalui saat pekerjaannya kemarin.

"Dampak pandemi memang terasa belum terjadi. Dulu ada bom Bali memang terasa tapi itu cuma sebentar. Kalau sekarang seluruh dunia. Kerja di pariwisata memang susah sekali. Mereka mungkin jadi sektor terakhir yang mulai bangun lagi," ucapnya.

Baca Juga: Banyak Perbaikan, Walkot Jogja Target Pasar Prawirotaman Beres Pekan Depan

Sekarang pun saat membuka bisnis rumah makan tersebut, dampak pandemi masih terus terasa. Kendati tidak bisa berbuat banyak namun usaha itu tetap terus ditemui oleh keduanya.

Komentar

Load More