Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Hiskia Andika Weadcaksana
Selasa, 30 Maret 2021 | 13:36 WIB
Sampel darah yang terindikasi positif virus corona. (ANTARA/Shutterstock/am.)

Elyza menyebutkan bahwa 325 warga yang diundang itu sudah dikoordinasikan kepada Kepala Pedukuhan Plalangan. Kendati tidak semuanya hadir, dipastikan Elyza bahwa warga yang hadir itu memang yang sudah diwajibkan datang sebelumnya.

"Satgas Covid-19 Padukuhan sudah diminta untuk melakukan wawancara singkat tentang keeratan kontak yang akan diundang itu. Yang jelas itu yang hadir yang kita minta wajib hadir. Jadi yang lain sebenarnya riwayat kontaknya tidak begitu erat," ungkapnya.

Berdasarkan hasil tersebut, berarti klaster takziah di Pedukuhan Plalangan bertambah menjadi 36 orang. Dengan dua orang dirawat di rumah sakit dan satu orang meninggal dunia.

Dari kasus itu sebagian warga ada yang menjalani isolasi dengan pengawasan ketat dari Satgas Covid-19 setempat. Ada pula yang langsung diisolasi ke Asrama Haji dan Rusunawa Gemawang

Baca Juga: Klaster Takziah Muncul di Plalangan, Satu Warga Meninggal Dunia

Ditambahkan Elyza, dengan kasus ini, dilakukan penjagaan ketat untuk akses keluar masuk di Pedukuhan Plalangan. Petugas kepolisian hingga Satgas Covid-19 setempat terus berjaga.

"Iya oleh satgas pun sebelum rapid massal sudah melakukan pembatasan keluar masuk masyarakat, hanya satu gerbang saja dan dijaga oleh satgas," tandasnya.

Sebelumnya diberitakan, muncul kelompok Covid-19 dari takziah itu berawal dari adanya warga setempat yang meninggal dunia. Beberapa hari setelah kegiatan itu, ada salah satu warga yang merasakan gejala demam dan pusing serta kehilangan penciuman, juga indra perasa.

Warga tersebut langsung berinisiatif untuk memeriksakan diri ke Puskesmas dan ternyata diketahui positif Covid-19. Petugas Puskesmas langsung memutuskan untuk melakukan tracing kontak dari pasien yang positif tersebut.

Baca Juga: Camat Ngaglik Pastikan Tak Ada Lockdown Usai Ada Klaster Takziah di Blekik

Load More