Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Selasa, 25 Mei 2021 | 07:55 WIB
Lava pijar berguguran dari puncak Gunung Merapi terlihat di Turi, Sleman, DI Yogyakarta, Minggu (25/4/2021). Data BPPTKG menyebutkan pada periode pengamatan pukul 00.00-06.00 WIB Gunung Merapi teramati 10 kali mengeluarkan lava pijar dengan jarak luncur maksimal 1.600 meter ke arah barat daya dengan status Siaga (level III). [ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/wsj.]

SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Meski belum kembali terlihat mengeluarkan awan panas guguran, luncuran lava masih terus terjadi.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida, mengatakan dalam periode pengamatan Selasa (25/5/2021) pukul 00.00 WIB - 06.00 WIB teramati sejumlah guguran lava dari puncak Merapi. Seluruh guguran lava itu masih menuju ke arah barat daya.

"Teramati 4 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur 1.500 meter ke arah barat daya," ujar Hanik dalam keterangan tertulisnya, Selasa (25/5/2021).

Dalam periode pengamatan sehari atau enam jam tersebut visual Gunung Merapi juga terlihat jelas. Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 100 meter di atas puncak kawah.

Baca Juga: Jumat Pagi, Gunung Merapi Luncurkan Dua Kali Awan Panas Guguran

Meski belum terlihat kembali luncuran awan panas guguran dalam periode tersebut. Namun sejumlah kegempaan juga masih terus terjadi dari Gunung Merapi.

"Untuk kegempaan ada kegempaan guguran sebanyak 34 kali, hembusan 4 kali dan hybrid atau fase banyak sejumlah 1 kali dan tektonik jauh 1 kali," tuturnya.

Jumlah luncuran lava tersebut lebih banyak dibanding dalam periode pengamatan sebelumnya atau tepatnya pada Senin (24/5/2021) pukul 00.00 WIB - 24.00 WIB. Pada periode itu juga tidak teramati adanya luncuran awan panas guguran yang muncul.

"Teramati 1 kali guguran lava dengan jarak luncur  1.000 mete ke arah barat daya," ungkapnya.

Meski tidak ada kemunculan dari awan panas guguran dalam periode pengamatan 24 jam tersebut. Sejumlah kegempaan masih tetap terus terjadi.

Baca Juga: Mahasiswa UNY Buat Deteksi Dini Banjir Lahar yang Mudah Terhubung ke Ponsel

Mulai dari kegempaan guguran sejumlah 142 kali, lalu ada hembusan 8 kali, serta hybrid atau fase banyak sejumlah 7 kali. Ditambah dengan vulkanik dangkal 1 kali dan tektonik jauh sebanyak 1 kali.

Hanik menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Kali Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km. Sementara potensi bahaya pada sektor tenggara yaitu sungai Gendol sejauh 3 km.

Sedangkan untuk kemungkinan jika terjadi lontaran material vulkanik saat terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

"Untuk yang berada di luar potensi daerah bahaya saat ini kondusif untuk beraktivitas sehari-hari," imbuhnya.

Selain itu kegiatan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III juga tetap direkomendasikan untuk dihentikan sementara waktu.

Ditambah dengan imbauan kepada pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak dalam kondisi saat ini.

Perlu diketahui juga hingga saat ini, BPPTKG masih menetapkan status Gunung Merapi pada Siaga (Level III). Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.

Load More