Pilihan untuk menjual jip itu antara lain disebabkan sudah sangat mendesaknya kebutuhan sehari-hari yang tidak tercukupi akibat tidak dapat beroperasi. Selain itu ada pula yang harus segera membayar tagihan di bank.
Pasalnya tidak sedikit dari para pengemudi armada jip wisata ini harus meminjam ke bank untuk mencukupi biaya operasionalnya beberapa waktu lalu.
Dardiri mengaku tidak mengetahui secara detail jumlah pasti armada jip yang harus dijual. Namun kejadian itu bukan hanya sekali atau dua kali saja ditemui.
"Kalau jumlah pastinya kurang tahu persis. Tapi ada sih yang dijual untuk menutup kebutuhan sehari-hari, untuk menutup bank juga kan gitu. Kebanyakan dulu pinjaman bank juga karena bank sekarang ngga ada rekomendasi akhirnya ya mau ngga mau akhirnya ya dijual," ujarnya.
Baca Juga: 23 Kali Guguran Lava Merapi Dimuntahkan Dalam 24 Jam Terakhir, Jarak Terjauh 2 Km
Ditanya mengenai bantuan yang diberikan oleh pemerintah atau dinas terkait, Dardiri menyatakan belum pernah mendapat bantuan apapun hingga saat ini. Padahal dalam kurun waktu 1,5 tahun terakhir sejak pandemi Covid-19 kondisi wisata jip di lereng Merapi penuh dengan ketidakpastian.
"Ngga ada sampai saat ini. Makanya kita itu besok baru mau kumpul, rapat. Belum ada," tegasnya.
Perkembangan kondisi saat ini membuat Dardiri dan pengemudi lain ibaratnya sudah memasuki fase kritis. Namun mereka hanya juga bisa pasrah menghadapi situasi sekarang.
Dardiri bahkan berencana untuk secara simbolis mengibarkan bendera putih sebagai tanda keprihatinan mereka dengan segala kebijakan dan kondisi yang ada.
Namun untuk saat ini, pihaknya mau tidak mau akam tetap mengikuti anjuran pemerintah. Walaupun jika secara protokol kesehatan dan SOP pelayanan sudah dipastikan dapat dijalankan dengan baik.
Baca Juga: Gunung Merapi Kembali Muntahkan Awan Panas Guguran, Jarak Luncur Capai 2,5 Kilometer
"Mau ngga mau kita ikuti anjuran pemerintah saja. Walaupun kita udah prokes, SOP kita udah 100 persen tapi ya pemerintah maunya kayak gitu, tapi di sisi lain wisatawan pun juga belum seperti biasanya seandainya ada satu dua tidak kerumunan itu saya kira rombongan juga ngga ada. Jadi sementara ini ya kita ikuti aturan pemerintah dulu," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Penthouse dengan Pemandangan Cantik Kota New York Ini Dijual Murah, Cuma Rp 1,8 Triliun!
-
Masa Depan TikTok di AS: Dijual, Diblokir, atau Dimiliki Bersama?
-
Perbandingan Spesifikasi Huawei Mate X6 vs Samsung Galaxy Z Fold 6: Akan Dijual di Pasar Indonesia!
-
Huawei Band 10 Dijual Rp 400 Ribuan di Tanah Air, Bawa Banyak Fitur Cerdas!
-
Buku 101 Alasan Bertahan Hidup: Tidak Menyerah dalam Menghadapi Kesulitan
Terpopuler
- Pamer Hampers Lebaran dari Letkol Teddy, Irfan Hakim Banjir Kritikan: Tolong Jaga Hati Rakyat
- Kekayaan Menakjubkan Lucky Hakim, Bupati Indramayu yang Kena Sentil Dedi Mulyadi
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
- Jualan Sepi usai Mualaf, Ruben Onsu Disarankan Minta Tolong ke Sarwendah
- Bak Trio Ridho-Idzes-Hubner, Timnas Indonesia U-17 Punya 3 Bek Solid
Pilihan
-
Solusi Pinjaman Syariah Tanpa Riba, Tenor Panjang dan Plafon Sampai Rp150 Juta!
-
Dear Petinggi BEI, IHSG Memang Rapuh dan Keropos!
-
Harga Emas Antam Berbalik Lompat Tinggi Rp23.000 Hari Ini, Jadi Rp1.777.000/Gram
-
Wall Street Keok, IHSG Diprediksi Melemah Imbas Perang Dagang Trump vs Xi Jinping
-
Megawati dan Prabowo Subianto Akhirnya Bertemu, Begini Respon Jokowi
Terkini
-
Sleman Pastikan Tak Ada ASN Bolos, Tapi Keterlambatan Tetap Jadi Sorotan
-
Pemda DIY Ngebut Bangun Sekolah Rakyat, Siswa Miskin Bisa Sekolah Juli 2025
-
Pengawasan Jebol hingga Daging Sapi Antraks Dijual Bebas, 3 Warga Gunungkidul Terinfeksi
-
Libur Lebaran di Sleman, Kunjungan Wisatawan Melonjak Drastis, Candi Prambanan Jadi Primadona
-
Zona Merah Antraks di Gunungkidul, Daging Ilegal Beredar? Waspada