SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Selain lava yang terus keluar, awan panas guguran pun sempat kembali teramati.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida, mengatakan pada periode pengamatan selama 24 jam terakhir atau tepatnya Selasa (13/4/2021) pukul 00.00 WIB - 24.00 WIB, teramati sejumlah awan panas guguran.
Jarak luncur maksimum dari wedus gembel tersebut sejauh 1.800 meter atau 1,8 kilometer. Serta arah luncuran masih menuju ke arah barat daya.
"Teramati 4 kali awan panas guguran dengan jarak luncur maksimal 1.800 m ke arah barat daya," ucap Hanik dalam dalam keterangan tertulisnya, Rabu (14/4/2021).
Selain awan panas dalam periode pengamatan tersebut juga teramati sejumlah lava yang keluar. Bahkan tidak hanya dari kubah lava di barat daya saja melainkan juga kubah lava yang berada di tengah.
Tercatat pada kubah lava Gunung Merapi yang berada di barat daya luncuran lava terjadi sebanyak 25 kali. Untuk jarak luncur maksimal mencapai 1.000 meter ke arah barat daya.
Sedangkan di kubah lava tengah terjadi sebanyak 2 kali luncuran lava. Dengan jarak luncur maksimal 400 meter ke arah tenggara.
"Asap kawah sempat teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 400 meter di atas puncak kawah," ucapnya.
Selain luncuran lava dan awan panas guguran yang teramati. Gunung Merapi juga mencatatkan sejumlah kegempaan pada periode pengamatan tersebut.
Baca Juga: Dalam Sehari Merapi Luncurkan 2 Kali Awan Panas, Jarak Maksimal 1,8 Km
Tercatat ada kegempaan guguran sebanyak 131 kali dan hybrid atau fase banyak sejumlah 5 kali. Lalu ada juga kegempaan hembusan sejumlah 5 kali dan tektonik jauh sebanyak 1 kali.
Hanik menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Kali Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km. Sementara potensi bahaya pada sektor tenggara yaitu sungai Gendol sejauh 3 km.
Sedangkan untuk kemungkinan jika terjadi lontaran material vulkanik saat terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
"Untuk yang berada di luar potensi daerah bahaya saat ini kondusif untuk beraktivitas sehari-hari," imbuhnya.
Selain itu kegiatan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III juga tetap direkomendasikan untuk dihentikan sementara waktu.
Ditambah dengan imbauan kepada pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak dalam kondisi saat ini.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! Akhir Pahit Mees Hilgers di FC Twente
- 'Ogah Ikut Makan Uang Haram!' Viral Pasha Ungu Mundur dari DPR, Benarkah?
- Satu Kata Misteri dari Pengacara Pratama Arhan Usai Sidang Cerai dengan Azizah Salsha
- Eks Feyenoord Ini Pilih Timnas Indonesia, Padahal Bisa Selevel dengan Arjen Robben
- Uya Kuya Klarifikasi Video Joget 'Dikira Rp3 Juta per Hari itu Gede'
Pilihan
-
Figur Kontroversial Era 98 Dianugerahi Bintang Jasa, Siapa Sebenarnya Zacky Anwar Makarim?
-
3 Rekomendasi HP Samsung Rp 1 Jutaan Terbaru Agustus 2025, Terbaru Galaxy A07
-
Shin Tae-yong Batal Dampingi Korea Selatan U-23, Rencana 'Reuni Panas' di Sidoarjo Buyar
-
Daya Beli Melemah, CORE Curiga Target Pajak RAPBN 2026 'Ngawang'!"
-
Prabowo Kirim 'Surat Sakti' ke DPR Demi Dua Striker Baru Timnas Indonesia
Terkini
-
Yogyakarta Siap Jadi Magnet Wisata Dunia: Ini Strategi Jitu Hadapi Tantangan Global
-
Warga Jogja Merapat! Link DANA Kaget Aktif Baru Dibagikan, Siapa Cepat Dia Dapat!
-
Residen RSUP Dr Sardjito Jadi Korban Amukan Keluarga Pasien, Ini Kronologi dan Fakta Sebenarnya
-
Jogja Tak Lagi Kejar Turis Massal: Strategi Baru Pariwisata Fokus Kualitas, Bukan Kuantitas!
-
'Siapa Dia': Film Musikal Garin Nugroho yang Paksa Nicholas Saputra Menyanyi