Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Senin, 29 Maret 2021 | 16:32 WIB
Ilustrasi petugas medis Covid-19. [Suara.com/Eko Faizin]

SuaraJogja.id - Di Kapanewon Sleman, Kabupaten Sleman, tepatnya Pedukuhan Plalangan, Kalurahan Pandowoharjo, didapati klaster Covid-19 yang berasal dari kegiatan takziah.

Kepala Dinas Kesehatan Sleman Joko Hastaryo membenarkan informasi tersebut. Munculnya kelompok Covid-19 dari takziah itu berawal dari adanya warga setempat yang meninggal dunia.

"Warga takziah dan kemudian selang satu hari ada pengajian satu kampung," ungkapnya, Senin (29/3/2021).

Beberapa hari kemudian, ada salah satu warga yang merasakan gejala demam dan pusing serta kehilangan penciuman, juga indra perasa.

Baca Juga: Camat Ngaglik Pastikan Tak Ada Lockdown Usai Ada Klaster Takziah di Blekik

Warga tersebut berinisiatif memeriksakan diri ke Puskesmas dan diketahui positif Covid-19.

"Petugas Puskesmas kemudian melakukan tracing kontak dari pasien yang positif tersebut dan langsung melaksanakan swab antigen terhadap mereka," tambahnya.

Hasil tracing, ada sebanyak 33 orang warga Plalangan yang dinyatakan positif Covid-19. Selain itu, ada satu orang warga yang dinyatakan positif Covid-19 meninggal dunia.

"Kami tidak mau ambil risiko, langsung kami lakukan swab antigen massal hari ini," tambahnya.

Terdapat kuota tes usap antigen bagi sebanyak 800 orang. Warga diminta untuk datang mengikutinya.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Klaster Senam di Kabupaten Tegal Bertambah Jadi 46 Orang

Joko menambahkan, warga yang terkonfirmasi positif diisolasi di satu tempat. Demikian juga warga yang positif bergejala, positif tidak bergejala, dan yang berpotensi tinggi (diabetes dan juga tensi tinggi) diisolasi di empat rumah.

"Rumah-rumah tersebut khusus disediakan untuk isolasi," ucapnya.

Terpisah, Kepala Puskesmas Sleman Elyza Sinaga membenarkan adanya uji tes usap antigen massal yang diselenggarakan oleh Puskesmas Sleman.

Berdasarkan data yang mereka terima dari Kepala Pedukuhan, diketahui ada 394 orang warga yang diundang untuk hadir mengikuti tes tersebut.

Hasil tes akan diberikan ke Kepala Pedukuhan Plalangan untuk segera ditindaklanjuti.

Elyza menjelaskan, kasus Covid-19 di Plalangan bermula ketika 12 Maret 2021 ada lansia yang meninggal dunia.

"Namun bukan karena positif Covid-19," terangnya.

Warga setempat banyak yang hadir melayat. Termasuk kerabat almarhum yang berasal dari luar kota, seperti Jakarta dan Kalimantan.

"Selang beberapa hari kemudian, ada keluarga yang merasakan gejala sakit dan berinisitif memeriksakan diri, diketahui ia dinyatakan positif Covid-19," ungkap Elyza.

Selanjutnya, pihak Puskesmas melakukan tracing.

Ia menerangkan, dari 32 orang yang dinyatakan positif Covid-19, ada satu orang yang meninggal dunia.

"Warga yang berusia 44 tahun dan memiliki riwayat kormobid, didiagnosis sakit darah tinggi. Sementara yang lain dilaksanakan isolasi," ucapnya.

Sebagian warga ada yang menjalani isolasi dengan pengawasan ketat dari Satgas Covid-19 setempat. Ada pula yang diisolasi ke Asrama Haji dan rusunawa Gemawang.

Berdasarkan pantauan suara.com di kawasan padukuhan Plalangan, area padukuhan tersebut dilakukan lockdown baik dari sisi utara maupun sisi selatan wilayah padukuhan.

Jalan ditutup menggunakan batang bambu tanpa adanya sekat atau celah yang memungkinkan kendaraan lewat. Sedangkan di sisi lain, lockdown juga menyertakan posko penjagaan.

Penjagaan dilakukan oleh petugas kepolisian dan Satgas setempat. Dari pengumuman yang tertempel di titik portal lockdown sebelah utara, diketahui padukuhan tersebut menerapkan lockdown total, pada jam tertentu.

Kontributor : Uli Febriarni

Load More