Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Mutiara Rizka Maulina
Selasa, 01 Juni 2021 | 15:30 WIB
Kepala UPT Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya Kota Yogyakarta, Ekwanto ditemui di Abu Bakar Ali Selasa (1/6/2021). [Mutiara Rizka Maulina / SuaraJogja.id]

SuaraJogja.id - Selama beberapa waktu terakhir, sektor pariwisata Kota Yogyakarta banyak diguncang berita tidak sedap. Pasalnya, berbagai keluhan dari wisatawan viral di media sosial. Dipicu hal tersebut, belum lama ini kolom komentar Pemerintah Kota Yogyakarta pun diserbu keluhan dari warganet yang mengaku memiliki pengalaman kurang menyenangkan di Malioboro.

Kepala UPT Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya Kota Yogyakarta, Ekwanto mengatakan harapannya kepada wisatawan yang datang ke Malioboro untuk menjadi pengunjung yang cerdas. Ia memastikan untuk lapak makanan di Malioboro sudah memiliki daftar harga yang terpampang. Jika tidak yakin, pengunjung juga bisa menanyakan ke pedagang secara langsung.

"Jadilah pengunjung yang cerdas. Khususnya kuliner kami pastikan itu sudah ada pricelist," ujar Ekwanto ditemui di Jalan Malioboro Selasa (1/6/2021).

Jangan sampai pengunjung masuk area kuliner, kemudian pura-pura tidak tahu dan merasa harga makanan yang diberikan terlalu tinggi. Ia menambahkan jika Malioboro merupakan iko pariwisata Jogja. Sehingga baginya, wajar jika harga yang ditawarkan berbeda dengan tempat lainnya.

Baca Juga: Peringatan Hari Sepeda Internasional, Pemkot Jogja Luncurkan Monalisa

Menegaskan jika setiap lapak makanan di Malioboro memiliki daftar harga, Ekwanto mengatakan jika ada warung yang tak memiliki daftar harga bisa dilaporkan padanya. Untuk itu, pihaknya akan langsung menutup warung tersebut.

"Saya pastikan pricelist di setiap lesehan pasti ada. Kalau tidak ada sampaikan kepada saya, akan saya tutup," imbuhnya.

Ekwanto meminta pengunjung tidak perlu takut menikmati kuliner di Malioboro karena daftar harga sudah terpampang jelas. Sementara itu, terkait keluhan warganet yang mengaku mendapatkan perlakuan tak menyenangkan saat menawar harga dinilai sebagai hal yang wajar. Untuk pembelian souvenir dan pernak-pernik lainnya menawar sudah jadi hal lumrah.

Seandainya pengunjung mendapatkan tindakan kurang berkenan, bisa langsung membuat laporan kepadanya. Terutama saat ini, disetiap gerbang zona yang terpasang sepanjang Malioboro sudah ada informasi layanan aduan yang bisa dihubungi selama 24 jam.

"Alhamdulillah selama ini, entah dia malas melapor atau bagaimana tapi kami belum menerima aduan," imbuhnya.

Baca Juga: Buntut Viral Wisatawan Curhat Harga Pecel Lele Mahal, Pemkot Jogja Tutup 3 Warung Ini

Selama ini Ekwanto mengaku belum pernah menerima aduan dari pengunjung. Setiap bulannya, Ekwanto juga selalu mengadakan pertemuan dengan para pedagang dan penyedia jasa. Jika ada hal yang kurang berkenan pasti akan dijadikan evaluasi, agar kedepannya bisa menjadi tuan rumah yang lebih baik lagi.

Menurutnya, sangat kecil kemungkinan terjadi hal-hal negatif kepada pengunjung. Mengakui pengunjung adalah raja, Ekwanto mengatakan mereka harus dilayani dengan baik. Aduan dari masyarakat pasti akan ditindaklanjuti, melihat situasi dan kasus yang terjadi. PKL sendiri dinilai sudah memperlakukan pengunjung secara humanis.

Ketua Koperasi Tridharma, Rudiarto menambahkan jika sebagai perwakilan pedagang pihaknya berpesan kepada pengunjung untuk tidak perlu khawatir. Jika mendapatkan perlakuan tak pantas, bisa langsung menunjukkan dilakukan oleh siapa dan dimana.

"Sehingga kita dalam melakukan tindakan-tindakan juga tepat. Jangan sampai kita melakukan tindakan yang justru laporannya tidak jelas," kata Rudi.

Ia menambahkan, jika sebagai komunitas PKL pihaknya tekah bekerjasama dengan pemerintah untuk membuat Malioboro kawasan yang nyaman dihuni dan dikunjungi. Mendapatkan penghasilan dari wisatawan, Rudi mengatakan tidak mungkin PKL berbuat semena-mena kepasa pengunjung.

Sama seperti Ekwanto, ia juga berpesan kepada pengunjung agar menjadi wisatawan yang cerdas. Memilih makanan dari yang murah sampai mahal. Misalnya minuman kopi sendiri mulai dari yang murah seharga Rp 5.000 hingga puluhan ribu rupiah semua ada di Malioboro. 

Load More