SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Meski belum kembali terlihat mengeluarkan awan panas guguran, luncuran lava masih terus terjadi.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida, mengatakan dalam periode pengamatan Selasa (25/5/2021) pukul 00.00 WIB - 06.00 WIB teramati sejumlah guguran lava dari puncak Merapi. Seluruh guguran lava itu masih menuju ke arah barat daya.
"Teramati 4 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur 1.500 meter ke arah barat daya," ujar Hanik dalam keterangan tertulisnya, Selasa (25/5/2021).
Dalam periode pengamatan sehari atau enam jam tersebut visual Gunung Merapi juga terlihat jelas. Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 100 meter di atas puncak kawah.
Meski belum terlihat kembali luncuran awan panas guguran dalam periode tersebut. Namun sejumlah kegempaan juga masih terus terjadi dari Gunung Merapi.
"Untuk kegempaan ada kegempaan guguran sebanyak 34 kali, hembusan 4 kali dan hybrid atau fase banyak sejumlah 1 kali dan tektonik jauh 1 kali," tuturnya.
Jumlah luncuran lava tersebut lebih banyak dibanding dalam periode pengamatan sebelumnya atau tepatnya pada Senin (24/5/2021) pukul 00.00 WIB - 24.00 WIB. Pada periode itu juga tidak teramati adanya luncuran awan panas guguran yang muncul.
"Teramati 1 kali guguran lava dengan jarak luncur 1.000 mete ke arah barat daya," ungkapnya.
Meski tidak ada kemunculan dari awan panas guguran dalam periode pengamatan 24 jam tersebut. Sejumlah kegempaan masih tetap terus terjadi.
Baca Juga: Jumat Pagi, Gunung Merapi Luncurkan Dua Kali Awan Panas Guguran
Mulai dari kegempaan guguran sejumlah 142 kali, lalu ada hembusan 8 kali, serta hybrid atau fase banyak sejumlah 7 kali. Ditambah dengan vulkanik dangkal 1 kali dan tektonik jauh sebanyak 1 kali.
Hanik menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Kali Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km. Sementara potensi bahaya pada sektor tenggara yaitu sungai Gendol sejauh 3 km.
Sedangkan untuk kemungkinan jika terjadi lontaran material vulkanik saat terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
"Untuk yang berada di luar potensi daerah bahaya saat ini kondusif untuk beraktivitas sehari-hari," imbuhnya.
Selain itu kegiatan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III juga tetap direkomendasikan untuk dihentikan sementara waktu.
Ditambah dengan imbauan kepada pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak dalam kondisi saat ini.
Berita Terkait
Terpopuler
- Usai Jokowi, Kini Dokter Tifa Ungkit Ijazah SMA Gibran: Cuma Punya Surat Setara SMK?
- Belanja Seru di BFF Festival 2025, Tiket Hemat 30% via BRImo
- Cari Bedak Murah yang Mengandung SPF? Cek 5 Rekomendasinya, Mulai Rp20 Ribuan
- 4 Rekomendasi Moisturizer Vitamin C untuk Wajah Cerah Bebas Flek Hitam, Harga Terjangkau
- Jay Idzes Pakai Jam Tangan Rolex dari Prabowo saat Teken Kontrak Sassuolo
Pilihan
-
Dua Raksasa Properti Jepang Kajima & Mitsubishi Dikabarkan Incar Saham Diamond Citra Propertindo
-
Penonton Kecewa! Kelme Telat Kirim, Persib Main Laga Penting Tanpa Jersey Anyar
-
Momen Kapal Tentara China Hancurkan Sekutu Sendiri saat Kejar Pasukan Filipina
-
9 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Memori Besar Terupdate Agustus 2025
-
9 Rekomendasi HP RAM 12 GB Memori 512 GB Termurah Agustus 2025
Terkini
-
Skandal Haji Diungkap KPK, 10 Agen Travel Diduga Terlibat Korupsi Kuota Jemaah
-
TPR Pantai Selatan Pindah Lokasi, Kebocoran Retribusi di Bantul Bisa Teratasi
-
Potret Siswa Al Azhar Jogja Viral, Netizen: 'Sekolah Sambil Healing, Biayanya DP Rumah KPR'
-
CSR Sleman: Solusi Kemiskinan dan Stunting? Wabup Ajak Perusahaan Lain Bergabung
-
Bendera One Piece Bikin Heboh, Deddy Corbuzier Beri Lampu Hijau dengan Syarat Ini