Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Jum'at, 23 Juli 2021 | 12:35 WIB
anggota DPRD Bantul Arni Tyas Palupi mendatangi kediaman Anung, Kamis (22/7/2021) sore kemarin.

SuaraJogja.id - Bocah pencari botol bekas di Bantul yang viral beberapa hari lalu terus menuai perhatian. Kamis (22/7/2021) kemarin, anggota DPRD Bantul Arni Tyas Palupi mendatangi kediaman Anung.

Politisi Partai Golkar tersebut ingin memastikan apakah kondisi Anung seperti yang diberitakan di media sosial. Arni pun menyambangi rumah Anung yang berada di beberapa ratus meter dari Gumuk Pasir Parangkusumo yang terkenal tersebut.

"Saya hanya ingin memastikan saja berita di media sosial tersebut. Jangan sampai ada warga Bantul yang tercecer bantuan,"ujar Arni, Jumat (23/7/2021).

Arni menceritakan Anung tinggal bersama dengan ibunya, ayah tirinya, dua kakak perempuannya, kakak iparnya dan juga keponakannya atau anak dari kakak perempuannya yang masih balita. Sebenarnya Anung memiliki 4 orang kakak namun dua diantaranya telah meninggal dunia.

Baca Juga: Penyekatan Selama PPKM Darurat di Bantul Diklaim Efektif Tekan Mobilitas Masyarakat

Anung tinggal di rumah yang sebenarnya hanya pantas disebut Gubug. Bagaimana tidak, bangunan berdinding dan menggunakan tiang bambu tersebut didirikan di atas gumuk pasir tanpa alas apapun. Bangunan sebesar 4x6 tersebut nampak semrawut dan di bagian luar juga banyak barang bekas berserakan.

Di samping rumah Anung, juga berdiri rumah Besan dari ibunya Anung. Arni mengaku tidak mengetahui secara pasti mengapa keluarga Anung bisa tinggal berdampingan dengan keluarga sang Besan. Apakah sengaja dikumpulkan oleh menantunya di satu lokasi atau ada persoalan lain yang melatarbelakangi.

Arni mengaku prihatin dengan kondisi keluarga Anung. Keluarga ini tinggal di Gubug di kawasan Gumuk pasir selama 4 tahun lebih. Untuk menyambung hidup mereka mengumpulkan barang bekas dan juga membuka warung kecil di depan rumahnya.

"Kalau kakaknya Anung yang sudah bersuami itu kerja di pabrik. Pabrik apa gitu saya kurang tahu,"tambahnya.

Arni mengatakan, dari semua anggota keluarga tersebut ternyata hanya kakak Anung dan suaminya yang memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) Bantul, namun ibu dari Anung serta kakak perempuannya ber KTP Wonosobo. Sehingga untuk mengakses bantuan seperti Program Keluarga Harapan (PKH) ataupun Bantuan Sosial Tunai (BST) nampaknya belum bisa diakomodir.

Baca Juga: Melonjak 746, Kasus Covid-19 di Bantul Tembus 35.511 Orang

"Kalau PKH ataupun BST itu terganjal kependudukan,"paparnya.

Kendati demikian, Arni mengaku akan tetap mengupayakan agar Anung dan keluarga bisa mendapatkan bantuan. Pihaknya akan berkomunikasi dengan Anggota DPR RI dari Dapil DIY agar bisa mengakomodir keluarga Anung dalam mendapatkan bantuan.

Kontributor : Julianto

Load More