Semakin lama, gerakan semakin bertambah cepat. Hal pertama yang ia lakukan adalah memastikan keselamatan cucunya di dalam rumah. Melihat bagaimana rumah dinas yang begitu kokoh retak di bagian dindingnya, Idham teringat dengan rumah-rumah warga yang mungkin tak terlampau kokoh bangunannya.
"Begitu saya keluar itu sudah pada lewat orang-orang yang membawa korban ke Panembahan Senopati. Ada yang pakai gerobak," kata Idham.
Melihat ratusan korban berjatuhan, sampai bangunan rumah sakit tidak lagi muat menampungnya. Banyak korban yang akhirnya hanya digeletakkan di halaman rumah sakit tanpa alas. Suasana menjadi semakin dramatis saat isu tsunami berhembus dan warga dari sisi selatan Bantul berhamburan mencoba menyelamatkan diri.
Bahkan ada satu keluarga, yang mengikat anggota keluarga yang meninggal ke pohon. Sehingga seandainya tsunami benar terjadi, jenazah tersebut tidak hanyut dan bisa dikebumikan kemudian. Bersama dengan Dandim dan Kapolres, Idham berusaha meyakinkan masyarakat bahwa tsunami tidak akan terjadi.
Baca Juga: Rawan Gempa Bumi, BNPB Canangkan Bangun Wahana Edukasi di Bantul
Dalam beberapa jam setelah gempa utama, beberapa gempa susulan masih terus terjadi. Pasien patah tulang yang berada di dalam rumah sakit bahkan sampai merangkak keluar karena mengalami trauma. Perasaan Idham semakin porak poranda tatkala berkeliling bersama Gubernur DIY Sri Sultan HB X melihat kondisi jalan dan kediaman masyarakat.
"Saya tidak bisa menceritakan ketika itu, karena apa banyak warga yang menyampaikan itu ayahnya, ibunya masih berada di reruntuhan puing-puing itu," ujar Idham.
Ketika itu, Idham seolah melihat apa yang berada di benak masyarakat. Bagaimana mereka sudah menabung puluhan juta sekian tahun untuk membangun rumah dan sebagainya hancur luluh lantak seketika. Ia menyebutkan, ada puluhan ribu bangunan yang mengalami kerusakan. Mulai dari kediaman warga, tempat ibadah, fasilitas kesehatan hingga institusi pendidikan.
Idham mengakui, tidak mudah bagi dirinya dan semua pihak untuk bisa bangkit dari bencana tersebut. Meski demikian, dengan berbagai langkah yang dilakukan Bantul akhirnya bisa pulih dari pandemi dalam waktu yang cukup cepat, yakni dua tahun. Selanjutnya, pemulihan kondisi Bantul menjadi pembelajaran bagi berbagai daerah.
Baca Juga: 15 Tahun Gempa Bantul, Pemerintah Peringati Momen Kebangkitan
Berita Terkait
-
BMKG Bantah Ada Anomali Seismik di Bogor Menyusul Gempa Merusak 10 April Kemarin
-
Jangan Panik! Ini Kunci Selamat dari Dahsyatnya Gempa Bumi: Sebelum, Saat dan Sesudah Terjadi
-
Kenapa Jepang Sering Terjadi Gempa Bumi? Prediksi Mengerikan di Palung Nankai Bikin Khawatir
-
Indonesia di Ambang Bencana Megathrust? Ini Daftar 13 Wilayah Paling Terancam
-
Gempa Magnitudo 6,8 Mengguncang Papua Nugini, BMKG Pastikan Tidak Berpotensi Tsunami di Indonesia
Terpopuler
- Sekantong Uang dari Indonesia, Pemain Keturunan: Hati Saya Bilang Iya, tapi...
- Agama Titiek Puspa: Dulu, Sekarang, dan Perjalanan Spiritualnya
- Lisa Mariana Ngemis Tes DNA, Denise Chariesta Sebut Tak Ada Otak dan Harga Diri
- 6 Perangkat Xiaomi Siap Cicipi HyperOS 2.2, Bawa Fitur Kamera Baru dan AI Cerdas
- Kang Dedi Mulyadi Liburkan PKL di Bandung Sebulan dengan Bayaran Berlipat
Pilihan
-
Profil CV Sentosa Seal Surabaya, Pabrik Diduga Tahan Ijazah Karyawan Hingga Resign
-
BMKG Bantah Ada Anomali Seismik di Bogor Menyusul Gempa Merusak 10 April Kemarin
-
6 Rekomendasi HP Rp 4 Jutaan Terbaik April 2025, Kamera dan Performa Handal
-
5 Rekomendasi HP Rp 2 Jutaan Snapdragon, Performa Handal Terbaik April 2025
-
Hasil BRI Liga 1: Diwarnai Parade Gol Indah, Borneo FC Tahan Persib Bandung
Terkini
-
Komunikasi Pemerintah Disorot: Harusnya Rangkul Publik, Bukan Bikin Kontroversi
-
Sehari Dua Kecelakaan Terjadi di Sleman, Satu Pengendara Motor Meninggal Dunia
-
Detik-Detik Penemuan Granat Nanas di Sleman, Dari Almari ke Bulak Persawahan
-
Maut di Jalan Wates: Ninja Hantam Tiang, Satu Nyawa Melayang
-
Jogja Diserbu 4,7 Juta Kendaraan Saat Lebaran, 9 Nyawa Melayang Akibat Kecelakaan