SuaraJogja.id - DPRD Gunungkidul merekomendasikan untuk meniadakan kegiatan sosial zona merah penyebaran Covid-19, termasuk wisata. Rekomendasi tersebut mereka keluarkan menyusul terus meningkatnya angka Covid-19 di wilayah ini.
Ketua DPRD Gunungkidul Endah Surbekti Kuntariningsih mengatakan, pihaknya merasa prihatin dengan dan terus bertambahnya angka Covid-19. Bahkan dalam beberapa hari terakhir penambahan tersebut berada di 100 kasus. Oleh karenanya ia memandang Pemerintah Kabupaten Gunungkidul wakturnya mengambil tindakan tegas.
"Saatnya pemerintah menarik rem sekuat-kuatnya," ujar Endah, Jumat (18/6/2021).
Menurut Endah penutupan tersebut diharapkan mampu mengurangi laju penambahan Covid-19 di wilayah ini. Endah mengisyaratkan penutupan dilaksanakan selama sepekan dan kemudian dievaluasi seberapa efektif penutupan atau peniadaan kegiatan sosial di zona merah.
Sementara untuk zona di luar zona merah ia menghimbau agar warganya meningkatkan ketaatan terhadap protokol kesehatan yang telah ditetapkan. Koordinasi Satgas penanganan Covid-19 di tingkat Kelurahan pun harus ditingkatkan agar upaya pencegahan bisa berlangsung efektif.
Menurutnya, Bupati memang perlu mengambil keputusan yang tidak populer, demi keselamatan masyarakat. Karena sudah waktunya Pemkab Gunungkidul menarik rem sekencang-kencangnya. Sebab, lonjakan kasus ini tak sebanding dengan kemampuan fasilitas pendukung yang terbatas
"Jangan sampai nanti rumah sakit penuh. Kita yang repot," tandasnya.
Kepala Dinkes Gunungkidul Dewi Irawaty menyampaikan bahwa Kamis (17/06/2021) kemarin setidaknya ada 144 kasus baru positif COVID-19. Penambahan hari ini membuat angka kumulatif konfirmasi positif COVID-19 Gunungkidul tembus 4.109 kasus. D
"Sebanyak 3.073 kasus sudah dinyatakan sembuh dan sebanyak 184 kasus meninggal dunia. Kasus aktif atau dalam perawatan mencapai 852 kasus. Namun ada yang menjalani isolasi mandiri, sisanya perawatan di rumah sakit (RS) karena bergejala," jelas dia.
Baca Juga: Menko PMK Beri Perhatian Khusus Klaster Covid-19 Hajatan di Madiun
Setidaknya ada 11 klaster yang bersifat aktif alias masih ada kasus positif di sana. Klaster ini menyebar di Playen (3 klaster), Panggang, Karangmojo, Nglipar (4 klaster), Tanjungsari, dan Tepus. Saat ini pihaknya juga sedang melakukan tracing (pelacakan) di kawasan Pantai Drini.
Selain itu, pihaknya juga mencatat angka kematian karena COVID-19 di Gunungkidul terbilang tinggi, yaitu sekitar 4,5 persen dari keseluruhan kasus. Kini, hampir setiap hari ada laporan kasus meninggal dunia dari konfirmasi positif.
Kontributor : Julianto
Berita Terkait
-
Menko PMK Beri Perhatian Khusus Klaster Covid-19 Hajatan di Madiun
-
Klaster Covid-19 Hajatan di Madiun, Menko PMK: Harus Jadi Perhatian Khusus
-
3 Klaster Covid-19 Muncul di Kulon Progo, Semuanya Terjadi di Lingkungan Perkantoran
-
Satgas Covid-19 DIY Minta Penegak Prokes di Desa Tak Sungkan Tegur Pelanggar Prokes
-
Kasus Covid-19 di Kantor Dispar Kulon Progo Bertambah, Total 19 Pegawai Terpapar Corona
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah untuk Aktivitas Harian Pemula, Biaya Operasional Rendah
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 8 Desember 2025, Klaim Skin Langka Winterlands dan Snowboard
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 7 Rekomendasi Bedak Padat Anti Dempul, Makeup Auto Flawless dan Anti Cakey
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
Pilihan
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
Terkini
-
Ingatkan Warga Waspada Cuaca Ekstrem, BPBD Yogya Soroti Kerentanan Kawasan Wisata
-
Berawal dari Bosan Menu Sarapan, Nada Menemukan Jalan Usaha Lewat Sushi Pagi
-
10 Tahun Pakai Biogas, Warga Sleman Tak Khawatir Jika LPG Langka atau Mahal
-
Teras BRI Kapal, Perbankan Terapung bagi Masyarakat di Wilayah Pesisir dan Kepulauan
-
Lika-liku Jembatan Kewek yang Rawan Roboh, Larangan Bus, dan Kemacetan hingga Stasiun Tugu