"Seperti tahun baru, Idulfitri, takbiran itu langganan. Kemarin juga kita menangani pendamaian di 5 desa terlibat di situ biar tidak terjadi perkembangan [lebih buruk] agar bisa dikondisikan," ungkapnya.
Ditanya terkait menandai anak-anak yang diduga hendak melakukan klitih, kata Yoga tidak bisa diprediksi secara pasti. Namun di dalam tim JJ sendiri terkadang justu ada yang mempunyai link khusus untuk mengetahui lebih dulu info dari pihak-pihak yang bersangkutan.
Mengenai wilayah giat yang saat ini masih berfokus di Bumi Sembada saja, Yoga tidak menutup kemungkinan akan lebih memperluas lagi wilayahnya.
"Sudah ada [rencana lebih besar lagi], sudah mulai ada respon yang baik keliatannya nanti bisa se-DIY," ucapnya.
Namun untuk saat ini JJ belum akan menerima anggota baru lagi. Menurutnya diperlukan sikap selektif dalam memilih calon anggota untuk bergabung.
"Kemarin di ICJ banyak ada ratusan orang mau gabung tapi belum diterima karena kita harus tau karakter orangnya jadi harus selektif. Jangan sampai menambah permasalahan baru," tandasnya.
Kemunculannya komunitas JJ yang bergerak dalam penanganan tindak kejahatan jalanan itu kemudian mendapat perhatian dari Polres Sleman. Bahkan, Selasa (15/6/2021) hari ini Polres Sleman mengajak audiensi kepada audiensi komunitas tersebut.
Sementara itu Pembina Jawil Jundil (JJ), Waljito menegaskan JJ adalah komunitas yang peduli terhadap penanganan klitih.
"Kedatangan di sini [Mapolres Sleman] untuk meluruskan bahwa aktivitas kita itu ingin membantu masyarakat dalam rangka mengurangi keresahan yang saat ini sedang terjadi terkait dengan klitih," kata Waljito.
Baca Juga: Pertemanan Kriminal, AS dan S Mencuri dalam 15 Menit di Banyak Lokasi di Sleman
Waljito menegaskan JJ tidak menjadi hakim di jalanan terkait dengan penindakan klitih. Pihaknya telah berkomitmen bersama dengan Polres Sleman untuk bersinergi khususnya dalam penanganan klitih di wilayah Sleman.
Pihaknya bahkan juga telah memiliki SOP terkait dengan melakukan penanganan pelaku klitih tersebut. Nantinya jika memang ditemukan indikasi pelaku klitih, JJ akan memberikan informasi, membubarkan serta mengamankan untuk diserahkan ke pihak kepolisian.
"Kalau terjadi memang kalau perlu diamankan ya diamankan tapi tetep bersinergi dengan kepolisian. Tidak ada sama sekali terkait dengan kekerasan, tidak ada kekerasan," ujarnya.
Waljito berharap dengan pertemuan JJ dengan Polres Sleman dapat menegaskan kembali bahwa komunitas ini adalah komunitas yang baik. Dalam artian tidak main hakim sendiri dan tetap berkoordinasi dengan jajaran kepolisian sebagai garda terdepam penegakan hukum.
"Jadi sifatnya hanya membantu kepolisian untuk menangani, mengurangi, membantu keresahan masyarakat Jogja terkait masalah klitih," jelasnya.
Pihaknya juga mengharapkan semua pihak mulai dari kepolisian, kriminolog, pemerintah daerah hingga relawan dapat duduk bersama. Tujuannya untuk mencari formula yang paling tepat mengenai penanganan klitih.
Berita Terkait
-
Pertemanan Kriminal, AS dan S Mencuri dalam 15 Menit di Banyak Lokasi di Sleman
-
Kasus Penganiayaan di Sleman, Pelaku Sempat Buat Laporan Palsu Ngaku Diklitih
-
Polres Sleman Rekonstruksi Pengeroyokan yang Tewaskan 1 Orang, 46 Adegan Diperagakan
-
Sempat Kabur ke Luar Kota, 4 Pelaku Pengeroyokan Diamankan Satreskrim Polres Sleman
-
Kawanan Jambret Sadis Kerap Beraksi di Kuburan Kota Batam Berhasil Diringkus
Terpopuler
- 6 Sepatu Adidas Diskon 60 Persen di Sports Station, Ada Adidas Stan Smith
- Kronologi Lengkap Petugas KAI Diduga Dipecat Gara-Gara Tumbler Penumpang Hilang
- 5 Moisturizer dengan Alpha Arbutin untuk Memudarkan Flek Hitam, Cocok Dipakai Usia 40-an
- 15 Merek Ban Mobil Terbaik 2025 Sesuai Kategori Dompet Karyawan hingga Pejabat
- 10 Mobil Terbaik untuk Pemula yang Paling Irit dan Mudah Dikendalikan
Pilihan
-
KGPH Mangkubumi Akui Minta Maaf ke Tedjowulan Soal Pengukuhan PB XIV Sebelum 40 Hari
-
Haruskan Kasus Tumbler Hilang Berakhir dengan Pemecatan Pegawai?
-
BRI Sabet Penghargaan Bergengsi di BI Awards 2025
-
Viral Tumbler Tuku di Jagat Maya, Berapa Sebenarnya Harganya? Ini Daftar Lengkapnya
-
Tidak Ada Nasi di Rumah, Ibu di Makassar Mau Lempar Anak ke Kanal
Terkini
-
Haruskan Kasus Tumbler Hilang Berakhir dengan Pemecatan Pegawai?
-
Gagal Pindah! Lahan Sekolah Pengganti SD Nglarang Ternyata Lahan Sawah Dilindungi
-
Program Barter Sampah Rumah Tangga di Jogja: Dapat Sembako dari Beras hingga Daging Segar
-
Kesuksesan BRI Raih Penghargaan di Ajang Global Berkat Program BRInita dan BRILiaN
-
Viral! Makan Bareng Satu Kampung Gegara Lolos PPPK di Gunungkidul, Publik Auto Heboh