SuaraJogja.id - Kerapnya ekstrusi yang terjadi di Gunung Merapi, ditanggapi oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi dan Klimatologi (BPPTKG). Dampaknya pun juga terjadi yaitu hujan abu vulkanik di sekitar kaki Gunung Merapi.
Kepala BPPTKG, Hanik Humaida menjelaskan kondisi itu adalah fase dimana Gunung Merapi sering memuntahkan lava dan guguran awan panas (AGP).
"Kondisi sekarang yang jelas awan panas muncul terus-terusan," ujar Hanik dihubungi wartawan, kemarin.
Ia melanjutkan bahwa bahaya kondisi erupsi bisa terjadi. Sehingga warga diminta tidak melakukan aktivitas dengan radius 3 kilometer dari puncak Merapi.
Baca Juga: Diterjan Hujan Abu Erupsi Gunung Merapi, Ini Kondisi Magelang
"Artinya sejak 4 Januari itu kan sudah ada fase erupsi ya," ujar dia.
Fase itu biasanya ditunjukkan muncul kubah lava, lalu guguran lava selanjutnya awan panas. Hal itu terjadi sampai saat ini.
"Adanya fase erupsi ini, kami memberikan rekomendasi agar tidak beraktivitas di radius 3 kilometer dari puncak Merapi. Selanjutnya dari arah barat daya atau tenggara radius 5 kilometer," ujar dia.
BPPTKG tak bisa memprediksi kapan erupsi itu berhenti. Pasalnya guguran lava, awan panas masih sering terjadi.
"Kami tidak bisa prediksi, karena kan alam ya, kapan berhentinya kami tidak tahu. Yang jelas kami masih melihat tanda-tanda yang ada, sejauh mana kami bisa berikan rekomendasi itu," ujar dia.
Baca Juga: Merapi Keluarkan Awan Panas Guguran, Beberapa Wilayah Ini Kembali Diguyur Hujan Abu
Disinggung apakah akan ada ledakan atau erupsi, Hanik menyebut jika kondisi itu bisa terjadi tapi frekuensinya kecil.
"Ya ada, tapi kemungkinan kecil, sifatnya efusif," terang Hanik.
Sebelumnya, Senin (16/8/2021) Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas pukul 05.53 wib. Durasi awan panas tercatat 289 detik.
Tinggi kolom mencapai 600 meter. Jarak luncur tercatat mencapai 3,5 kilometer. dampaknya terjadi hujan abu vulkanik tebal di beberapa kabupaten di Magelang, yaitu di Kecamatan Tegalrejo, Sawangan dan juga Kecamatan
Berita Terkait
-
Erupsi Lewotobi: Perjuangan dan Harapan Warga untuk Bangkit
-
Sekolah Beralih Jadi Pos Pengungsian Lewotobi, Semangat Siswa-Siswi Jadi Sukarelawan
-
Ahmad Muzani Kerap Beli Sapi Lalu Dilelang hingga Tembus Ratusan Juta, Ternyata Ini Tujuannya
-
Istri Kapolri: Kita Harus Memperhatikan Kondisi Psikologis Anak-anak di Tempat Pengungsian Erupsi Gunung Lewotobi
-
Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki: Kenapa Abu Vulkanis Bisa Bahayakan Penerbangan?
Terpopuler
- Kini Rekening Ivan Sugianto Diblokir PPATK, Sahroni: Selain Kelakuan Buruk, Dia juga Cari Uang Diduga Ilegal
- Gibran Tinjau Makan Gratis di SMAN 70, Dokter Tifa Sebut Salah Sasaran : Itu Anak Orang Elit
- Tersandung Skandal Wanita Simpanan Vanessa Nabila, Ahmad Luthfi Kenang Wasiat Mendiang Istri
- Dibongkar Ahmad Sahroni, Ini Deretan 'Dosa' Ivan Sugianto sampai Rekening Diblokir PPATK
- Deddy Corbuzier Ngakak Dengar Kronologi Farhat Abbas Didatangi Densu: Om Deddy Lagi Butuh Hiburan
Pilihan
-
Emiten Leasing Boy Thohir Akui PHK Ribuan Karyawan
-
Data Ekonomi China Dorong Rupiah Berotot di Perdagangan Senin Pagi
-
Harga Emas Antam Mulai Naik Lagi, Hari Ini Tembus Rp1.476.000/Gram
-
Marselino Ferdinan Dituduh Biang Kerok Eliano Reijnders Dicoret STY: Kalah Sama Camat...
-
Perbandingan Giovanni Van Bronckhorst vs Shin Tae-yong, Adu Pantas Jadi Pelatih Timnas Indonesia
Terkini
-
Mengurai Nasib Nelayan Gunungkidul: Terjerat Gaya Hidup Hedon hingga Minim Perlindungan
-
Update Pembacokan di Jambusari, Sleman: Satu jadi Tersangka, Polisi Kejar Dua Pelaku Lain
-
5 Alasan Mengapa Yogyakarta Cocok Jadi Destinasi Liburan Favorit di Akhir Tahun
-
UMKM Konsumtif, Program Penghapusan Utang ala Presiden Prabowo Bisa Tak Efektif
-
Sororti Penyerapan Susu Peternak Lokal, Pemerintah Didorong Berikan Perlindungan