SuaraJogja.id - Memutuskan bekerja di lingkungan berbeda keyakinan adalah hal yang akan menimbulkan perdebatan hati. Bahkan tak jarang orang merasa takut dikucilkan karena memiliki latar belakang keyakinan agama berbeda.
Hal itu pernah dirasakan salah seorang pegawai di Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus (HKTY), Ganjuran, Kapanewon Bambanglipuro, Kabupaten Bantul.
Andri Setiawan pemeluk Islam yang sudah dua tahun bekerja sebagai petugas kebersihan ini, melalui sejumlah perdebatan hati sebelum memutuskan bekerja di gereja yang lebih dikenal dengan Gereja Ganjuran itu.
"Khawatir itu jelas saya rasakan. Bahkan sempat ragu sebelum bekerja di lingkungan yang berbeda dengan agama saya ini. Namun saya memantapkan dan yakin jika ini adalah pekerjaan halal, dan terus saya lakukan," terang Andri yang lebih akrab disapa Iwan itu ditemui SuaraJogja.id, Minggu (25/4/2021).
Ia melanjutkan, bekerja di Gereja Ganjuran merupakan ajakan dari pamannya. Bersaing dengan 9 orang lainnya, Andri akhirnya jadi satu-satunya yang diterima.
"Alhamdulillah saya diterima dan lolos. Awalnya pasrah saja tidak diterima karena ada 9 orang pelamar juga. Saya khawatir karena saya muslim malah tidak diterima," ungkap ayah tiga anak itu.
Setahun bekerja di lingkungan gereja, Andri juga tetap melaksanakan salat lima waktu. Pria asal Kebumen, Jawa Tengah itu tinggal di rumah yang sudah disiapkan oleh pengelola Gereja Ganjuran.
"Tiap memasuki waktu salat saya melaksanakan di ruangan singgah saya. Bahkan jika saya sedang berbincang-bincang dengan Romo dan masuk waktu Dzuhur, selalu diingatkan jika sudah masuk waktu salat, termasuk saat salat Jumat," terang dia.
Kerisauan Andri sudah tak dirasakan kembali. Awalnya dia mengira jika keyakinannya menjadi penghalang saat ia bekerja. Namun seluruh pengelola gereja dekat dan menghormati keyakinan Andri.
Baca Juga: Insentif Nakes Bantul Cair Sebelum Lebaran, Alokasi untuk Puskesmas
"Mereka juga merangkul, jadi paham jika saya muslim dan tidak pernah menyinggung soal agama. Berbicara dengan petugas lain pun juga biasa. Saya sangat nyaman di sini," kata dia.
Memutuskan bekerja di gereja, Andri juga sudah berdiskusi dengan sang istri. Pria 37 tahun ini tak perlu banyak menjelaskan dan diizinkan istri untuk bekerja di sana.
"Istri dan anak-anak ada di Kebumen. Mereka juga mengizinkan dan tidak keberatan dengan pekerjaan saya ini. Karena ini pekerjaan halal dan baik, saya sudah yakin dan istri mengizinkan, insyaallah pekerjaan ini berkah," terang dia.
Selama bulan suci Ramadhan, kata Andri jam bekerjanya dikurangi. Awalnya delapan jam, dikurangi menjadi tujuh jam. Andri bekerja mulai dari pukul 06.00-14.00 wib.
"Romo juga mengerti dan mengurangi jam kerja saya menjadi 7 jam. Saat berbuka juga dipersilahkan menjalankan buka puasa dan salat Maghrib. Kegiatan di gereja saat ini juga tidak ramai karena masih situasi pandemi Covid-19," kata dia.
Andri memang bukan satu-satunya muslim yang bekerja di Gereja Ganjuran. Ada seorang pegawai lainnya yang juga beragama Islam.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Kompetisi Menulis dari AXIS Belum Usai, Gemakan #SuaraParaJuara dan Dapatkan Hadiah
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
Pilihan
-
Bahlil Vs Purbaya soal Data Subsidi LPG 3 Kg, Pernah Disinggung Sri Mulyani
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Baterai Besar Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Menkeu Purbaya Pernah Minta Pertamina Bikin 7 Kilang Baru, Bukan Justru Dibakar
-
Dapur MBG di Agam Dihentikan Sementara, Buntut Puluhan Pelajar Diduga Keracunan Makanan!
-
Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
Terkini
-
Ini Kata Kemenag Soal Keamanan Bangunan Ponpes di Jogja Pasca Tragedi Ponpes Al Khoziny Sidoarjo
-
Kerja di Luar Negeri Aman? BP3MI DIY Beri Peringatan Penting Sebelum Tergiur Gaji Tinggi
-
Jalan Sedogan-Balerante 'Dikepung' Portal! Pemkab Sleman Ambil Tindakan Tegas Atasi Truk Galian C yang Meresahkan Warga
-
Siap Taklukkan Menoreh? BiosfeRun 2025 Suguhkan Rute Baru Berstandar Internasional
-
Aliansi Jogja Memanggil Bongkar Kekerasan Aparat, Tuntut Pembebasan Aktivis hingga Reformasi Polri