SuaraJogja.id - Berdirinya Masjid Gedhe Mataram Kotagede tak dimungkiri menyimpan sejumlah kisah dan makna filosofis pada setiap sudutnya. Salah satu yang menjadi perhatian adalah akulturasi budaya yang tercermin dalam bangunan masjid.
Akulturasi budaya di masjid yang berdiri pada era Mataram Islam tersebut bukan hanya isapan jempol saja. Hal itu terlihat khususnya dari gapura pintu masuk masjid, pagar hingga bangunan utama masjid itu sendiri.
Koordinator Urusan Rumah Tangga Masjid Gedhe Mataram Kotagede Warisman tidak menampik memang akulturasi budaya itu nyata adanya.
Diceritakan Warisman, akulturasi budaya di dalam kompleks masjid itu berawal saat pembangunannya dulu kala.
Tepatnya saat pertemuan Ki Ageng Pamanahan yang merupakan orang tua dari Kanjeng Panembahan Senopati dengan umat Hindu di wilayah Prambanan saat perjalanan menuju ke Hutan Mentaok.
"Saat itu banyak etnis Hindu karena Prambanan dulunya bekas Mataram Hindu. Mereka [Ki Ageng Pamanahan dan Unat Hindu] berinteraksi lalu saling mengenal. Lalu akhirnya umat Hindu tersebut ingin ikut bersama Ki Ageng Pamanahan," cerita Warisman saat ditemui di serambi Masjid Gedhe Mataram Kotagede, Sabtu (24/4/2021).
Dari pertemuan di Prambanan itulah, dua budaya melebur menjadi satu. Diketahui bahwa perjalanan Ki Ageng Pamanahan yang menuju Hutan Mentaok itu bukan tanpa alasan.
Ki Ageng Pamanahan berencana untuk membuka hutan tersebut sehingga dapat dijadikan pemukiman. Awalnya hunian di Hutan Mentaok itu diberi nama Padukuhan Mataram tapi dengan berjalannya waktu semakin berkembang hingga menjadi Kasultanan Mataram Kotagede.
"Akhirnya orang-orang dari kelompok Muslim dan Hindu bekerja sama untuk membuka hutan ini dan setelah dijadikan hunian disebut Padukuhan Mataram," ujarnya.
Baca Juga: Kisah Masjid Gedhe Mataram Kotagede, Sarat Nilai Sejarah dan Filosofis
Warisman menyampaikan bahwa perkembangan hunian itu berbarengan dengan pembangunan masjid yang kini adalah Masjid Gedhe Mataram Kotagede ini.
Dalam pembangunan masjid itulah, umat Hindu yang tadi ikut bersama Ki Ageng Pamanahan sebelumnya juga terlibat dalam pembangunannya. Artinya memang pembangunan masjid ini tidak didominasi oleh orang-orang muslim saja.
"Karena orang-orang Hindu suka kerjasama. Pada saat itu juga kuat kerjasamanya orang Hindu dan Muslim," imbuhnya.
Lebih lanjut, ketika Kanjeng Panembahan Senopati diperintahkan oleh Sunan Kalijaga untuk membangun masjidnya. Maka orang-orang Hindu tadi turut membantu untuk membangun pintu gerbang masjid tersebut.
Bahkan saat itu pembangunan pintu gerbang oleh orang-orang Hindu itu dibebaskan oleh Kanjeng Panembahan Senopati. Dalam artian dari segi estetika konstruksi secara keseluruhan.
"Memang konsep ini sudah dirancang oleh Sunan Kalijaga," tambahnya.
Berita Terkait
-
Kisah Masjid Gedhe Mataram Kotagede, Sarat Nilai Sejarah dan Filosofis
-
Tukang Becak Tak Ragu Infaqkan Seluruh Penghasilannya, Alasan Bikin Haru
-
Teddy Gusnaidi: Mendebatkan Agama Mana yang Paling Benar Membuat Barbar
-
Kisah Mualaf drg Carissa Grani: Dianiaya Hingga Suami Ancam Bunuh Anak
-
Tersentuh Persaudaraan Umat Islam, 5 Warga Pekanbaru Jadi Mualaf
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 Oktober 2025: Banjir 2.000 Gems, Pemain 110-113, dan Rank Up
Pilihan
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
Terkini
-
Nataru Jadi Target: Pedagang Pasar Godean Nekat Pindah Meski Atap Bocor, Ini Alasannya
-
Sempat Dilema, Pemda DIY Gaspol Rencana PSEL untuk Kelola Sampah 1.000 Ton per Hari
-
Kasus Perusakan Polda DIY: Mahasiswa UNY Ditahan, Restorative Justice Jadi Solusi?
-
Rahasia DANA Kaget di Sini, Klik Linknya, Dapatkan Saldo Gratis Sekarang
-
Nermin Haljeta Menggila, PSIM Hancurkan Dewa United di Kandang Sendiri