SuaraJogja.id - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman akan memberangkatkan sebanyak 15 Kepala Keluarga (KK) calon transmigran. Jika sesuai rencana pemberangkatan akan dilakukan pada akhir tahun 2021.
Kabid Pelatihan dan Transmigrasi Disnaker Sleman Trining Dyah Pawestri menjelaskan bahwa sebagian keluarga yang akan diberangkatkan untuk transmigrasi tahun ini merupakan pendaftar pada tahun lalu.
Hal ini disebabkan keputusan Pemerintah Pusat yang menunda secara keseluruhan pelaksanaan transmigrasi pada tahun lalu. Kondisi pandemi Covid-19 yang kala itu masih baru saja merebak menjadi salah satu faktor penundaan.
"Kalau normal, sesuai rencana ya kemungkinan akan diberangkatkan pada November-Desember besok, kami belum tahu tapi sekitar itu perkiraannya," kata Dyah, kepada awak media, Jumat (16/4/2021).
Dyah menuturkan bahwa setidaknya tercatat ada empat daerah tujuan yang akan menjadi tempat tujuan para calon transmigran tahun ini. Wilayah di Sulawesi dan Kalimantan menjadi mayoritas tujuan
Nantinya keberangkatan akan disesuaikan dengan penempatan yang sudah dilakukan sebelumnya.
Lebih rinci, disebutkan Dyah, 3 KK berangkat ke Kabupaten Mamuju Tengah, Provinsi Sulawesi Barat; 3 KK ke Kabupaten Muna Sulawesi Tenggara; 5 KK ke Kabupaten Luwu Timur Sulawesi Selatan; serta 4 KK menuju ke Kabupaten Paser, Kalimantan Timur.
Nantinya, kata Dyah, setiap keluarga yang mengikuti program transmigrasi bakal diberikan sejumlah hak yang ada tempat tujuan. Mulai dari lahan pekarangan seluas setengah hektar hingga rumah.
Selain itu tempat usaha serta lapangan pekerjaan juga akan disediakan. Tetap dengan pekerjaan utama yaitu untuk bertani di lahan yang sudah ada.
Baca Juga: Kasus Masih Tinggi, Sleman Gelar KBM Tatap Muka di Tahun Ajaran Baru
"Harapannya, kedepan [setelah mengikuti program transmigrasi] menjadi daerah yang mandiri dan bisa lepas dari pembinaan," ujarnya.
Keluarga yang berangkat ke tujuan transmigrasi pun tidak perlu khawatir mengenai logistik. Pasalnya masing-masing keluarga sudah dijatah untuk mendapatkan bantuan jadup selama 12 bulan atau sebelum masa panen.
Dyah mengatakan keluarga yang mengikuti program transmigrasi juga tidak serta merta dilepas begitu saja oleh pemerintah. Namun tetap akan mendapat pembinaan sekaligus monitoring dari Pemerintah Pusat serta daerah di lokasi penempatan selama lima tahun.
Disampaikan Dyah, sejauh ini hampir tidak ada keluarga yang berubah pikiran atau tidak betah selama mengikuti program transmigrasi. Jika memang ada yang harus kembali karena suatu hal maka kependudukan tetap akan diurus.
"Sepanjang terdapat surat yang menandakan, keluarga yang bersangkutan akan mengembalikan hak lahan di sana. Sebab memang bantuan lahan usaha tidak boleh dijual. Harus diolah," cetusnya.
Dyah menambahkan cukup banyak warga di Sleman yang cukup berminat mengikuti program transmigrasi. Namun tidak dipungkiri rata-rata menginginkan penempatan di Sumatra.
Berita Terkait
-
Kasus Masih Tinggi, Sleman Gelar KBM Tatap Muka di Tahun Ajaran Baru
-
ASN Sleman Nekat Mudik Saat Lebaran, Siap-Siap Saja TPP Dipotong
-
Guru dan Kepsek Disanksi Usai Soal ASPD Bocor, Kesalahan Dianggap Tak Berat
-
Cegah Klaster Takziah, Pemkab Sleman Atur Pedoman Takziah dan Pemulasaraan
-
Kustini: Masalah Ekonomi Tak Boleh Jadi Alasan Anak di Sleman Putus Sekolah
Terpopuler
- Sahroni Blak-blakan Ngaku Ngumpet di DPR saat Demo 25 Agustus: Saya Gak Mungkin Menampakan Fisik!
- Sehat & Hemat Jadi lebih Mudah dengan Promo Spesial BRI di Signature Partners Groceries
- Dilakukan Kaesang dan Erina Gudono, Apa Makna Kurungan Ayam dalam Tedak Siten Anak?
- Senang Azizah Salsha Diceraikan, Wanita Ini Gercep Datangi Rumah Pratama Arhan
- Apa Isi Alkitab Roma 13? Unggahan Nafa Urbach Dibalas Telak oleh Netizen Kristen
Pilihan
-
Ledakan Followers! Klub Eropa Raup Jutaan Fans Berkat Pemain Keturunan Indonesia
-
Demo Hari Ini 28 Agustus: DPR WFH, Presiden Prabowo Punya Agenda Lain
-
Dikuasai TikTok, Menaker Sesalkan PHK Massal di Tokopedia
-
Thom Haye Gabung Persib Bandung, Pelatih Persija: Tak Ada yang Salah
-
Bahas Nasib Ivar Jenner, PSSI Sebut Pemain Arema FC
Terkini
-
ITF Bawuran Genjot Kapasitas: Bakar Sampah Lebih Banyak, Biaya Juga Naik?
-
Profil Salsa Erwina, Perempuan Muda dari UGM yang Berani Tantang Debat Ahmad Sahroni
-
Guru Jadi 'Korban' Pertama? Terungkap Alasan Guru SMPN 3 Berbah Ikut Terpapar Keracunan Makanan Gratis
-
Trans Jogja Terancam? Subsidi Dipangkas, Bus Jadi Billboard Berjalan
-
Tragis! Warga Sleman Temukan Mayat Bayi di Bawah Pohon Beringin, Tali Pusar Belum Terpotong