Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Muhammad Ilham Baktora
Selasa, 17 Agustus 2021 | 08:05 WIB
Gunung Merapi kembali keluarkan awan panas pada Selasa (17/8/2021) pagi. (Dokumentasi: BPPTKG).

SuaraJogja.id - Kerapnya ekstrusi yang terjadi di Gunung Merapi, ditanggapi oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi dan Klimatologi (BPPTKG). Dampaknya pun juga terjadi yaitu hujan abu vulkanik di sekitar kaki Gunung Merapi.

Kepala BPPTKG, Hanik Humaida menjelaskan kondisi itu adalah fase dimana Gunung Merapi sering memuntahkan lava dan guguran awan panas (AGP).

"Kondisi sekarang yang jelas awan panas muncul terus-terusan," ujar Hanik dihubungi wartawan, kemarin.

Ia melanjutkan bahwa bahaya kondisi erupsi bisa terjadi. Sehingga warga diminta tidak melakukan aktivitas dengan radius 3 kilometer dari puncak Merapi.

Baca Juga: Diterjan Hujan Abu Erupsi Gunung Merapi, Ini Kondisi Magelang

"Artinya sejak 4 Januari itu kan sudah ada fase erupsi ya," ujar dia.

Fase itu biasanya ditunjukkan muncul kubah lava, lalu guguran lava selanjutnya awan panas. Hal itu terjadi sampai saat ini.

"Adanya fase erupsi ini, kami memberikan rekomendasi agar tidak beraktivitas di radius 3 kilometer dari puncak Merapi. Selanjutnya dari arah barat daya atau tenggara radius 5 kilometer," ujar dia.

BPPTKG tak bisa memprediksi kapan erupsi itu berhenti. Pasalnya guguran lava, awan panas masih sering terjadi.

"Kami tidak bisa prediksi, karena kan alam ya, kapan berhentinya kami tidak tahu. Yang jelas kami masih melihat tanda-tanda yang ada, sejauh mana kami bisa berikan rekomendasi itu," ujar dia.

Baca Juga: Merapi Keluarkan Awan Panas Guguran, Beberapa Wilayah Ini Kembali Diguyur Hujan Abu

Disinggung apakah akan ada ledakan atau erupsi, Hanik menyebut jika kondisi itu bisa terjadi tapi frekuensinya kecil.

"Ya ada, tapi kemungkinan kecil, sifatnya efusif," terang Hanik.

Sebelumnya, Senin (16/8/2021) Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas pukul 05.53 wib. Durasi awan panas tercatat 289 detik. 

Tinggi kolom mencapai 600 meter. Jarak luncur tercatat mencapai 3,5 kilometer. dampaknya terjadi hujan abu vulkanik tebal di beberapa kabupaten di Magelang, yaitu di Kecamatan Tegalrejo, Sawangan dan juga Kecamatan

Load More