SuaraJogja.id - Sebanyak sembilan sekolah di DIY secara resmi memulai uji coba pembelajaran tatap muka. Beberapa skenario sudah disiapkan jika memang terjadi sebaran kasus Covid-19 di sekolah-sekolah tersebut.
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Didik Wardaya, menjelaskan tindakan tegas akan dilakukan secara cepat apabila memang terjadi penyebaran kasus Covid-19 di sekolah yang bersangkutan. Salah satunya dengan menghentikan kembali pembelajaran tatap muka yang berlangsung.
"Kalau memang muncul kasus di sekolah, tentunya yang pertama dilakukan adalah kepala sekolah akan menghentikan untuk sementara tatap muka tersebut. Karena sebelum kita melakukan tatap muka, sekolah itu juga sudah berkoordinasi satgas Covid-19 tingkat kecamatan," kata Didik kepada awak media, ketika meninjau langsung uji coba pembelajaran tatap muka di SMKN 1 Depok, Sleman, Senin (19/4/2021).
Lebih lanjut Didik menyebut koordinasi juga terus akan dilakukan dengan pusat kesehatan masyarakat terdekat di sekolah yang bersangkutan. Sehingga penyebaran itu bisa diantisipasi secepat mungkin.
Baca Juga: 9 Sekolah di DIY Mulai Uji Coba KBM Tatap Muka, Evaluasi Setiap Pekan
Namun, dipastikan Didik, pihaknya akan selalu mengupayakan untuk pelaksanaan kegiatan pembelajaran tatap muka di sekolah dapat berjalan dengan aman. Termasuk dengan pengawasan dan penyediaan secara menyeluruh protokol kesehatan di sekolah.
"Nanti juga penyemprotan dilakukan secara periodik. Setiap sore setelah pembelajaran dilakukan biasanya. Intinya, kita upayakan bersama agar lebih aman," tegasnya.
Selain itu, Didik menyampaikan, setiap sekolah telah membentuk dan memiliki Satgas Covid-19. Fungsinya untuk melakukan pengawasan terhadap penerapan protokol kesehatan dan melakukan pendataan setiap warga sekolah, baik dari guru, karyawan hingga siswa yang datang atau berkegiatan di sekolah masing-masing.
"Satgas Covid-19 itu dibentuk oleh masing-masing sekolah. Jadi masing-masing ada. Dan salah satu tugasnya termasuk mendata siswa yang sudah memungkinkan masuk sekolah. Mulai dari siswa tinggal di daerah mana dan lain-lain sehingga terdata dann menjaga penerapan protokol kesehatan," terangnya.
Termasuk juga dengan mempertimbangkan zonasi Covid-19 yang ada di wilayah sekolah masing-masing. Pertimbangan hadir atau tidaknya siswa atau guru ke sekolah juga akan melihat zonasi yang bersangkutan.
Baca Juga: Pemda DIY Mulai Uji Coba KBM Tatap Muka Besok, Satu Sekolah Batal Ikut
"Jadi di data [gugus tugas] sekolah itu ada. Guru itu berasal dari mana, di zona seperti apa, mereka punya data seperti itu. Jadi karena di pemerintah menerapkan PPKM berskala mikro, tempat tinggal para guru dan siswa itu terdata," ucapnya.
Nantinya jika memang guru atau siswa yang bersangkutan masih masuk atau berasal dari zona Covid-19 berwarna oranye atau merah ada kebijakan khusus, disarankan yang bersangkutan untuk tidak masuk ke sekolah dulu.
"Kalau memang [guru dan siswa] di situ masih zona oranye atau merah ya sebaiknya tidak masuk dulu. Tapi tetap dilayani dengan pembelajaran jarak jauh," imbuhnya.
Jika memang ada temuan kasus Covid-19 di sekolah, kata Didik, tidak akan mengubah sepenuhan keputusan pembelajaran tatap muka di DIY.
Namun memang pihaknya tetap masih akan tetap melihat hasil evaluasi secara keseluruhan dari pelaksanaan pembelajaran tatap muka tersebut.
"Saya kira tidak berpengaruh secara keseluruhan mungkin hanya sekolah itu saja. Jadi itu yanya tingkat sekolah tapi ya kita lihat nanti hasil evaluasinya seperti apa. Tapi prinsipnya saya kira tidak akan sampai mengubah kebijakan kan kita bisa petakan penyebabnya seperti apa, nanti bisa kita lihat," terangnya.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
9 Sekolah di DIY Mulai Uji Coba KBM Tatap Muka, Evaluasi Setiap Pekan
-
Pemda DIY Mulai Uji Coba KBM Tatap Muka Besok, Satu Sekolah Batal Ikut
-
Pasien Positif COVID-19 di DIY yang Sembuh Bertambah 281 Orang
-
Prakiraan Cuaca Jogja Hari Ini, Minggu 18 April 2021
-
Badan Usaha Terbanyak, Kepesertaan BPJS di 3 Kabupaten di DIY Belum Optimal
Terpopuler
- Istri Menteri UMKM Bukan Pejabat, Diduga Seenaknya Minta Fasilitas Negara untuk Tur Eropa
- Asisten Pelatih Liverpool: Kakek Saya Dulu KNIL, Saya Orang Maluku tapi...
- 3 Kerugian AFF usai Menolak Partisipasi Persebaya dan Malut United di ASEAN Club Championship
- Pengganti Elkan Baggott Akhirnya Dipanggil Timnas Indonesia, Jona Giesselink Namanya
- Berapa Harga Sepatu Hoka Asli 2025? Cek Daftar Lengkap Model & Kisaran Harganya
Pilihan
-
Mengenal Klub Sassuolo yang Ajukan Tawaran Resmi Rekrut Jay Idzes
-
Kata-kata Jordi Amat Usai Gabung ke Persija Jakarta
-
7 Rekomendasi Merek AC Terbaik yang Awet, Berteknologi Tinggi dan Hemat Listrik!
-
Daftar 7 Sepatu Running Lokal Terbaik: Tingkatkan Performa, Nyaman dengan Desain Stylish
-
Aura Farming Anak Coki Viral, Pacu Jalur Kuansing Diklaim Berasal dari Malaysia
Terkini
-
Liburan di Kampung Main dari Pasar Wiguna x Wonderful Indonesia: Wadah Anak Bermain dan Belajar
-
AgenBRILink SDM Mart Dorong Pengembangan Usaha Masyarakat di Grobogan
-
Kesaksian Warga Soal Cekcok Order Kopi Berujung Ricuh, Driver Ojol Disebut Sempat Telat Berjam-jam
-
Polisi Pastikan Telusuri Provokator Aksi Massa Driver ShopeeFood di Sleman yang Berujung Ricuh
-
Duh! Ricuh dengan Pelanggan di Sleman, Mobil Polisi Dirusak Ratusan Driver ShopeeFood