SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Meskipun belum teramati kembali awan panas guguran namun guguran lava masih terus keluar.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida, mengatakan pada periode pengamatan selama 6 jam terbaru atau tepatnya Rabu (14/4/2021) pukul 00.00 WIB - 24.00 WIB, teramati sejumlah guguran lava. Guguran lava itu masih menuju ke arah barat daya.
"Teramati 15 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 1.500 meter ke arah barat daya," ucap Hanik dalam dalam keterangan tertulisnya, Kamis (15/4/2021).
Tercatat ada kegempaan guguran sebanyak 153 kali dan hybrid atau fase banyak sejumlah 2 kali. Serta ada juga kegempaan hembusan sejumlah 3 kali dan tektonik jauh sebanyak 2 kali.
Baca Juga: Jogja Gempa, BPPTKG Ungkap Aktivitas Vulkanik Gunung Merapi
"Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 30-400 meter di atas puncak kawah," ucapnya.
Sementara itu pada periode pengamatan terbaru tepatnya pada Kamis (15/4/2021) pukul 00.00 WIB - 06.00 WIB, Merapi telah kembali menunjukkan aktivitasnya. Guguran lava teramati meluncur ke arah barat daya.
"Teramati 1 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur 500 meter ke arah barat daya,"
Pada periode pengamatan 6 jam terbaru tersebut terlihat asap kawah berwarna putih. Asap sulfatara itu muncul dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 200 meter di atas puncak kawah.
"Untuk kegempaan terjadi kegempaan guguran sebanyak 33 kali dan hybrid atau fase banyak sejumlah 3 kali," imbuhnya.
Baca Juga: Gunung Merapi dalam Sepekan Keluarkan 13 Kali Awan Panas dan 119 Kali Lava
Diketahui sebelumnya bahwa sempat terjadi hujan lebat di area puncak Gunung Merapi. Hal itu membuat munculnya lahar hujan yang membanjiri aliran Sungai Boyong.
Lahar hujan Gunung Merapi pada Rabu (14/4/2021) yang mengalir cukup deras tersebut juga berdampak pada jaringan pipa air bersih warga yang terputus. Selain itu ada juga bronjong sebagai pelindung pipa air yang ikut hanyut.
Hanik menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Kali Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km. Sementara potensi bahaya pada sektor tenggara yaitu sungai Gendol sejauh 3 km.
Sedangkan untuk kemungkinan jika terjadi lontaran material vulkanik saat terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
"Untuk yang berada di luar potensi daerah bahaya saat ini kondusif untuk beraktivitas sehari-hari," imbuhnya.
Selain itu kegiatan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III juga tetap direkomendasikan untuk dihentikan sementara waktu.
- 1
- 2
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Mobil Bekas untuk Keluarga di Bawah Rp50 Juta: Kabin Luas, Cocok untuk Perjalanan Jauh
- Pemain Keturunan Medan Rp 3,4 Miliar Mirip Elkan Baggott Tiba H-4 Timnas Indonesia vs Jepang
- 5 Rekomendasi Mobil SUV Bekas Bermesin Gahar tapi Murah: Harga Rp60 Jutaan Beda Tipis dengan XMAX
- 5 Mobil Eropa Bekas yang Murah dan Tahun Muda, Mulai dari Rp60 Jutaan
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Anti Hujan Terbaik 2025: Irit, Stylist, Gemas!
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan dengan NFC Terbaru Juni 2025
-
Timnas Indonesia Cuma Jadi Samsak Uji Coba, Niat Jepang Hanya Ekspermien Taktik dan Pemain
-
Daftar 10 Merek Mobil Buatan Pabrik Indonesia Terlaris di Luar Negeri, Toyota Masih Juara?
-
Partainya Lebih Dipilih Jokowi, DPW PSI Jateng: Kader Berbunga-bunga
-
3 Rekomendasi HP Murah Memori 512 GB dengan Performa Handal, Terbaik Juni 2025
Terkini
-
Pabrik Garmen Belum Pulih Pascakebakaran, Pemkab Sleman Kejar Solusi Hindari PHK
-
Ijazah Hilang Saat Ditahan Perusahaan? Anda Berhak Tuntut Ganti Rugi! Simak Penjelasan Lengkapnya
-
BMW Maut Sleman: Terungkap Motif Licik Ganti Plat Nomor, Tersangka Segera Diumumkan
-
Tambang Nikel Raja Ampat jadi Sorotan: DPR Tegur Menteri, Ada Apa?
-
Pilihan Guest House Samarinda yang Cozy dan Terjangkau untuk Liburan Hemat