SuaraJogja.id - Sejumlah warga serta nelayan yang bekerja di sekitar muara Sungai Opak sekitar Pantai Samas, Bantul, mulai khawatir dengan penambangan pasir ilegal yang kembali bergeliat.
Warga khawatir penambangan tersebut mengganggu ekosistem mangrove dan lokasi penyu bertelur.
Sebelumnya, penambangan di sekitar muara Sungai Opak yang berbatasan juga dengan Kapanewon Kretek ini, sempat terhenti. Hal itu menyusul dengan hilangnya nyawa seorang penambang pasir bernama Suhardi (43) yang jasadnya belum ditemukan sampai saat ini.
Salah seorang warga Kalurahan Srigading, Kapanewon Sanden, Murtijo menyatakan ada belasan perahu yang kembali menambang di gundukan pasir Pantai Samas.
"Setiap hari ada belasan perahu yang menambang gundukan pasir, tepatnya disisi barat muara Sungai Opak," kata Murtijo dihubungi wartawan, Senin (12/4/2021).
Ia melanjutkan, jika penambangan terus dilakukan, akan ada ekosistem laut yang rusak akibat penambangan ilegal itu.
"Bisa dibayangkan nantinya, ada kerusakan hutan mangrove dan juga habitat tempat penyu bertelur ikut terganggu," jelas dia.
Meski tak banyak nelayan yang mencari ikan di sekitar Pantai Samas, pihaknya menyayangkan jika lingkungan sekitar menjadi rusak.
Di sisi lain potensi intrusi atau bercampurnya air asin (laut) dengan air tawar yang ada di permukiman warga bisa terjadi. Sehingga kualitas air warga terganggu dan berbahaya bagi tubuh.
Baca Juga: Hari Pertama Tarawih, Masjid Agung Bantul hanya Dihadiri Lima Shof Jamaah
Salah seorang Ketua RT di Pantai Samas, Eko Susanto mengaku tambang pasir ilegal seharusnya ditertibkan oleh penegak hukum. Disamping itu, saat ini pembangunan jembatan Kretek II sedang dimulai.
”Ya harusnya ada ketegasan dari penegak hukum. Jika berbicara terkait pendapatan untuk hidup, semua warga juga butuh itu. Namun kan caranya tidak seperti itu (menambang pasir laut secara ilegal)," terangnya.
Terpisah, Panewu Kretek, Cahyo Widodo mengakui masih ada penambangan di perbatasan Pantai Samas. Namun demikian jumlahnya sudah berkurang banyak.
Ia menambahkan, awalnya penambang banyak didatangkan dari Bojonegoro, Jawa Timur. Tapi saat ini diakuinya sudah tidak ada.
"Jumlah penambangnya juga sudah berkurang dan penambang dari Bojonegoro memang ahli dalam menyelam dan mencari pasir. Tapi saat ini sudah tidak ada lagi," klaimnya.
Cahyo menjelaskan saat ini sudah ada rapat sosialisasi pembangunan jembatan Kretek II di Kalurahan Parangtritis. Dengan demikian setelah ada pembangunan jembatan Kretek II maka aktivitas penambangan harus dihentikan.
Berita Terkait
-
Longsor Tebing Sungai Opak Ancam Talut Jembatan Ngablak
-
Penambangan Pasir Ilegal di Muara Sungai Opak, FPRB Beri Penjelasan
-
Selamatkan Penambang Pasir di Sungai Opak, Hendri Nyaris Tergulung Ombak
-
Sedang Menambang Pasir, 1 Pekerja Hilang Terseret Muara Sungai Opak
-
Air Sumur Jadi Asin, Warga Tirtohargo Keluhkan Tambang Pasir di Sungai Opak
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Dukung Konektivitas Sumatra Barat, BRI Masuk Sindikasi Pembiayaan Flyover Sitinjau Lauik
-
Hidup dalam Bayang Kejang, Derita Panjang Penderita Epilepsi di Tengah Layanan Terbatas
-
Rayakan Tahun Baru di MORAZEN Yogyakarta, Jelajah Cita Rasa 4 Benua dalam Satu Malam
-
Derita Berubah Asa, Jembatan Kewek Ditutup Justru Jadi Berkah Ratusan Pedagang Menara Kopi
-
BRI Perkuat Pemerataan Ekonomi Lewat AgenBRILink di Perbatasan, Seperti Muhammad Yusuf di Sebatik