SuaraJogja.id - Peneliti Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada Emilya Nurjani menyebutkan, berbagai daerah di Indonesia memiliki peluang terdampak siklon tropis seperti yang saat ini melanda sejumlah daerah di Nusa Tenggara Timur.
Melihat kondisi itu, menurut dia selain memperkuat konstruksi bangunan, membuat prosedur darurat, dan meningkatkan penelitian tentang prediksi siklon untuk mengurangi dampak bencana yang diakibatkan, perlu juga digalakkan sosialisasi terkait bencana yang ditimbulkan oleh siklon.
“Di Indonesia memang evakuasi karena bencana angin kencang dan storm surge belum umum dilakukan. Tetapi dalam rangka mitigasi dan adaptasi, sebaiknya sudah mulai dikenalkan," kata dia, dalam keterangan tertulis diterima SuaraJogja.id, Rabu (7/4/2021) pagi.
Sosialisasi itu dinilai penting, mengingat proyeksi peningkatan suhu muka laut ke depan akan menyebabkan peningkatan peluang terjadinya siklon tropis.
Baca Juga: Wamen LHK: Vegetasi Pohon Bisa Minimalisir Bencana Banjir dan Longsor
Wilayah Indonesia memiliki peluang terdampak siklon tropis dengan level bencana yang berbeda, lanjut Emilya.
Siklon tropis di perairan selatan Indonesia akan menimbulkan dampak yang lebih besar bagi daerah pesisir selatan Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara dibandingkan pesisir timur Sumatra atau pesisir Kalimantan.
Sementara itu, siklon tropis di utara Indonesia akan menimbulkan hujan yang lebih lebat di sekitar Sulawesi dan Kalimantan, sehingga bencana yang ditimbulkan untuk setiap daerah juga akan berbeda.
“Pengetahuan bencana sebaiknya disosialisasikan di seluruh daerah di Indonesia, sesuai dengan potensi bahaya yang ada di daerah masing-masing,” kata dia.
Ia menjelaskan, siklon tropis 99S yang terbentuk di sekitar laut Sawu, yang mengakibatkan cuaca ekstrem di Pulau Timor, merupakan bentuk formasi dari sistem badai tropis yang besar dan berkembang di atas perairan hangat dekat wilayah ekuator.
Baca Juga: Lembata Diterjang Siklon Tropis Akhirnya Diputuskan Tanggap Darurat Bencana
Pertumbuhan siklon membutuhkan uap air hangat, yang tersedia di wilayah antara 5-30 derajat di lintang utara dan lintang selatan bumi, serta efek coriolis yang merupakan implikasi dari gerak rotasi Bumi pada sumbunya.
“Efek Coriolis ini menyebabkan angin mengalami pembelokan pergerakannya. Makin besar lintangnya, maka makin besar pembelokan angin yang terjadi, sehingga di daerah ekuator atau lintang nol efek ini tidak ada,” tuturnya.
Pertumbuhan siklon dimulai dari gangguan tropis, depresi tropis, badai tropis, dan kemudian menjadi siklon tropis. Pada saat pertumbuhan mencapai badai tropis, itulah siklon ini mulai dinamai.
Dengan kondisi siklon tropis yang menimbulkan kecepatan angin mencapai 64 knot atau 74 meter per jam, dampak yang ditimbulkan berupa hujan yang lebat, angin kencang, serta gelombang laut yang besar atau storm surge.
“Beberapa penelitian menyebutkan wilayah terdampak sampai 50/km dari pusat siklon,” imbuh dia.
Peluang terbentuk siklon di Indonesia sebenarnya cukup kecil, terang Emil. Lantaran suhu permukaan laut wilayah Indonesia cukup rendah dan efek coriolis pun relatif kecil.
Meski demikian, dalam beberapa tahun terakhir siklon semakin sering terbentuk, terutama pada periode transisi dari musim penghujan ke musim kemarau atau musim kemarau ke musim penghujan.
Misalnya saja di perairan selatan dan utara Indonesia cukup banyak siklon terbentuk. Dalam setahun bisa 5-8 siklon dengan kecepatan yang berbeda dan dampak yang berbeda.
Hal itu ditengarai terjadi akibat perubahan iklim yang meningkatkan suhu permukaan laut.
Dalam kajiannya itu, Emil memandang sejak adanya Tropical Cyclone Warning Centre (TCWC), deteksi dini siklon menurutnya telah dilakukan dengan baik.
Bibit siklon sudah dapat dideteksi menggunakan citra satelit ataupun radar, pada saat bibit siklon terbentuk dengan tingkat perkembangan sebagai gangguan tropis.
Arah pergerakan dan kecepatannya pun bisa dideteksi. Sehingga bisa diperkirakan waktu serta kecepatan siklon tersebut tiba di daratan untuk sistem mitigasi.
"Namun, meski prediksi siklon bisa dilakukan, masih ditemukan kesulitan karena beberapa siklon terkadang berbalik arah. Di samping itu, kesiapan mitigasi sendiri berbeda-beda di setiap daerah," urai dia.
Dengan demikian, dibutuhkan kerja sama yang lebih solid lagi antara BMKG yang punya early warning dan Pemda yang melaksanakan mitigasi di daerah masing-masing.
Dalam laman akun instagram @infobmkg, disebutkan bahwa saat ini siklon tropis Seroja terpantau berada di Samudera Hindia sebelah selatan Pulau Sumba atau dalam koordinat diketahui berada sekitar 275 km sebelah selatan - barat daya desa Waingapu.
Siklon bergerak dengan kecepatan 10km/jam ke arah selatan - barat daya.
Siklon Seroja membawa sejumlah dampak di wilayah Indonesia, antara lain hujan sedang hingga lebat disertai kilat/petir serta angin kencang terhadap wilayah DIY, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat. Serta dampak hujan sedang ke wilayah Nusa Tenggara Timur.
Sementara itu, dampak siklon berpotensi memunculkan gelombang laut setinggi 2 meter hingga 4 meter di perairan barat Lampung, Samudera Hindia barat Lampung, Selat Sunda bagian selatan. Berdampak pula ke wilayah perairan selatan pantai Jawa hingga NTB. Termasuk pula di Samudera Hindia selatan P.Jawa hingga Bali, perairan selatan Pulau Sumba hingga Pulau Rote.
Sedangkan perairan selatan NTB hingga Pulau Sumba, siklon seroja membawa potensi memunculkan gelombang laut setinggi 4 meter sampai 6 meter.
Kontributor : Uli Febriarni
Berita Terkait
-
Evakuasi Korban Terdampak Meletusnya Gunung Lewotobi Laki-laki
-
Korban Banjir Dahsyat Spanyol Kembali Bertambah, 211 Orang Meninggal Dunia
-
Badai Trami dan Kong-Rey Tewaskan 125 Jiwa di Filipina, Jutaan Orang Terdampak
-
Tragedi Topan Trami Filipina: Korban Tewas Tembus 100, Puluhan Masih Hilang
-
Badai Milton Telan 17 Korban Jiwa di Florida, Jutaan Orang Tanpa Listrik!
Terpopuler
- Mahfud MD Sebut Eks Menteri Wajib Diperiksa Kasus Judol Pegawai Komdigi, Budi Arie Bilang 'Jangan Kasih Kendor'
- Rocky Gerung Spill Dalang yang Bongkar Kasus Judi Online Pegawai Komdigi
- Kejanggalan Harta Kekayaan Uya Kuya di LHKPN KPK, Dulu Pernah Pamer Saldo Rekening
- Berani Sentil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Segini Harta Kekayaan Melly Goeslaw
- Bak Gajah dan Semut, Beda Citra Tom Lembong vs Budi Arie Dikuliti Rocky Gerung
Pilihan
-
Pindad Segera Produksi Maung, Ini Komponen yang Diimpor dari Luar Negeri
-
Petinggi Lion Air Masuk, Bos Garuda Irfan Setiaputra Ungkap Nasibnya Pada 15 November 2024
-
Profil Sean Fetterlein Junior Kevin Diks Berdarah Indonesia-Malaysia, Ayah Petenis, Ibu Artis
-
Kritik Dinasti Politik Jadi Sorotan, Bawaslu Samarinda Periksa Akbar Terkait Tuduhan Kampanye Hitam
-
Bakal Dicopot dari Dirut Garuda, Irfan Setiaputra: Siapa yang Dirubah Engga Tahu!
Terkini
-
PR Poros Maritim Prabowo: Belajar dari Ketahanan ala Jenderal Soedirman
-
Fokus Isu Anak dan Perempuan, Calon Bupati Sleman Kustini Bahas Pembangunan Nonfisik dengan DPD RI
-
Dari Rumah Sakit Hingga Penggergajian Kayu: Reka Ulang Pengeroyokan Remaja Bantul Ungkap Fakta Mengerikan
-
Ferry Irwandi vs Dukun Santet: Siapa Surasa Wijana Asal Yogyakarta?
-
Terdampak Pandemi, 250 UMKM Jogja Ajukan Hapus Hutang Rp71 Miliar