Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Muhammad Ilham Baktora
Jum'at, 04 Juni 2021 | 16:25 WIB
Ketua RT 114 Fajar Zainuddin ditemui wartawan di kediamannya, Kampung Mayongan, Pedukuhan Cagunan, Kalurahan Trimurti, Kapanewon Srandakan, Bantul, Jumat (4/6/2021). - (SuaraJogja.id/Muhammad Ilham Baktora)

SuaraJogja.id - Sebanyak lima orang warga di kampung Mayongan, Padukuhan Cagunan, Kalurahan Trimurti, Kapanewon Srandakan, Bantul dinyatakan positif Covid-19 setelah menjalani tes Swab PCR. Hal itu tidak lain usai ramainya pemakaman tanpa prosedur Covid-19 dimana warga tidak diberitahu oleh keluarga almarhum.

Kepala Puskesmas Srandakan Budi Setyowati menjelaskan, pihaknya sudah melakukan swab PCR ke 28 warga. Terdapat empat gelombang dan baru muncul hasilnya pada swab di gelombang pertama.

"Ada dari delapan orang yang dites (swab PCR) lima diantaranya positif Covid-19," kata Budi ditemui wartawan di lokasi Swab PCR kampung Mayongan, Padukuhan Cagunan, Jumat (4/6/2021).

Budi Setyowati menjelaskan bahwa dari lima warga tersebut yang dinyatakan positif Covid-19 merupakan keluarga dari jenazah. Semuanya sedang menjalani karantina.

Baca Juga: Evaluasi Penanganan Covid-19 di Sleman, Sekda: Komunikasi Semua Lini Kita Perbaiki

"Empat orang dikarantina di selter khusus Covid-19, dan satu lagi karantina mandiri di rumah karena harus menemani seorang bayi yang juga berkontak erat," terang dia.

Terdapat 28 orang warga yang berkontak erat dengan keluarga almarhum. Swab PCR sendiri dilakukan hingga empat gelombang.

Ketua RT 114 kampung Mayongan, Padukuhan Cagunan, Fajar Zainuddin menerangkan jika empat gelombang tersebut menyasar ke warga yang ikut memakamkan jenazah.

"Gelombang pertama ada 8 orang yang di-swab, dan hasilany lima orang positif. Gelombang kedua ada 1 orang, gelombang tiga ada enam orang dan gelombang empat [Jumat] ada 13 orang," jelas dia.

Fajar menjelaskan jika mulai dari gelombang dua hingga empat belum keluar hasilnya. Pihaknya masih menunggu.

Baca Juga: Makamkan Pasien Covid-19 Tanpa Protokol, Warga Mayongan Menyesal

Sebelumnya, kejadian tersebut cukup mengagetkan warga karena anggota keluarga tidak terbuka jika almarhum suspect Covid-19. Hal itu diketahui setelah mendapat kabar jika hasil swab jenazah terkonfirmasi positif Covid-19.

"Saya diberitahu jika almarhum terkonfirmasi Covid-19 lima hari setelah dinyatakan meninggal dunia. Meninggalnya tanggal 23 Mei 2021. Jadi masyarakat juga tidak tahu sebelum ada berita itu. Pertama itu saya sempat bertanya mengapa saat meninggal pukul 17.00 WIB, jenazah baru datang pukul 22.30 WIB. Setelah saya dekati pihak keluarga, antara pihak rumah sakit dan keluarga sendiri sempat eyel-eyelan," terang Fajar.

Fajar menjelaskan memang hasil dari Swab jenazah saat dinyatakan meninggal belum keluar. Namun pihak RS menjelaskan jika jenazah suspect Covid-19.

"Jenazah almarhum itu cenderung terpapar. Namun pihak keluarga tidak terima karena belum keluar hasilnya lalu tetap membawa pulang ke rumah dan berinisiatif menggunakan ambulans sendiri," ujar dia.

Sesampainya di rumah, dirinya memastikan kepada keluarga jika almarhum apakah terpapar atau diduga Covid-19.

"Sebelum menyiarkan informasi adanya warga meninggal, kami pastikan dulu ke keluarga menggunakan protokol kesehatan (Covid-19) atau tidak. Jawabannya tidak, berarti mboten nopo-nopo njih (berarti tidak apa-apa ya dimakamkan tanpa prokes Covid-19). Lalu kami menyiarkan untuk pemakaman seperti adat biasanya," ujar dia.

Jenazah diantar dari RSUP Dr Sardjito. Setelah tiba jenazah dimandikan dan dikuburkan seperti pemakaman biasa. Fajar mengatakan bahwa jenazah tidak dimasukkan ke peti, namun tetap dimasukkan ke plastik.

"Jadi kami tidak menolak untuk dimakamkan tanpa protokol kesehatan. Kami sendiri tidak diberitahu oleh anggota keluarga dan hasil swab (jenazah) keluar itu tanggal 28 Mei 2021, jadi jika ada berita kami menolak pemakaman dengan prokes itu tidak benar," jelas dia.

Load More