Kustini berharap, upaya ini bisa menyelesaikan masalah kelangkaan oksigen di Kabupaten Sleman. Selain itu juga dapat mengurangi angka kematian yang disebabkan karena hal tersebut.
“Saya berharap ini kebijakan solutif untuk masalah yang ada saat ini. Dan tentu bermanfaat untuk masyarakat semua,” pungkasnya.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Sleman Joko Hastaryo menjelaskan saat ini Satgas Oksigen Provinsi DIY terus mencari stok oksigen dari distributor-distributor. Demikian pula masing-masing Direktur Rumah Sakit yang ada di Sleman berkomunikasi dengan Satgas DIY.
Pihak-pihak terkait itu juga nanti saling mengarahkan distribusi oksigen, berdasarkan wilayah yang sangat membutuhkan. Apalagi mengingat belakangan ini banyak bantuan oksigen dari apotek-apotek dan CSR sejumlah perusahaan.
Baca Juga: Sleman Anggarkan Rp2,4 Miliar bagi Ratusan Penyandang Disabilitas Berat
"Jadi sementara ini sudah terkendali, walau baru bisa sampai 3 hari, kalau Sleman sudah mengusahakan untuk oxygen generator. Semoga ketika nanti bisa dioperasionalkan, bisa digunakan untuk mengatasi kekurangan," ungkapnya.
Joko menyebut, secara keseluruhan, jumlah rata-rata kebutuhan oksigen harian untuk Sleman yakni 10.000 ton untuk 27 Rumah Sakit.
Rencana pembelian oxygen generator hanya sebanyak 1 unit saja. Namun diperkirakan satu unit oxygen generator bisa memproduksi 60 tabung besar oksigen.
"Kira-kira pertengahan Agustus," ucapnya.
Alasan generator tersebut baru bisa diadakan pada Agustus karena, dalam penanganan COVID-19 yang menggunakan BTT ini ada aturan yang mengikat. Yaitu, anggaran harus habis dalam satu bulan. Bila Dinkes Sleman ingin menggunakan dana BTT pada Juli, tentu terkendala rentang waktu yang hanya tinggal beberapa hari lagi.
Baca Juga: Berikut Ketentuan Operasional Mal dan Pusat Kulak di Sleman Selama PPKM Level 4
"Tidak mungkin selesai Juli, jadi [dianggarkan untuk pengadaan] Agustus awal. Yang penting sudah ada anggarannya, Rp1,9 miliar," urainya.
Berita Terkait
-
Tersisa 5 Pekan, Berikut Daftar Tim BRI Liga 1 2024/2025 yang Terancam Degradasi
-
Hasil BRI Liga 1: Momen Pulang ke Rumah, PSS Sleman Malah Dihajar Dewa United
-
BRI Liga 1: Hadapi Dewa United FC, PSS Sleman Bawa Misi Selamatkan Diri
-
Hasil BRI Liga 1: Dipecundangi PSBS Biak, PSS Sleman Terbenam di Dasar Klasemen
-
Masjid Agung Sleman: Pusat Ibadah, Kajian, dan Kemakmuran Umat
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Sama-sama Bermesin 250 cc, XMAX Kalah Murah: Intip Pesona Motor Sporty Yamaha Terbaru
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
Pilihan
-
Laga Sulit di Goodison Park: Ini Link Live Streaming Everton vs Manchester City
-
Pemain Keturunan Jawa Bertemu Patrick Kluivert, Akhirnya Gabung Timnas Indonesia?
-
Jadwal Dan Rute Lengkap Bus Trans Metro Dewata di Bali Mulai Besok 20 April 2025
-
Polemik Tolak Rencana Kremasi Murdaya Poo di Borobudur
-
8 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Memori 256 GB Terbaik April 2025
Terkini
-
Insiden Laka Laut di DIY Masih Berulang, Aturan Wisatawan Pakai Life Jacket Diwacanakan
-
Tingkatkan Kenyamanan Pengguna Asing, BRImo Kini Hadir dalam Dua Bahasa
-
Ribuan Personel Polresta Yogyakarta Diterjunkan Amankan Perayaan Paskah Selama 24 Jam
-
Kebijakan Pemerintah Disebut Belum Pro Rakyat, Ekonom Sebut Kelas Menengah Terancam Miskin
-
Soroti Maraknya Kasus Kekerasan Seksual Dokter Spesialis, RSA UGM Perkuat Etika dan Pengawasan