Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Rabu, 31 Maret 2021 | 13:20 WIB
Penampakan awan panas Gunung Merapi pada Selasa (23/3/2021) siang. (SuaraJogja.id/HO-BPPTKG)

SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Selain lava yang terus keluar sempat juga teramati awan panas guguran.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida, mengatakan pada periode pengamatan selama 24 jam atau tepatnya Selasa (30/3/2021) pukul 00.00 WIB - 24.00 WIB,  teramati satu kali luncuran awan panas guguran. Awan panas guguran itu masih teramati menuju ke arah barat daya.

"Teramati 1 kali awanpanas guguran dengan estimasi jarak luncur 1.500 m ke arah barat daya," ucap Hanik dalam dalam keterangan tertulisnya, Rabu (31/3/2021).

Awan panas guguran yang terjadi Selasa (30/3/2021) pukul 7.06 WIB itu tercatat di seismogram dengan amplitudo 60 mm dan durasi 135 detik. Sedangkan jarak luncur lebih kurang 1500 meter ke arah barat daya dengan angin bertiup ke utara.

Baca Juga: Update Merapi, Guguran Lava Keluar 9 Kali dari Puncak Dalam 6 Jam

Selain awan panas guguran, pada periode yang sama teramati juga luncuran lava dari puncak Merapi. Sempat teramati 1 kali guguran lava di kubah lava yang ada di bagian tengah.

"Teramati 1 kali guguran lava pijar di kubah tengah dan 33 kali guguran lava pijar ke arah barat daya dengan jarak luncur maksimal 1.000 meter," ucapnya.

Tercatat juga sejumlah kegempaan yang terjadi di Gunung Merapi dalam periode pengamatan 24 jam tersebut. Terdapat kegempaan guguran yang tercatat berjumlah 174 kali, lalu ada hembusan 1 kali, hybrid atau fase banyak sejumlah 13 kali dan vulkanik dangkal 1 kali.

"Asap kawah saat itu teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 300 meter di atas puncak kawah," imbuhnya.

Sementara itu untuk pengamatan periode terbaru selama enam jam atau tepatnya pada Rabu (31/3/2021) pukul 00.00 WIB - 06.00 WIB, visual Gunung Merapi terlihat jelas. Namun tidak teramati adanya asap sulfatara yang muncul di atas kawah.

Baca Juga: Gunung Sinabung Erupsi Lagi, Awan Panas Hingga 1.000 Meter

Namun pada periode itu teramati untuk guguran lava sudah terjadi sebanyak 16 kali. Jarak luncur maksimal guguran lava tersebut sejauh 1.000 atau 1 kilometer ke arah barat daya.

"Untuk kegempaan tercatat kegempaan guguran sejumlah 25 kali, hembusan 3 kali, hybrid atau fase banyak 4 kali dan vulkanik dangkal 1 kali," imbuhnya.

Hanik menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Kali Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km. Sementara potensi bahaya pada sektor tenggara yaitu sungai Gendol sejauh 3 km.

Sedangkan untuk kemungkinan jika terjadi lontaran material vulkanik saat terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

"Untuk yang berada di luar potensi daerah bahaya saat ini kondusif untuk beraktivitas sehari-hari," imbuhnya.

Selain itu kegiatan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III juga tetap direkomendasikan untuk dihentikan sementara waktu. 

Ditambah dengan imbauan kepada pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak dalam kondisi saat ini.

Perlu diketahui juga hingga saat ini, BPPTKG masih menetapkan status Gunung Merapi pada Siaga (Level III). Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.

Load More