Pada tahun 80-an, perdagangan bakpia ini mulai berkembang pesat, seiring banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Jogja. Penjualannya sendiri tidak dilakukan secara berkeliling lagi, tetapi ditawarkan di toko bersama olahan makanan lainnya.
Untuk mengantisipasi pesaing, BP 75 mempertahankan keaslian bahan baku kacang hijau tanpa campuran dan pemanis buatan.
Sementara Bakpia Pathok 25, atau selanjutnya disebut BP 25, dirintis oleh Tan Aris Nio dan dilanjutkan oleh anaknya, Arlen Sanjaya. Sama seperti BP 75, BP 25 juga berawal dari bisnis rumahan yang dikerjakan oleh satu pegawai dan lima anak pemiliknya.
Kue ini juga mulai diproduksi pada tahun 1948 di Kampung Pathuk. Penjualannya masih menggunakan besek atau tempat dari anyaman bambu tanpa merek, dan peminatnya terbatas.
Selanjutnya pada tahun 1980-an, BP 25 sudah dipatenkan menjadi merek dagang diiringi dengan perubahan kemasan menjadi kardus. Sampai saat ini, BP 25 memiliki beberapa cabang penjualan resmi di Yogyakarta.
Dikenal sebagai dua mereka bakpia ternama dengan sejarah panjang sejak tahun 1948, ada beberapa perbedaan yang dimiliki BP 75 dan BP 25.
Perbedan Bakpia Patuk 75 dan Bakpia Pathok 25
Dari segi harganya, dilihat dari jasa pembelian makanan online, BP 75 isi kacang hijau klasik untuk satu kemasan berisi 15 butir bakpia dijual Rp35.000. Sementara untuk BP 25 satu kemasan -- tidak disebutkan isinya -- dijual seharga Rp45.000 untuk rasa yang sama.
Meski sudah tampak berbeda dari nomor yang digunakan, visual yang ditampilkan dua kardus tersebut juga patut dinilai. BP 75 memiliki desain yang sederhana dengan angka 75 berada di tengah segitiga warna merah yang juga berada di dalam kotak warna hijau. Tidak banyak visual atau informasi yang dicantumkan selain merek dagang, tahun berdiri, logo halal, nomor produksi, dan keterangan isi.
Baca Juga: Jualan Telur dan Bakpia Keliling, Kakek Ini Nafkahi 7 Anak Yatim Piatu
Sementara itu, BP 25 memiliki tampilan yang lebih ramai. Selain merek dagang dengan nomor 25 yang besar, tampak juga potret bakpia yang tersaji di atas piring. Di sekelilingnya terlihat butiran kacang hijau dan tepung dalam wadah dan berserakan. Ada juga teko dari kayu yang identik dengan budaya Jawa. Di bawah mereknya ada tulisan 'oleh-oleh khas Yogyakarta.'
Dari pernyataan warganet, disampaikan bahwa penampilan BP 75 lebih menarik lantaran ukuran dan bentuknya lebih seragam, termasuk bentuk bulat dan ketebalannya.
Sedangkan, untuk BP 25, antara bakpia yang satu dan lainnya lebih bervariasi. Bahkan ada beberapa bentuk yang penyok. Ketika dibelah, tampak BP 75 memiliki kulit tipis yang berlapis.
Mengenai rasa yang ditawarkan tentu akan relatif sesuai dengan selera masing-masing orang. Jika digambarkan, BP 75 disebut memiliki rasa kacang hijau dan manis yang terpadu secara pas.
Sementara, BP 25 memiliki cita rasa kacang hijau yang lebih kuat. Saat digigit, BP 25 memiliki tekstur yang lebih lembut. Sedangkan BP 75 terasa lebih rapuh dan kulit yang mudah rontok.
Demikian beberapa perbedaan Bakpia Pathuk 75 dan Bakpia Patok 25 menurut warganet. Terkait rasa dan tampilan tentunya akan bersifat relatif sesuai dengan selera masing-masing orang.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Eks Parkir ABA di Jogja Disulap Jadi RTH, Ini Target & Kapasitas Parkir Pengganti
-
Seleb TikTok Gunungkidul Diduga Tipu Puluhan Juta, Bisnis Celana Boxer Berujung Penjara?
-
Revisi KUHAP: Dosen UGM Ungkap Potensi Konflik Akibat Pembatasan Akses Advokat
-
5 Rekomendasi Hotel di Penang yang Dekat dengan RS Gleneagles
-
DIY Genjot Sertifikasi Dapur MBG: Cegah Keracunan Massal, Prioritaskan Kesehatan Anak