Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Hiskia Andika Weadcaksana
Minggu, 25 Juli 2021 | 12:05 WIB
Ilustrasi isolasi atau karantina COVID-19 - (Pixabay/fernandozhiminaicela)

"Kalau lihat kondisi selter itu banyak yang kosong, artinya selama ini memang tidak tercukupkan untuk didorong masuk karena masyarakatnya banyak yang merasa nyaman di rumah," kata Indra.

Indra menilai seharusnya pasien terkonfirmasi positif Covid-19 terus didorong untuk melakukan isolasi di selter. Sebab dari sisi pengawasan dan kebutuhan pun akan jelas tercukupi.

"Kalau menurut kami, menurut petugas justru tempat yang paling nyaman isolasi itu di selter bukan di rumah. Karena apa? Pengawasannya pasti jelas.Ya kebutuhan makan, kesehatan pasti jelas. Kalau di rumah kan nggak," tuturnya.

Jika di rumah hanya mengandalkan atau berharap pada layanan surveilen pun tidak akan maksimal. Pasalnya tidak semua surveilen dari puskesmas pun akan memberikan pelayanan yang sama.

Baca Juga: Tata Cara Mencuci Pakaian Pasien Isoman dan Penerapan Protokolnya

Berbeda jika memang menjalani isolasi di selter, kata Indra, akan ada aktivitas dan pengawasan yang jelas dari para petugas. Ditambah dengan edukasi yang juga terus diberikan untuk ketenangan diri pasien.

"Angka meninggal di selter rendah. Rendah, ya ada satu dua tapi jarang. Saya menemukan kasus meninggal di selter selama proses ini baru tiga. Tapi kenapa masyarakat nggak mau didorong ke selter ini persoalan," tegasnya.

Load More