SuaraJogja.id - Program vaksinasi Covid-19 bagi beberapa kelompok masyarakat di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) masih terus berlangsung. Hingga kini Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY belum menerima laporan terkait adanya Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang tergolong berat.
"Belum ada [laporan KIPI] yang berat, jangan, semoga tidak ada," kata Kepala Dinkes DIY Pembajun Setyaningastutie, kepada awak media, Jumat (9/4/2021).
Pembajun menjelaskan berdasarkan laporan resmi yang masuk ke Dinkes DIY tercatat hanya sekitar 10an orang yang merasakan KIPI. Dari jumlah itu yang semuanya masih dalam kategori kasus KIPI ringan.
"Kalau yang kami terima secara resmi itu baru 10an, itu yang resmi. Ada juga yang mual-mual, laper, ngantuk itu tidak lapor," ucapnya.
Lebih lanjut Pembajun menuturkan bahwa sistem pelaporan KIPI itu bisa dilakukan dalam kurun waktu 1x24 jam. Sehingga memang jika penerima vaksin merasakan sesuatu setelah divaksin dalam kurun waktu itu diharapkan segera melapor.
Namun dari sekian laporan yang masuk ke Dinkes DIY, justru sebenarnya bukan karena KIPI. Melainkan disebabkan dengan kondisi penerima vaksin yang kuranf fit.
"Dari sekian laporan itu sebenarnya ada sebagian besar yang bukan karena KIPI. Jadi beliau itu datang menerima vaksin dalam kondisi yang tidak fit. Bukan sakit tapi misal belum makan, kurang minum. Setelah dievaluasi ternyata bukan masuk dalam KIPI," terangnya.
Disebutkan Pembajun, KIPI tidak hanya terjadi pada penerima vaksin yang menggunakan AstraZeneca. Namun juga penerima vaksin Sinovac pun tetap ada yang merasakan KIPI.
Diketahui bahwa vaksin AstraZeneca sendiri di DIY hanya didistribusikan sebanyak 12.500 vial. Vaksin buatan Inggris itu juga hanya digunakan untuk anggota TNI dan Polri, sedangkan masyarakat umum lainnya tetap menggunakan Sinovac.
Baca Juga: Meski Jadi Prioritas, Vaksinasi Lansia di DIY Masih Belum Maksimal
"KIPI itu ada bukan cuma AstraZeneca, Sinovac juga ada tapi kasusnya ringan. AstraZeneca kemarin 1.500 vial untuk TNI Polri sudah tidak dapat lagi. Semua untuk masyarakat pakai Sinovac," ujarnya.
Disinggung mengenai, target penyelesaian vaksinasi tahap kedua, kata Pembajun, tetap diharapkan akan selesai pada Juni mendatang. Kendati tidak dipungkiri pelaksanaannya masih cukup tersendat.
"Harapannya Juni. Namun dengan vaksin yang tersendat ini ya mudah-mudahan tetap bisa selesai Juni lah. Soalnya Mei-Juli itu udah kita pindah ke tahap ketiga untuk masyarakat rentan, yang difabel, atau komorbid kalau bisa diulang lagi akan dimasukkan tahap ketiga," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Satu Kata Misteri dari Pengacara Pratama Arhan Usai Sidang Cerai dengan Azizah Salsha
- 15 Titik Demo di Makassar Hari Ini: Tuntut Ganti Presiden, Korupsi CSR BI, Hingga Lingkungan
- 3 Negara yang Bisa Gantikan Kuwait untuk Jadi Lawan Timnas Indonesia di FIFA Matchday
- Liga Inggris Seret Nenek ke Meja Hukum: Kisah Warung Kopi & Denda Ratusan Juta yang Janggal
- Deretan Kontroversi yang Diduga Jadi Alasan Pratama Arhan Ceraikan Azizah Salsha
Pilihan
-
Jangan Tertipu Tampilan Polosnya, Harga Sneaker Ini Bisa Beli Motor!
-
Tom Haye ke Persib, Calvin Verdonk Gabung ke Eks Klub Patrick Kluivert?
-
Alasan Federico Barba Terima Persib, Tolak Eks Klub Fabio Grosso
-
Siapa Federico Barba? Anak Emas Filippo Inzaghi yang Merapat ke Persib
-
Stok BBM Shell Kosong Lagi, Kapan Kembali Tersedia?
Terkini
-
Danais Dipangkas, Bagaimana Nasib Event Budaya Bantul di Tahun 2026?
-
Jogja Jadi Pusat Smart City Nasional 2025: JSS Jadi Kunci, Integrasi Data Dikebut
-
Ratusan Buruh Geruduk DPRD DIY, Kibarkan Bendera One Piece dan Desak Pemerintah Penuhi Tuntutan
-
Dana Transfer Dipangkas Rp250 M, Pemkot Jogja Lakukan Strategi Refocusing Anggaran
-
Jangan Sampai Ketinggalan, Ini 3 Link Aktif Raih DANA Kaget secara Cuma-cuma