SuaraJogja.id - Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian Alissa Wahid menyatakan anak-anak yang kehilangan orang tuanya di masa pandemi Covid-19 sudah tergolong dalam jumlah besar. Setidaknya hingga saat ini tercatat sudah ada 11 ribu lebih anak yang menjadi yatim dan atau piatu selama pandemi.
"Yatim piatu karena Covid-19 itu jumlahnya besar. Secara nasional ada 11 ribu anak yang kehilangan orang tua karena Covid-19, itu secara nasional 11 ribu lebih," kata Alissa kepada awak media seusai meninjau pelaksanaan vaksinasi di The Alana Hotel & Convention Center Yogyakarta, Rabu (18/8/2021).
Alissa tidak menutup kemungkinan, jumlah itu masih akan bertambah lagi di waktu yang akan datang, mengingat masih banyak kasus penularan Covid-19 khususnya di daerah luar Jawa.
"Jadi ini pasti akan terus bertambah dengan sekarang meningkatnya (kasus Covid-19) di luar Jawa," ujarnya.
Disampaikan Alissa, masyarakat Indonesia yang masih erat dengan budaya kekeluargaan membuat nasib anak-anak yang kehilangan orang tuanya itu cukup terbantu. Pasalnya dengan masih adanya sanak saudara di keluarga besar anak itu membuat si anak tidak sepenuhnya sendiri.
"Sebetulnya kita beruntung karena Indonesia itu budayanya, masih budaya keluarga besar. Jadi anak-anak yang yatim-piatu ini kemudian diambil oleh keluarganya, tidak kemudian terlunta-lunta," tuturnya.
Namun tidak lantas persoalan anak-anak yang kehilangan orang tuanya ini selesai sampai di situ saja. Menurutnya, ada efek lain khususnya kepada si anak yang perlu untuk lebih diperhatikan lagi.
Dalam hal ini terkait dengan persoalan trauma akibat hilangnya orang tua dalam waktu yang bisa dibilang cukup singkat. Dampak traumatis itu yang sudah seharusnya ditindaklanjuti lagi tidak hanya saat peristiwa itu terjadi saja tapi jangka panjang.
"Tapi kan anak-anak ini trauma kehilangan orang tuanya dalam waktu sangat singkat, ngga sempet say goodbye dan lain-lain. Jadi pendampingan yang lebih jangka panjang itu diperlukan," ungkapnya.
Baca Juga: Dampak Pandemi Covid-19, Ganjar Pranowo Sebut Ada 7.756 Jadi Anak Yatim Piatu
Selain pendampingan yang dilakukan dalam jangka panjang, pendekatan-pendekatan lain dalam penanganan kasus ini juga perlu dilakukan. Baik dari segi fasilitasi atau bantuan lainnya yang mampu menunjang kehidupan si anak pasca ditinggal oleh orang tuanya.
Alissa menyebut Gusdurian Peduli sendiri memang sudah membuat inisiatif-inisiatif untuk penanganan berbagai aspek Covid-19. Baik dari bantuan untuk para warga isoman, nakes dan termasuk untuk anak-anak yatim piatu ini.
"Fasilitasi juga diperlukan dan perlu kerja yang lebih, pendekatannya komprehensif dan sistematis. Kalau tidak, mereka justru karena diambil keluarganya terus kita menganggap ngga ada persoalan," tegasnya.
Putri sulung dari mantan Presiden RI Abdurrahman Wahid itu mengaku belum memiliki data lebih rinci terkait dengan kategori anak-anak yang kehilangan orang tuanya ini. Baik yang hanya kehilangan ayah atau ibunya saja, hingga bahkan keduanya.
Namun Alissa menilai dampak secara psikis itu memang nyata dialami oleh anak-anak yang kehilangan orangtuanya itu. Bahkan jumlahnya pun tidak hanya bisa dibilang sedikit.
"Belum, kami belum mencatat ada upaya untuk bunuh diri. Tetapi saya beberapa kali menerima foto yang dari lapangan, yang matanya kosong, terutama yang anak SD," ungkapnya.
Berita Terkait
-
Dampak Pandemi Covid-19, Ganjar Pranowo Sebut Ada 7.756 Jadi Anak Yatim Piatu
-
Kehilangan Orang Tua Akibat Covid-19, 120 Anak di DIY Yatim Piatu
-
Yatim Piatu karena Covid: Kalau Dengar Kata 'Ibu' dan 'Ayah' Dia Menangis
-
Empat Anak di Bantul Jadi Yatim Piatu Akibat Covid-19, Bupati: Kami Akan Beri 3 Jaminan
-
Mensos Risma Sebut 11.045 Anak Indonesia jadi Yatim Piatu Akibat Covid-19
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- 7 Sunscreen yang Wudhu Friendly: Cocok untuk Muslimah Usia 30-an, Aman Dipakai Seharian
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Oktober 2025: Pemain 110-113, Gems, dan Poin Rank Up Menanti
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Mengulik Festival Angkringan Yogyakarta 2025, Dorong Transformasi Digital Pasar dan UMKM Lokal
-
Ironi Distribusi Sapi: Peternak NTT Merugi, Konsumen Jawa Bayar Mahal, Kapal Ternak Jadi Kunci?
-
Rejeki Nomplok Akhir Pekan! 4 Link DANA Kaget Siap Diserbu, Berpeluang Cuan Rp259 Ribu
-
Petani Gunungkidul Sumringah, Pupuk Subsidi Lebih Murah, Pemkab Tetap Lakukan Pengawasan
-
Makan Bergizi Gratis Bikin Harga Bahan Pokok di Yogyakarta Meroket? Ini Kata Disperindag