Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Muhammad Ilham Baktora
Jum'at, 16 April 2021 | 07:25 WIB
Kepala Dispar Bantul Kwintarto Heru Prabowo ditemui wartawan di kantor Kompleks Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bantul, Kamis (15/4/2021). - (SuaraJogja.id/Muhammad Ilham Baktora)

SuaraJogja.id - Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Bantul Kwintarto Heru Prabowo tak menampik, tingkat kunjungan wisatawan ke Bantul akan turun drastis pada libur Lebaran mendatang. Meski tak ada larangan menutup objek wisata, kunjungan wisatawan bakal turun hingga 60 persen.

Pada 2019 lalu, sebelum pandemi Covid-19, ketika libur Lebaran selama 11 hari, kunjungan wisatawan tercatat mencapai 300 ribu orang.

"Saya kira akan turun drastis di kisaran 60 persen. Jika dibandingkan dengan libur Lebaran pada 2019 (sebelum ada Covid-19), dalam 11 hari mencapai 300 ribu orang wisatawan. Jadi perhari sekitar 30 ribu orang," ujar Kwintarto ditemui wartawan di kantor Komplek Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bantul, Kamis (15/4/2021).

Ia melanjutkan, mengingat Lebaran tahun lalu juga terjadi penurunan kunjungan wisatawan yang cukup tinggi, pada 11 hari libur Lebaran tahun 2021 diprediksi per harinya hanya didatangi 15 ribu pengunjung.

Baca Juga: Bupati Bantul Bakal Sekat Pemudik yang Datang, Destinasi Wisata Tetap Buka

"Mungkin per harinya 15 ribu-an kunjungan ke Bantul. Ini baru diprediksi ya. Namun situasi saat ini [adanya Covid-19] kan sifatnya dinamis, jadi bisa dipengaruhi karena suasana juga, misal seperti tahun baru," kata dia.

Kwintarto menjelaskan, hingga kini pihaknya tak mendapat interupsi atau larangan wisatawan berkunjung ke objek wisata di Bantul baik dari Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Provinsi, sehingga pihaknya membuka bagi siapa pun untuk berkunjung ke Bumi Projotamansari.

"Sejauh ini belum ada larangan dari pemerintah pusat dan juga provinsi untuk menutup destinasi wisata. Bantul terbuka untuk siapapun yang datang nanti," terang Kwintarto.

Kendati demikian prediksi turunnya wisatawan itu melihat dari dibatasinya penerbangan pesawat dan kereta api sejak 6 April lalu.

"Dengan dilarangnya mudik ada penurunan drastis tingkat kunjungan wisatawan. Selain itu ada larangan penerbangan yang sepertinya sejak tanggal 6 lalu sudah dilakukan, dan juga pembatasan jadwal pemberangkatan kereta api," ungkap dia.

Baca Juga: Dilarang Masuk DIY Saat Libur Lebaran, Pemudik Harus Putar Balik

Kwintarto tak menampik, meski prediksi tingkat kunjungan wisatawan akan turun, pihaknya harus mencapai target pendapatan Pemkab melalui sektor wisata. Sehingga momen libur panjang dan libur pada perayaan hari khusus menjadi salah satu faktor untuk mendongkrak pendapatan dari banyaknya wisatawan yang berlibur.

"Kita tak menutup destinasi saat menjelang puasa kemarin. Banyak yang berencana berlibur sebelum puasa Ramadhan. Hasilnya, jumlah kunjungan sendiri pada Sabtu-Minggu mencapai 24 ribu. Padahal hari biasa hanya 10 ribu orang," ujar Kwintarto.

Meski tetap membuka objek wisata di Bantul, Kwintarto tetap berkoordinasi dengan instansi lain untuk melakukan pengawasan. Hal itu menyusul dengan penyebaran virus Covid-19 yang masih bertambah signifikan.

"Pengawasan tetap kami lakukan selama wisatawan datang ke Bantul. Selain itu kami juga meminta agar pengunjung bisa mematuhi protokol kesehatan (prokes). Jika sedang merasa sakit, lebih baik tidak berpergian," jelas dia.

Load More