Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Jum'at, 02 April 2021 | 10:17 WIB
Ilustrasi Rumah Pocong Sumi Kotagede Jogja - (Suara.com/Iqbal Asaputro)

SuaraJogja.id - Cerita horor seringkali jadi daya tarik tersendiri suatu daerah bagi wisatawan. Selain punya bergam kuliner dan situs bersejarah, Jogja juga dianggap menari untuk dikunjungi karena punya rumah angker yang sudah tak perlu diragukan lagi popularitasnya -- rumah pocong Sumi Kotagede.

Bagunan yang berlokasi di kawasan Kotagede, Bantul ini konon berdiri sejak 1860, otomatis menjadikannya sebagai salah satu bangunan tua berusia lebih dari satu abad alias 100 tahun.

Sudah barang umum segala hal yang eksis ratusan tahun dikaitkan dengan cerita mistis, apalagi dengan bumbu sejarah bernuansa horor yang melekat pada rumah pocong Sumi Kotagede ini.

Kisah di balik rumah angker ini kabarnya bermula dari sebuah peristiwa yang terjadi jauh puluhan tahun lalu.

Baca Juga: 8 Nama Jalan di Jogja yang Lebih Dikenal Singkatannya, Kamu Udah Tahu?

Meski begitu, sampai sekarang tak jarang masyarakat yang masih membicarakannya sampai ceritanya tersebar secara berantai dari mulut ke mulut.

Mau tahu fakta-fakta rumah pocong Sumi Kotagede? Berikut SuaraJogja.id memberikan lima poin ulasannya:

1. Legenda sosok Sumini

Konon katanya, pada 1935 silam, seorang perempuan bernama Sumini tinggal di rumah berpagar hijau-kuning itu.

Sama seperti kedua orang tua Sumini, yang mewariskan rumah itu padanya, suami Sumini juga merupakan pengusaha batik.

Baca Juga: Pamali Pakai Baju Hijau di Pantai Selatan, dari Mistis Sampai Logis?

Suatu hari, Mbak Sumini terpaksa berada di rumah seorang diri karena sang suami pergi untuk urusan bisnis.

Sebenarnya, ia sudah diperingatkan suaminya untuk tak membukakan pintu jika ada yang mengetok karena Sumini tak ditemani siapa pun di rumah.

Namun sayang, rumah pocong Sumi Kotagede -- tentunya dulu belum memiliki sebutan ini -- sudah diincar rombongan penyamun.

Tiga perampok itu datang pada suatu malam ketika Sumini sendirian di rumah. Mereka menggedor-gedor pintu membawa pesan palsu bahwa suami Sumini mengalami kecelakaan.

YouTuber Billy Christian, Nono penjaga rumah, dan gadis indigo Tasha Siahaan di Rumah Pocong Sumi Kotagede - (YouTube/Billy Christian)

Panik, Sumini akhirnya membuka pintu, lupa akan pesan sang suami. Berhasil memperdaya Sumini, tiga perampok tadi langsung menjarah rumah besar bergaya indische itu.

Bukan saja harta benda yang diambil, nyawa Sumini pun ikut menjadi sasaran. Ketiga perampok tadi memperkosa Sumini dan mencekiknya sampai meninggal.

Seakan menjadi bukti yang memperkuat adanya kisah mengenaskan itu, Tasha Siahaan, seorang gadis indigo yang kala itu menyambangi rumah pocong Sumi Kotagede, ditemani Nono, penjaga rumah, mengatakan, di bangunan kuno tersebut, dia mendapat suatu penglihatan.

Berdasarkan penuturannya, Mbak Sumi beberapa bulan saja tinggal di rumah itu, dan ia merupakan korban pembunuhan.

2. Pocong Sumi

Sejak insiden tragis tadi, rumah tersebut ditinggalkan dalam keadaan kosong sampai saat ini hingga berganti penghuni berupa makhluk gaib.

Salah satu makhluk gaib yang menghuni rumah itu dikenal dengan sapaan, yang tak lain dan tak bukan, "pocong Sumi".

Ada yang bilang, pocong Sumi hanyalah jelmaan makhluk gaib di sana yang menyerupai sosok Sumini. Di sisi lain, katanya, pocong Sumi memanglah Sumini sendiri.

Ia disebut-sebut muncul ke teras rumah setiap pukul 22.00 WIB ketika jalanan gelap dan sepi.

Namun, beberapa orang percaya, pocong Sumi tak pernah punya niat jahat dan cuma mau mengganggu orang-orang dengan niat tak baik yang masuk ke rumahnya.

3. Kuburan di halaman depan rumah

Seolah tak cukup dengan kisah tragis di baliknya, rumah pocong Sumi Kotagede juga memiliki kuburan di halaman depan yang menambah kesan angker.

Hanya saja, ternyata kuburan di pelatarn rumah tersebut bukan punya Mbak Sumi. Setidaknya itu yang dikatakan Tasha Siahaan.

Ia menyebut sosok pemilik kuburan itu sebagai "Si Mbok". Dari penglihatannya, Si Mbok-lah yang berada di kuburan tersebut.

Selain itu, kata Tasha, sebelum Mbak Sumi, rumah itu dulunya ditempati orang Belanda, dan Si Mbok sangat menyayangi ornag Belanda itu sampai-sampai ketika tentara Jepang datang menyerang Belanda secara brutal, Si Mbok menyerahkan dirinya.

Jenazah Si Mbok lalu baru ditemukan beberapa hari seusai kejadian. ART di rumah itu menemukan Si Mbok dalam keadaan sudah tak bernyawa di kamar mandi paling belakang di rumah tersebut.

4. Kisah pemilik asli rumah

Mundur jauh ke belakang sebelum tragedi Mbak Sumi di 1935, sudah disebutkan di atas, rumah pocong Sumi Kotagede telah berusia ratusan tahun.

Sebelum dihuni Sumini dan suami, rumah ini sudah ada sejak lama. Kabarnya, rumah tersebut milik seorang menteri agama era Soeharto yang kemudian ditinggal dalam kondisi kosong selama 40 tahun.

Rumah Pocong Sumi Kotagede - (YouTube/Billy Christian)

Empat puluh tahun tentu bukan waktu yang singkat, jadi bisa terbayang kan betapa angkernya rumah itu?

Statusnya pun tidak jelas. Dihuni tidak, dijual pun juga tidak. Salah satu penyebabnya, rumah tersebut menjadi hak waris tiga anak.

Namun, setelah si pemilik meninggal dunia, anak-anaknya memilih untuk tak tinggal di situ juga.

Di samping itu, kisah lain yang menyebar soal penghuni terdahulu sebelum Sumini berkaitan dengan pembunuhan keji yang dilakukan seorang suami terhadap istrinya.

Konon, sepasang suami-istri pedagang berlian asal Belanda pernah tinggal di situ. Sebuah kesalahpahaman kemudian membuat keduanya bertengkar. Sang suami membunuh istrinya, yang sedang hamil, di kamar.

Kamar yang menjadi TKP pembunuhan keji itu pun selalu ditutup. Tak ada satu orang pun yang diizinkan masuk ke kamar rahasia itu.

5. Cagar budaya dengan atmosfer horor

Kalau di Semarang ada Lawang Sewu sebagai destinasi wisata bernuansa horor, mungkin di Jogja, Rumah Pocong Sumi Kotagede punya status yang sama.

Bangunan yang kini menjadi cagar budaya di Jogja ini pun punya ahli kunci yang bertugas untuk menjaganya.

Selain didatangi wisatawan untuk berswafoto, Rumah Pocong Sumi Kotagede juga kerap dijadikan lokasi uji nyali.

Untuk siapa pun yang berkunjung ke sana, ingat ya, selalu patuhi segala aturan yang ditetapkan demi menjaga kedamaian dan ketenangan bersama, termasuk dengan mereka yang hidupnya berdampingan dengan kita.

Load More