Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Selasa, 13 April 2021 | 15:12 WIB
Ilustrasi Covid-19 (Foto: Antara)

Upaya pemberangkatan jenazah diupayakan dengan acara seminimal mungkin dan waktu sesingkat mungkin.

Untuk diketahui, Kepala Dinkes Sleman Joko Hastaryo mengatakan, pada awal penerapan PPKM Mikro Pemkab Sleman, menganalisis bahwa hajatan dan takziah merupakan salah satu kegiatan yang berpotensi memunculkan klaster penularan Covid-19.

"Takziah yang berlama-lama, pada kenyataannya masih ada yang seperti itu. Kesadaran masyarakat penting, dalam mengontrol terjadinya kerumunan karena pelaksanaan kegiatan seperti itu. Jangan sampai karena merasa kasus sudah menurun, masyarakat euforia lagi," tuturnya, pada 8 Maret 2021 lalu.

Selain itu diberitakan, pada 29 Maret 2021 Kabupaten Sleman digegerkan dengan adanya dua lokasi klaster Covid-19 yang muncul dari kegiatan takziah. Dua lokasi itu Padukuhan Blekik, Sardonoharjo, Ngaglik dan Padukuhan Plalangan, Pandowiharjo, Sleman.

Baca Juga: Kustini: Masalah Ekonomi Tak Boleh Jadi Alasan Anak di Sleman Putus Sekolah

Ratusan warga dinyatakan positif Covid-19, sejumlah di antaranya dinyatakan meninggal dunia setelah terkonfirmasi positif.

Kontributor : Uli Febriarni

Load More