
SuaraJogja.id - ASD (21), seorang mahasiswi di salah satu perguruan tinggi swasta di Jogja, terpaksa harus berurusan dengan jajaran Polsek Ngampilan. Perempuan asal Prambanan, Sleman itu ditangkap setelah melakukan tindak pidana penipuan bermodus membeli kosmetik.
Kapolsek Ngampilan Kompol Hendro Wahyono menuturkan bahwa ASD tidak hanya sekali saja melakukan tindak pidana penipuan itu. Tercatat sudah 12 kali yang bersangkutan melakukan penipuan dengan kerugian mencapai Rp15 juta.
Lebih lanjut kronologi tindak pidana penipuan itu sudah berlangsung sejak 20 Januari 2021 yang lalu. Hingga akhirnya pada 8 Maret 2021 kemarin tersangka berhasil diamankan.
Semua itu berawal dari pesan singkat yang dikirim ASD kepada sebuah klinik kecantikan Jl. KH A Dahlan, Ngampilan. Tujuannya agar yang bersangkutan bisa mendaftar untuk dilakukan perawatan dan pemesanan produk kecantikan dari klinik tersebut.
Baca Juga: Kasus Dugaan Penipuan Rp 3,6 Miliar, Abang-Adik Diadili di PN Medan
"Bahkan tersangka ini juga berniat untuk menjadi reseller produk kecantikan itu," kata Hendro, saat jumpa pers di Mapolsek Ngampilan, Selasa (6/4/2021).
Gayung bersambut, klinik kecantikan yang dikirimkan pesan singkat tadi menyetujui pesanannya. Dari situ transaksi terus berlanjut antara tersangka dan klinik kecantikan tadi.
"Tersangka mengirimkan bukti transfer uang pembelian produk itu secara rutin. Sesuai dengan nominal yang tertera dari layanan perawatan dan pembelian produk," ujarnya.
Namun ternyata bukti transfer yang dikirim itu adalah palsu dan hanya merupakan hasil editan semata. Dikatakan bahwa ASD mengedit sendiri jumlah nomin hingga nomor rekening tujuan menyesuaikan yang diberikan dari klinik.
Disampaikan Hendro, klinik kecantikan tersebut tidak curiga dengan perlakukan tersangka yang mengirim bukti transfer palsu. Kecurigaan itu muncul setelah pihak klinik melakukan audit keuangan dan benar saja ditemukan kejanggalan dalam bukti transfer oleh ASD.
Baca Juga: Cuma Jadi Perantara, Eks Pemain Timnas Nuralim Mengaku Tak Terima Uang
"Pengecekan [transaksi klinik] biasanya dilakukan setiap bulan, itu sekitar akhir bulan dan ketika dipesan itu tidak diperiksa dulu apa transfer sudah masuk atau belum," jelasnya.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Modus Penipuan Terbaru di Gmail yang Meresahkan Dunia, Apa Solusi Google?
-
Pakar Keamanan Siber Ungkap Risiko Terkait Situasi Tarif AS
-
Hanya karena Dipuji Cantik, Banyak Perempuan Jadi Korban Penipuan Finansial
-
OJK: PMI Banyak Kena Penipuan Hubungan Asmara
-
Profil PT Melia Sehat Sejahtera yang Viral Diduga Lakukan Pemaksaan, Siapa Pemiliknya?
Terpopuler
- Pascal Struijk Aneh dengan Orang Indonesia: Kok Mereka Bisa Tahu
- Dosen Asal Semarang Tewas Bersimbah Darah di Kamar Kos Sleman, Ini Kata Polisi
- Rekomendasi Mobil Suzuki Bekas Rp100 Jutaan: Ini Pilihan Terbaik dengan Spesifikasi dan Pajak Ringan
- Kapan Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan Jakarta 2025? Cek Jadwal dan Syaratnya
- Pemprov Kalbar Luncurkan Program Pemutihan Pajak Kendaraan Bermotor, Ini Syarat dan Ketentuannya
Pilihan
-
Penggugat Ijazah Palsu Jokowi Tunjuk Guru Besar UNS Jadi Mediator
-
Sri Mulyani Bocorkan 5 Kesepakatan RI-AS Untuk Batalkan Tarif Trump
-
Meski Ekonomi Lesu, Sri Mulyani Sebut Masyarakat Tetap Rajin Bayar Pajak
-
Sri Mulyani Sebut Rupiah Tahan Banting
-
8 Rekomendasi HP Samsung Murah Terbaik April 2025, Mulai Rp1 Jutaan
Terkini
-
DIY Darurat Uang Palsu? 889 Ribu Lembar Ditemukan dalam 3 Bulan Pertama 2025
-
5 Tersangka Ditangkap, Polisi Ungkap Jaringan Uang Palsu di Jogja dan Jakarta
-
Kulon Progo "Gercep" Tekan Stunting, 957 Posyandu Digencarkan
-
Link Saldo DANA Kaget Hari Ini untuk 50 Orang Pertama, Klaim Sekarang Juga Enggak Perlu Ribet
-
Gara-Gara Spot Mancing Diserobot, Sopir Truk di Sleman Bakar Motor Pemancing dari Magelang