Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Muhammad Ilham Baktora
Selasa, 04 Mei 2021 | 11:35 WIB
Kepolisian menggelar konferensi pers di Mapolres Bantul, Senin (3/5/2021), terkait sate beracun sianida yang dikirim NA. - (SuaraJogja.id/Muhammad Ilham Baktora)

SuaraJogja.id - Pengirim makanan sate beracun sianida yang menewaskan anak driver ojol, Naba Faiz Prasetya (10), sudah terungkap. Nani Aprilliani (25), si pengirim sate dengan kandungan Kalium Sianida (KCN) yang menargetkan Aiptu Tomi sudah diamankan.

Kepolisian juga sudah merilis kasus tersebut di Mapolres Bantul, Senin (3/5/2021) pagi. Disebutkan bahwa motif pelaku mengirim sate sianida tersebut lantaran sakit hati karena Aiptu Tomi menikah dengan wanita lain.

Sosok Aiptu Tomi menjadi orang yang ikut disorot karena disebut sebagai saksi pelengkap.

Kapolsek Sewon AKP Suyanto mengatakan bahwa Tomi tinggal di kawasan Villa Bukit Asri, Bangunjiwo, Kasihan, Bantul. Keberadaan Tomi diketahui dari Bandiman (47), driver ojek online yang diminta pelaku mengantar makanan ke kediaman Tomi tanpa melalui aplikasi.

Baca Juga: Top 5 SuaraJogja: Pemberi Sate Sianida Sakit Hati, Target Asli Aiptu Tomi

“Dari penyelidikan kami, menurut keterangan ayah korban [Bandiman], dia diminta untuk mengantar makanan sate ke rumah orang bernama Tomi, tapi tak menggunakan aplikasi karena wanita ini tak punya aplikasinya, sehingga wanita itu memberikan biaya lebih sebesar Rp30 ribu kepada Bandiman agar mau mengantarkan,” jelas Suyanto, ditemui wartawan beberapa waktu lalu.

Tomi menjadi sosok yang cukup beruntung karena terhindar dari sate beracun yang mengandung KCN setelah menolak menerima sate yang dibawa Bandiman. Namun, penolakan tersebut menjadi petaka bagi Bandiman. Anak bungsunya, Naba Faiz, tewas karena menyantap sate tersebut.

Publik dibuat penasaran dengan Tomi, yang menjadi sasaran utama Nani, yang sudah cukup lama menyiapkan rencana untuk mencelakai Tomi. Sejumlah spekulasi dan keingintahuan akan sosok Tomi cukup santer dibicarakan di media sosial. Bahkan muncul pernyataan bahwa Tomi merupakan anggota kepolisian di wilayah Yogyakarta.

Kendati begitu, dalam pengungkapan kasus serta rilis yang digelar di Mapolres Bantul, Dirreskrimum Polda DIY Kombes Pol Burkhan Rudy Satria menyatakan bahwa T atau Tomi merupakan pegawai negeri di Yogyakarta.

Meskipun ditanya apakah ada kaitannya Tomi dengan satuan kepolisian di Kota Yogyakarta, Burkhan mengaku, kepastian tersebut masih dalam penyelidikan.

Baca Juga: Salah Satu Kunci Terbongkarnya Kasus Sate Beracun Sianida dari Bungkusnya

"[Pekerjaan T] Pegawai negeri, masih kami selidiki terus, belum bisa kami simpulkan seperti itu [anggota kepolisian]," singkat Burkhan.

Meski Polda DIY belum mau memastikan sosok Tomi sebagai polisi, jajaran Polresta Yogyakarta mengaku bahwa Tomi merupakan anggota kepolisian yang bertugas di wilayah hukum Kota Jogja.

Kasubbag Humas Polresta Yogyakarta AKP Timbul Sasana Raharja mengatakan, Tomi bekerja di kesatuan Polresta Yogyakarta.

“Betul, dia bekerja di Polresta Jogja. [Apakah masih bertugas Polresta Jogja] belum saya cek lagi, tapi sepertinya masih,” terang Timbul.

Pernyataan ini juga dikuatkan oleh Kapolresta Yogyakarta Kombes Pol Purwadi Wahyu Anggoro. Pihaknya memastikan bahwa nama Tomi yang dikaitkan sebagai polisi target Nani merupakan anggota di Satreskrim Polresta Jogja.

“Betul [berada di Satreskrim], pangkatnya Aiptu, tetapi posisinya sebagai apa saya kurang begitu tahu,” jelas Purwadi.

Ditelusuri melalui laman https://jogja.polri.go.id/website/?p=5416, ada nama Tomi tercantum dalam daftar 12 nama personel Reskrim Polresta Yogyakarta yang mendapat penghargaan karena telah mengungkap kasus pencurian di Hotel Tentrem kurang dari dua jam.

Tercantum nama Y Tomi Astanto, yang memiliki pangkat Aiptu dan bertugas di Satreskrim Polresta Jogja.

Tomi bersama 11 rekan kerjanya mengungkap kasus pencurian pada 2017 lalu. Saat itu kerugian korban ditaksir mencapai Rp6,5 juta. Ia pun menjadi sosok yang mampu mengungkap kasus secara cepat.

Tomi merupakan orang yang sudah lama memiliki kedekatan hubungan dengan Nani. Pertemuan mereka juga berawal dari tempat kerja Nani, yang merupakan pegawai salon.

"Dia (Tomi) sudah cukup lama kenal dengan pelaku. Dari pengakuan tersangka ini, dia menaruh rasa suka dengan T. Namun, pelaku dibuat kecewa karena T memilih menikah dengan wanita lain," kata Kasat Reskrim Polres Bantul AKP Ngadi pada wartawan.

Kekecewaan Nani juga diceritakan ke temannya berinisial R. Dari perbincangan keduanya, R menyarankan Nani untuk memberi pelajaran.

R memberi saran kepada Nani agar Tomi diberi makanan yang sudah dicampur dengan KCN, yang efeknya akan membuat mulas dan diare.

"Namun, sate yang awalnya ditujukan kepada T, malah berpindah ke tangan driver ojek online. Setelah dikonsumsi anak driver itu, efeknya tidak seperti yang dibayangkan hingga menyebabkan bocah SD tewas," terang Ngadi.

Hingga kini kepolisian masih menyelidiki kasus tersebut. Ngadi mengatakan, ada kemungkinan bertambahnya orang yang menjadi tersangka selain Nani.

Load More