Sedangkan kalau sudah dalam kondisi yang masuk kategori buruk atau kritis akan susah untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Meningat saat ini fasilitas kesehatan pun penuh dengan pasien lain.
Sore menjelang petang waktu kritis
Dengan serangkaian kejadian yang terus menerus berlangsung dan memiliki kesamaan ritme, Indra dan jawatannya menilai bahwa waktu-waktu yang kritis bagi pasien Covid-19 adalah sore menjelang petang.
Pada saat periode waktu tersebut, tidak sedikit pasien Covid-19 yang tiba-tiba mengalami penurunan kondisi. Demam tinggi hingga sesak napas yang dialami secara mendadak.
Baca Juga: Pernyataan Sikap UGM, Fokus Kuatkan Solidaritas dan Gotong Royong Hadapi Pandemi Covid-19
"Saya membaca beberapa kejadian pergantian waktu antaranya siang ke malam, sore itu ada perubahan suhu," ucapnya.
Lebih jauh, Indra pun telah mengamati fenomena serupa belajar dari pengalaman ledakan kasus di Kudus, Jawa Tengah yang terjadi sekitar awal Juni 2021 lalu. Saat itu diketahui bahwa sebaran virus Covid-19 yang ada adalah varian Delta.
Indra tidak menampik bahwa berdasarkan pola yang terjadi di wilayahnya dan Kudus tidak jauh berbeda. Bahkan, dikatakan Indra, kejadian tak biasa tersebut hampir berbarengan dengan pemeriksaan sampel Covid-19 milik pasien asal DIY tepatnya awal Juli lalu.
"Kami sebenarnya menganalisisnya kan dari kasus Kudus. Waktu Kudus itu kami komunikasi dengan teman-teman di Jawa Tengah untuk menganalisis kasus per kasus itu kok orang meninggal cepat itu kenapa? Terus proses-proses kematiannya itu pada jam berapa sih? Terus proses-proses penularannya itu seperti apa sih?," ujarnya.
Ternyata hasil analisis itu kata Indra memang cocok dengan kondisi yang terjadi di DIY. Kondisi saat ini berbeda dibandingkan dengan sebaran kasus pada tahun lalu.
Baca Juga: Soroti Sense of Crisis, FPRB dan Forkom OMS Desak Pemda DIY Percepat Penanganan Covid-19
"Ternyata mirip-mirip gitu ya. Satu orang bisa menularkan 10-20 orang. Begitu yang kena itu punya komorbid yang berat walaupun pada saat periksa dia didiagnosis ringan mendadak langsung drop. Ya cepat kali dalam waktu sehari dua tiga hari dia turun, kalau tidak segera diintervensi obat yang tepat," jelasnya.
Terpopuler
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Pemain Keturunan Maluku: Berharap Secepat Mungkin Bela Timnas Indonesia
- Marah ke Direksi Bank DKI, Pramono Minta Direktur IT Dipecat hingga Lapor ke Bareskrim
- 10 Transformasi Lisa Mariana, Kini Jadi Korban Body Shaming Usai Muncul ke Publik
- Jawaban Menohok Anak Bungsu Ruben Onsu Kala Sarwendah Diserang di Siaran Langsung
Pilihan
-
Dari Lapangan ke Dapur: Welber Jardim Jatuh Cinta pada Masakan Nusantara
-
Dari Sukoharjo ke Amerika: Harapan Ekspor Rotan Dihantui Kebijakan Kontroversial Donald Trump
-
Sekantong Uang dari Indonesia, Pemain Keturunan: Hati Saya Bilang Iya, tapi...
-
Solusi Pinjaman Tanpa BI Checking, Ini 12 Pinjaman Online dan Bank Rekomendasi
-
Solusi Aktivasi Fitur MFA ASN Digital BKN, ASN dan PPPK Merapat!
Terkini
-
Peringatan Dini BMKG Terbukti, Sleman Porak Poranda Diterjang Angin Kencang
-
Sultan HB X Angkat Bicara, Polemik Penggusuran Warga Lempuyangan Dibawa ke Keraton
-
Konten Kreator TikTok Tantang Leluhur Demi Viral? Keraton Yogyakarta Meradang
-
'Saya Hidupkan Semua!' Wali Kota Jogja Kerahkan 10 Mesin untuk Tangani 300 Ton Sampah Per Hari
-
Curhat Petani Gulurejo, Ladang Terendam, Harapan Pupus Akibat Sungai Mendangkal