SuaraJogja.id - Sejak beberapa hari terakhir Bed Occupancy Rate (BOR) atau tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit rujukan Covid-19 di DIY sudah mencapai lebih dari 95 persen setiap harinya. Alih-alih membangun rumah sakit darurat, Pemda akan menambah selter-selter di masing-masing kabupaten/kota.
Sebab, pembangunan rumah sakit darurat membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) dan infrastruktur yang tidak sedikit. Sementara, saat ini saat angka kasus Covid-19 di DIY meningkat tajam; banyak rumah sakit rujukan yang justru kekurangan sumber daya.
"Sampai hari ini membuat rumah sakit darurat itu banyak yang harus dipikirkan. Satu, SDM, kedua sarana prasarananya itu tidak mudah," ujar Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY Pembajun Setyaningastutie dalam wawancara secara daring, Senin (5/7/2021).
Menurut Pembajun, selama ini pembukaan pendaftaran relawan tenaga kesehatan untuk 27 rumah sakit rujukan Covid-19 saja belum bisa memenuhi target. Karenanya, Pemda lebih memilih menguatkan sumber daya yang ada di rumah sakit rujukan yang sudah ada, mulai dari menambah SDM hingga tenda-tenda pemeriksaan untuk men-screening pasien Covid-19.
Hal ini dilakukan untuk menyeleksi apakah pasien perlu dirawat di rumah sakit rujukan atau cukup isolasi di selter. Sebab, saat ini terjadi kepanikan di mana setiap orang yang batuk pilek langsung dibawa ke rumah sakit karena dikhawatirkan terpapar Covid-19.
Selain itu, pengembangan selter-selter di lapangan yang memiliki SOP penanganan Covid-19 dilakukan. Dengan demikian bisa menampung pasien Covid-19 yang tidak harus menginap di rumah sakit rujukan.
Pembajun menambahkan, saat ini semakin banyak selter yang dibangun di kabupaten/kota di DIY. Pemanfaatan selter ini jadi salah satu solusi yang riil dalam mengatasi tingginya jumlah pasien Covid-19.
"Saya tidak bisa membayangkan [kebutuhan SDM dan sarana] untuk membangun satu rumah khusus Covid-19. Saya rasa di selter-selter yang sesuai pedoman[penanganan pasien Covid-19] bisa teratasi," ujarnya.
Sementara itu, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda DIY, Tri Saktiyana mengungkapkan untuk memastikan ketersediaan stok oksigen di DIY, Pemda akan menyediakan 55 ton per hari.
Baca Juga: Penambahan Covid-19 di DIY Tembus 1.615 Kasus, Diprediksi Belum Puncak Penularan
Sebab, saat ini kebutuhan oksigen di rumah sakit sudah naik beberapa kali lipat dari biasanya.
"Kebutuhan oksigen di diy rata-rata normal 20-25 ton per hari. Saat pandemi naik jadi dua sampai tiga kali lipat. Per hari kita perlu 55 ton oksigen dan harus kerjasama karena tidak punya pabrik. Jadi [DIY] harus baik hati dengan jatim, jateng dan jabar," paparnya.
Tri Saktiyana menambahkan, Pemda berupaya mengatasi kedaruratan stok oksigen dengan kegotongroyongan semua pihak.
Karenanya, diharapkan sekat bisnis dan wilayah yang jadi kendala perlu dibuka supaya masalah stok oksigen bisa tertangani dengan baik.
Sebab, birokrasi bisnis selama ini menadi hambatan dalam penyediaan stok oksigen. Contohnya tangki milik distributor A tidak bisa diisi oksigen dari tangki distributor B karena berbeda perusahaan.
"Selain itu alat angkut juga terbatas, karena jadi sopir oksigen juga punya sertifikasi sendiri," imbuhnya.
Berita Terkait
-
Penambahan Covid-19 di DIY Tembus 1.615 Kasus, Diprediksi Belum Puncak Penularan
-
Hari Perdana PPKM Darurat di DIY, Kasus Positif Covid-19 Pecah Rekor 1.358 Kasus Baru
-
Kasus Covid-19 DIY Pecah Rekor Sehari Jelang Pemberlakuan PPKM Darurat, Tambah 922 Kasus
-
Jumlah Pasien Covid-19 di Tanjungpinang Terus Naik, Stok Tempat Tidur Tinggal 7
-
Merasa Jenuh, Masyarakat di DIY Tolak Pemulasaran Jenazah Pakai Protokol Covid-19
Terpopuler
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Suzuki Dibawah Rp 100 Juta: Irit, Murah, Interior Berkelas
- 6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Juli 2025
- 5 Serum Viva untuk Flek Hitam Usia 40 Tahun Keatas, Hempaskan Penuaan Dini
- Klub Presiden Prabowo Subianto Garudayaksa FC Mau Rekrut Thom Haye?
- 10 Rekomendasi Mobil Bekas Keluarga untuk 8 Penumpang: Murah, Nyaman, Irit
Pilihan
-
Blak-blakan! Jokowi Ungkap Tujuan Perubahan Lambang PSI dari Mawar ke Gajah
-
Catut RANS Entertainment, Penipuan Bisnis Kecantikan di Pekanbaru Rugikan Rp6,8 Miliar
-
Baru Dilantik Kurang dari Dua Bulan, Bos Pajak Sudah Pecat 7 Pegawai
-
Sah! Pemerintah Mulai Pungut Pajak dari Pedagang E-commerce
-
Sri Mulyani Mulai Sasar Makanan Ringan Bernatrium, Siap-siap Kena Cukai!
Terkini
-
Aksi Nekat di Sleman Berujung Apes, Pencuri Kepergok, Barang Curian Ditinggal
-
Anies Kritik Gaya Kepemimpinan Teknokrasi: Selamatkan Lingkungan Butuh Sentuhan Emosi
-
Hingga Akhir Kuartal II, Vanguard Jadi Pemegang Saham Asing Terbesar Milik BBRI
-
Terjadi Ketimpangan Fasilitas Desa dan Kota soal PET Scan, Nyawa Pasien Kanker di Ujung Tanduk
-
Polda DIY Grebek Peredaran Miras Ilegal: 1.672 Botol Diamankan, Apa Selanjutnya?