SuaraJogja.id - Rencana pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik (PLTN) nampaknya sudah pada tahap baru. Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) tengah menyelesaikan studi tapak pendirian PLTN di Kalimantan Barat (kalbar).
"Ditargekan studi tapak bisa diselesaikan pada 2024 mendatang," ujar Kepala BATAN, Anhar Riza Antariksawan di Yogyakarta, Senin (12/04/2021).
Menurut Anhar, studi tapak PLTN tersebut menjadi salah satu dari tiga program riset nasional yang ditugaskan pemerintah pada BATAN. Dari hasil studi lapak tersebut nantinya akan dilanjutkan kajian lain mulai dari studi energi, lingkungan hingga studi ekonomi dalam rencana pembangunan PLTN.
Studi tapak ini sempat berhenti selama setahun terakhir akibat pandemi COVID-19. Setelah ada kebijakan terkait penanganan pandemi, studi tapak kembali dilanjutkan tahun ini yang melibatkan berbagai stakeholder, termasuk akademisi.
Berbagai kajian tersebut nantinya menjadi dasar pemerintah dalam menentukan kelayakan Kalimantan Barat sebagai lokasi pendirian PLTN.
"Sebelumnya sudah dilakukan sttudi awal sudah dilaksanakan pada awal 2020 lalu," jelasnya.
Anhar menambahkan, studi tapak harus dilakukan secara tepat. Sebab berdasarkan studi tapak yang juga dilakukan di Bangka, terdapat puluhan parameter yang harus dikonfirmasi dalam studi ini.
Diantaranya penggunaan teknologi small modular reactor (SMR). Teknologi ini bisa memaksimalkan enegeri 350 Megawatt Elektrik (MWE).
"Tapi kami menunggu keputusan pemerintah karena batan hanya berutgas menyiapkan lokasi," ujarnya.
Baca Juga: BATAN Kembangkan Antiserum untuk Lemahkan Virus Covid-19
Anhar menambahkan, selain studi kelayakan PLTN di Kalbar, BATAN juga melakukan pengembangan produk-produk radiologi di sektor kesehatan. Riset yang dilakukan antara lain pengembangan sistem pemantauan aktivitas radiasi untuk keselamatan dan keamanan.
BATAN akan bekerjasama dengan BMKG untuk memantau kualitas udara di lingkungan yang terpapar radiasi. Pemantauan ini dilakukan untuk mengantisipasi dampak pengembangan nuklir oleh negara lain ke Indonesia.
"Kami juga memasang portal di pelabuhan-pelabuhan untuk mengetahui ada tidaknya material radioaktif yang masuk tapi ini dikendalikan bapeten," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- 7 Rekomendasi Lipstik Mengandung SPF untuk Menutupi Bibir Hitam, Cocok Dipakai Sehari-hari
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Lipstik Halal dan Wudhu Friendly yang Aman Dipakai Sehari-hari, Harga Mulai Rp20 Ribuan
Pilihan
- 
            
              Gandeng Raksasa Pengembang Jepang, Sinar Mas Land Hadirkan Kota Wisata Ecovia
- 
            
              Harga Emas Turun Empat Hari Beruntun! Galeri 24 dan UBS Hanya 2,3 Jutaan
- 
            
              Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
- 
            
              Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
- 
            
              Isuzu Kenalkan Mesin yang Bisa Telan Beragam Bahan Bakar Terbarukan di JMS 2025
Terkini
- 
            
              Dinkes Sleman Sebut Tren Kasus ISPA Naik, Sepanjang 2025 Tercatat Sudah Capai 94 Ribu
- 
            
              Mengatur Cash Flow Rumah Tangga: Kenapa Token Listrik Perlu Masuk Daftar Prioritas
- 
            
              Ramai Motor Mogok Massal di Jawa Timur, Pakar Sebut Tak Terkait Campuran Etanol di Pertalite
- 
            
              Dear Presiden Prabowo, Judol Ancam Program Pro-Rakyat, Terbitkan PP PSE!
- 
            
              Bantul Rombak Pejabat Tinggi! Ini Alasan dan Janji Bupati Soal Pelayanan Publik