Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Kamis, 08 April 2021 | 15:58 WIB
Ilustrasi soal Matematika. [Shutterstock]

SuaraJogja.id - Soal Matematika jenjang Sekolah Menengah Pertama Asesmen Standar Pendidikan Daerah (ASPD) di Kabupaten Sleman diduga bocor ke tengah siswa, di salah satu sekolah wilayah Kapanewon Depok.

Kepala Dinas Pendidikan Sleman Ery Widaryana menjelaskan, semua persiapan penyusunan sampai distribusi dilakukan oleh Disdikpora DIY. Sementara Disdik Sleman hanya selaku pelaksana.

Soal ASPD lanjut Ery, bersifat semi daring. Dalam arti, soal tersebut ditransfer dari tim teknis DIY ke sekolah, saat soal baru akan dikerjakan oleh siswa.

"Kami tidak tahu soalnya seperti apa. Semua hasil, koreksi juga di tingkat Disdikpora DIY," terangnya, ditemui pada Kamis (8/4/2021).

Baca Juga: Jadwal Perempat Final Piala Menpora 2021: Persib Jumpa Persebaya di Sleman

Disdik Sleman tidak bisa memastikan soal tersebut bocor atau tidak. Karena pihaknyapun tak mengetahui seperti apa soal ASPD yang harusnya dikerjakan oleh siswa.

Kendati demikian, Disdikpora DIY dan Disdik di tingkat kabupaten/kota tak tinggal diam dengan adanya kabar yang ramai muncul di media massa tersebut dan bersepakat membentuk Tim Pencari Fakta (TPF).

Tim inilah yang akan menindaklanjuti dugaan bocornya soal ASPD tersebut, menganalisis.

Selain itu, Dinas Pendidikan Sleman mengajukan permohonan dilakukannya ASPD Matematika ulang bagi siswa di sekolah yang bersangkutan. Tujuannya, untuk memberikan keadilan kepada seluruh siswa, sekaligus ketenangan, keamanan dan kenyamanan.

"Tetapi keputusan dikabulkan tidaknya usulan kami, ada di Disdikpora DIY. Kami nanti hanya mengawal pelaksanaan termasuk protokol kesehatan di lokasi," ujarnya.

Baca Juga: Link Live Streaming PSS Sleman Vs Persebaya Surabaya

Ery menyatakan, Disdik Sleman telah menindaklanjuti kabar yang beredar di media sosial dengan berkunjung ke sekolah yang bersangkutan.

"Dari media sosial saya melihat bahwa oknum guru yang viral memberikan pembahasan soal ASPD itu namanya ibu... [menyebut nama]. Beliau bukan tim penyusun soal. Penyusun soal diseleksi dari DIY, saya tidak hafal siapa-siapa anggota tim dari Sleman, karena itu seleksi oleh DIY," terangnya.

Ia menjelaskan, ASPD merupakan kegiatan yang diselenggarkan di sekolah-sekolah se-DIY. Ada beberapa tujuan ASPD diselenggarakan.

Pertama, mengetahui standar penguasaan kompetensi siswa yang selma ini melaksanakan pembelajaran jarak jauh. Kedua, ASPD sekaligus digunakan sebagai bahan evaluasi pembelajaran daring yang selama ini dilakukan.

"Karena kami perlu mengetahui tingkat keberhasilannya [PJJ] selama pandemi ini," kata dia.

Ketiga, ASPD direncanakan sebagai salah satu syarat atau perhitungan melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi.

Namun, hasil ASPD tidak menentukan kelulusan dan tidak untuk meluluskan siswa. Kelulusan siswa tetap dilakukan lewat ujian sekolah seperti yang sudah diatur dalam Permendikbud.

"Kami benar-benar bekerja keras agar ASPD bisa terselenggara dengan baik dan bekerjasama dengan semua pihak. Termasuk gugus tugas kabupaten hingga dusun," lanjut dia.

Selain itu, protokol kesehatan ditegakkan sedemikian rupa dan jangan sampai diabaikan. Sekolah selalu dipantau oleh tim dari berbagai tingkatan.

"Hadirnya peserta ASPD harus dapat izin dari orang tua. Dalam rangka penanggulangan COVID-19 juga, kami sudah sampaikan kalau ada peserta didik dari keluarga isolasi atau dari daerah isolasi atau sedang tidak sehat, dimohon tidak ikut lebih dahulu. Bagi anak yang belum ikut, masih ada susulan dimungkinkan," imbuhnya.

Sekretaris Daerah Sleman Harda Kiswaya menuturkan, lewat penelusuran sementara yang dilakukan olehnya dan Disdik Sleman, diketahui sekolah dan guru yang diduga membocorkan soal ASPD Matematika itu sebetulnya sedang mengadakan bimbingan bagi anak-anak.

Guru tersebut sebelumnya telah mengumpulkan soal-soal. Soal itu yang kemudian dipakai pembekalan kelas sebagai 'pra ujian'.

Menurut Harda, tak ada yang mengetahui perihal isi soal. Bahkan pemkab Sleman tak mengetahui seperti apa soal yang akan dikerjakan siswa. Apalagi, Disdikpora DIY baru mengirimkan soal setengah jam sebelum ujian dimulai.

"Berarti kan kalau bocor enggak mungkin. Kalau bocor kan pasti sebelumnya. Yang beredar itu bahan materi pendampingan, tapi kalau setelah temuan klarifikasi Disdikpora DIY itu soalnya sama, yang salah yang bikin soal," kata dia.

Namun demikian, kejadian yang muncul ini tetap menjadi pembelajaran bagi Pemkab Sleman untuk ke depannya.

Pemkab Sleman juga tetap memberikan pendampimgan dan ingin mempublikasikan hasil penelusuran TPF perihal terbukti bocor atau tidaknya, bersalah atau tidaknya guru sekolah di Depok tersebut.

Kontributor : Uli Febriarni

Load More