Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Jum'at, 09 April 2021 | 13:42 WIB
Salah satu tenaga kesehatan yang sedang menyiapkan vaksin di kawasan Benten Vredeburg Yogyakarta beberapa waktu lalu. [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja.id]

SuaraJogja.id - Program vaksinasi Covid-19 bagi beberapa kelompok masyarakat di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) masih terus berlangsung. Hingga kini Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY belum menerima laporan terkait adanya Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang tergolong berat.

"Belum ada [laporan KIPI] yang berat, jangan, semoga tidak ada," kata Kepala Dinkes DIY Pembajun Setyaningastutie, kepada awak media, Jumat (9/4/2021).

Pembajun menjelaskan berdasarkan laporan resmi yang masuk ke Dinkes DIY tercatat hanya sekitar 10an orang yang merasakan KIPI. Dari jumlah itu yang semuanya masih dalam kategori kasus KIPI ringan.

"Kalau yang kami terima secara resmi itu baru 10an, itu yang resmi. Ada juga yang mual-mual, laper, ngantuk itu tidak lapor," ucapnya.

Baca Juga: Meski Jadi Prioritas, Vaksinasi Lansia di DIY Masih Belum Maksimal

Lebih lanjut Pembajun menuturkan bahwa sistem pelaporan KIPI itu bisa dilakukan dalam kurun waktu 1x24 jam. Sehingga memang jika penerima vaksin merasakan sesuatu setelah divaksin dalam kurun waktu itu diharapkan segera melapor.

Namun dari sekian laporan yang masuk ke Dinkes DIY, justru sebenarnya bukan karena KIPI. Melainkan disebabkan dengan kondisi penerima vaksin yang kuranf fit.

"Dari sekian laporan itu sebenarnya ada sebagian besar yang bukan karena KIPI. Jadi beliau itu datang menerima vaksin dalam kondisi yang tidak fit. Bukan sakit tapi misal belum makan, kurang minum. Setelah dievaluasi ternyata bukan masuk dalam KIPI," terangnya.

Disebutkan Pembajun, KIPI tidak hanya terjadi pada penerima vaksin yang menggunakan AstraZeneca. Namun juga penerima vaksin Sinovac pun tetap ada yang merasakan KIPI.

Diketahui bahwa vaksin AstraZeneca sendiri di DIY hanya didistribusikan sebanyak 12.500 vial. Vaksin buatan Inggris itu juga hanya digunakan untuk anggota TNI dan Polri, sedangkan masyarakat umum lainnya tetap menggunakan Sinovac.

Baca Juga: Vaksinasi di Bulan Ramadan Tetap Jalan, Dinkes DIY: Tidak Ada Vaksin Malam

"KIPI itu ada bukan cuma AstraZeneca, Sinovac juga ada tapi kasusnya ringan. AstraZeneca kemarin 1.500 vial untuk TNI Polri sudah tidak dapat lagi. Semua untuk masyarakat pakai Sinovac," ujarnya.

Disinggung mengenai, target penyelesaian vaksinasi tahap kedua, kata Pembajun, tetap diharapkan akan selesai pada Juni mendatang. Kendati tidak dipungkiri pelaksanaannya masih cukup tersendat.

"Harapannya Juni. Namun dengan vaksin yang tersendat ini ya mudah-mudahan tetap bisa selesai Juni lah. Soalnya Mei-Juli itu udah kita pindah ke tahap ketiga untuk masyarakat rentan, yang difabel, atau komorbid kalau bisa diulang lagi akan dimasukkan tahap ketiga," pungkasnya.

Load More