Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Mutiara Rizka Maulina
Rabu, 26 Mei 2021 | 17:10 WIB
Pengunjung memadati kawasan wisata Malioboro, Yogyakarta, Kamis (11/3/2021). ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko

SuaraJogja.id - Kepala UPT Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya Kota Yogyakarta, Ekwanto mengatakan jika kunjungan ke Malioboro pascalibur lebaran atau usai penyekatan di perbatasan antat daerah ditiadakan terpantau landai. Tidak ada peningkatan yang signifikan meskipun ada lonjakan pemudik yang masuk ke Yogyakarta.

"Flat rata rata, tidak ada peningkatan yang signifikan," kata Ekwanto, Rabu (26/5/2021).

Hal yang sama turut disampaikan Koordinator Lapangan Paguyuban Becak Motor Yogyakarta (PBMY), Ujang Suryana. Ia mengatakan, selama libur lebaran maupun setelah kebijakan penyekatan antar wilayah usai tidak ada peningkatan pengunjung terutama pelanggan becak motor di kawasan Malioboro.

Ujang menyampaikan, kebijakan penyekatan atau larangan mudik selama libur lebaran turut berperan membuat angka wisatawan di Malioboro menurun drastis. Sehingga wisatawan yang ada di sekitar tempatnya mangkal kebanyakan merupakan wisatawan lokal yang kurang tertarik menyewa jasa becak motor.

Baca Juga: PK Dikabulkan, Lahan Eks Bioskop Indra Siap Digunakan PKL Malioboro

"Alhamdulillah ada sedikit-sedikit ada, tapi ya sebagian saja," kata Ujang.

Lepas larangan mudik berakhir, Ujang mengkonfirmasi ada peningkatan pengunjung namun tidak signifikan. Jumlah tersebut sendiri belum sama seperti kunjungan wisatawan pada hari libur biasanya. Dala sehari, Ujang dan rekan-rekannya biasa mendapatkan penghasilan sebesar Rp 100.000.

Jumlah itu sendiri baru bisa didapatkan jika pengemudi becak motor bekerja dari pagi hingga malam hari. Baik sejak awal pandemi sampai saat ini, belum ada peningkatan yang signifikan untuk pelanggan becak motor. Peminat transportasi tersebut sendiri mayoritas adalah wisatawan dari luar daerah.

Anggota PBMY yang mangkal di Malioboro untuk siang hari berjumlah 150 orang dan di malam hari ada 250 orang. Namun jumlah tersebut tidak seluruhnya rutin berangkat setiap hari. Pasalnya, mayoritas pengemudi becak motor memiliki profesi ganda, seperti petani. Sehingga di musim-musim tanam maupun panen kerap tidak pergi menarik becak.

"Ada juga sebagian yang bekerja di pabrik. Paling setelah lepas dari pabrik baru narik," imbuhnya.

Baca Juga: Lampu Jogja si Penghangat Malam, Saksi Bisu Segala Memori di Malioboro

Selanjutnya Ujang juga menceritakan jika selama penutupan jalan pada lukul 06:00 hingga 21:00 WIB, pengunjung di Malioboro biasanya meningkat. Namun, untuk angka peminat becak motor justru menurun. Pasalnya, kebanyakan wisatawan yang datang suka berjalan-jalan di jalur cepat. 

Load More