SuaraJogja.id - Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) DIY Dewi Nurhasanah angkat suara terhadap larangan memutar 42 lagu di radio sebelum pukul 22.00 wib. Pihaknya masih mengkaji aturan larangan tersebut.
"Sejauh ini masih kami kaji lebih dalam, namun jika nanti dari lagu yang diputar memang terbukti melanggar norma peraturan penyiaran khusus, kami akan mengambil sikap tegas ke radio itu," terang Dewi, dihubungi SuaraJogja.id, Rabu (30/6/2021).
Menurut kondisi saat ini, lanjut Dewi, masih terdapat lembaga penyiaran termasuk televisi dan radio yang belum menerapkan aturan penyiaran yang ada.
"Masih ada yang belum memenuhi amanat dalam peraturan penyiaran. Artinya jika dari kami memberi tindakan tegas dengan teguran dan dipublikasikan," terangnya.
Baca Juga: KPI Larang Putar 42 Lagu di Radio, AMDI Korwil Jogja: Regulasinya Belum Jelas
Sanksi bisa saja diberikan, tetapi itu hanya menyasar ke lembaga penyiaran lokal atau di DIY saja. Sementara jika kasus yang ditemukan bersifat nasional, KPID akan merekomendasikan ke KPI Pusat.
Dewi juga tak menampik bahwa beberapa lagu di Indonesia, baik dari dalam negeri dan luar negeri, masih ada yang memiliki unsur yang bertentangan dengan norma, bahkan dinilai vulgar.
"Benar beberapa masih ada, dan itu juga diatur di dalam UU penyiaran dan Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS)," terang Dewi.
Sampai saat ini, pihaknya belum menerapkan larangan tersebut ke radio-radio yang ada di Yogyakarta. Pasalnya KPID DIY juga perlu mendalami isi lagu tersebut.
"Tentunya ini perlu kami lihat kontennya dulu, apakah melanggar dan berbenturan dengan norma di Indonesia atau tidak," terang dia.
Baca Juga: KPI Larang 42 Lagu di Radio, Begini Kekhawatiran AMDI Korwil Yogyakarta
Terpisah, Ketua Asosiasi Music Director Indonesia (AMDI) Korwil Yogyakarta Bonny Prasetya mempertanyakan aturan larangan tersebut. Pasalnya regulasi terkait larangan 42 lagu tersebut belum jelas.
Berita Terkait
-
Denda Rp900 Juta! Konten TikTok Radio Ini Picu Amarah MCMC Malaysia
-
Tanpa Radio, Tak Ada Bento dan Umar Bakrie: Iwan Fals Ungkap Jasa Besar Siaran Lawas
-
Misteri Sinyal Radio dari Galaksi Mati yang Membingungkan Ilmuwan
-
Dihujat Kenakan Topi di Acara TV, Goo Hye Sun: Memakai Topi Itu Kebebasanku
-
KPI Minta Lagu Indonesia Raya Diputar Masif Tiap Pagi di TV dan Radio
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Sama-sama Bermesin 250 cc, XMAX Kalah Murah: Intip Pesona Motor Sporty Yamaha Terbaru
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
Pilihan
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
-
Laga Sulit di Goodison Park: Ini Link Live Streaming Everton vs Manchester City
-
Pemain Keturunan Jawa Bertemu Patrick Kluivert, Akhirnya Gabung Timnas Indonesia?
-
Jadwal Dan Rute Lengkap Bus Trans Metro Dewata di Bali Mulai Besok 20 April 2025
-
Polemik Tolak Rencana Kremasi Murdaya Poo di Borobudur
Terkini
-
Insiden Laka Laut di DIY Masih Berulang, Aturan Wisatawan Pakai Life Jacket Diwacanakan
-
Tingkatkan Kenyamanan Pengguna Asing, BRImo Kini Hadir dalam Dua Bahasa
-
Ribuan Personel Polresta Yogyakarta Diterjunkan Amankan Perayaan Paskah Selama 24 Jam
-
Kebijakan Pemerintah Disebut Belum Pro Rakyat, Ekonom Sebut Kelas Menengah Terancam Miskin
-
Soroti Maraknya Kasus Kekerasan Seksual Dokter Spesialis, RSA UGM Perkuat Etika dan Pengawasan