SuaraJogja.id - Gejayan Memanggil mengundang para seniman di berbagai daerah di Indonesia untuk ikut dalam 'Lomba Mural Dibungkam'. Hal ini juga sebagai kritik atas tindakan aparat kepolisian atau pemerintah daerah yang belakangan kerap menghapus mural bernuansa kritikan.
Pengumuman lomba tersebut telah diunggah melalui akun Instagram @gejayanmemanggil, pada Senin (23/8/2021) kemarin. Menurut rencananya lomba mural ini akan berlangsung hingga sepekan ke depan.
Humas Gejayan Memanggil, Mimin Muralis (nama yang disamarkan) menilai menggambar merupakan kebudayaan yang dimiliki dan dirasakan setiap anak.
"Jadi pemberangusan adalah kekeliruan penguasa atau orang dewasa. Corat-coretan di tembok adalah cara-cara ketika kebebasan bersuara terbatas dan sekarang coretan itu pun dibatasi," kata Mimin saat dihubungi awak media, Selasa (24/8/2021).
Baca Juga: 98 Persen Guru dan Tendik Sudah Divaksin, Disdik Sleman Enggan Buru-Buru PTM
Lebih lanjut, disampaikan Mimin, sebenarnya mural-mural yang bermuatan kritis sendiri telah ada sejak puluhan tahun silam atau pada zaman Kolonial Belanda di Indonesia. Saat itu mural dijadikan sebagai senjata masyarakat yang terjajah untuk membakar semangat kemerdekaan kala itu.
Namun justru saat ini di Indonesia, mural dianggap sebagai tindak kriminal oleh pemerintah dan aparat berwenang. Berbeda dengan mural-mural di sejumlah negara Eropa yang tetap banyak menampilkan konten kritis, satire hingga mengancam polisi.
"Di Indonesia sebaliknya, mural dianggap kriminal. Sementara baliho sampah visual dianggap representasi suara rakyat. Padahal itu suara oligarki yang punya uang untuk menyewa papan reklame dan memprinting spanduk banner dan sebagainya yang merusak pemandangan kita secara estetik dan politik," terangnya.
Mimin menegaskan lomba mural ini tidak hanya bertujuan untuk terus menyalakan semangat revolusi. Melainkan juga sebagai respon tindakan penghapusan mural di berbagai wilayah yang dianggap sebagai tindakan yang terlalu responsif.
"Responsif yang sifatnya destruktif dan anti-kritik," tegasnya.
Baca Juga: Terus Upayakan Percepatan, Disdik Sebut 50 Persen Lebih Pelajar di Sleman Sudah Divaksin
Disebutkan Mimin sejauh ini lomba mural tersebut mendapat respon positif dari berbagai kalangan. Hal itu ditunjukkan dengan beberapa karya mural yang telah masuk tidak hanya berasal dari Yogyakarta saja.
Melainkan sejumlah kawasan lain seperti di Jakarta Pusat dan sejumlah daerah lain yang tidak bisa turut berpartisipasi dalam lomba mural ini.
Nantinya karya yang berhasil dihapus oleh aparat akan mendapat nilai lebih dari juri. Tentunya dengan kriteria lain yang telah ditentukan pula, di antaranya keberanian konten, menggambarkan semangat perlawanan, diapresiasi rakyat dan tidak mengandung unsur SARA.
"Sebab penghapusan mural oleh aparat menjadi nilai lebih bagi penilaian juri untuk setiap karya yang akan ditetapkan sebagai pemenang," tuturnya.
Menurutnya, penghapusan yang dilakukan oleh aparat atau pemerintah daerah itu menjadi estetika perlawanan. Sebab dianggap telah nihil apresiasi atas kegelisahan rakyat yang dituangkan dalam setiap goresan mural itu.
Mimin turut meningatkan kepada masyarakat yang ikut serta dalam lomba ini terkait dengan konsekuensi yang mungkin saja didapatkan dari pemerintah. Walaupun pihaknya juga tidak akan lantas sepenuhnya membiarkan hal-hal yang tidak diinginkan dapat terjadi.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Mural Jadi Polemik, Kebebasan Berpendapat Dipertanyakan
-
Kota Presiden Jokowi Dikepung Mural Kritikan, Ini Respon Masyarakat
-
Banyak Mural Kritis Dihapus, Muncul Mural: Urus Saja Moralmu, Jangan Muralku
-
Viral Aksi Vandalisme di Flyover Bandung, Sosiolog: Mending Sekalian Bikin Mural
-
Mural Bernada Kritik Dihapus, Pakar UGM: Sikap Anti Kritik Pemerintah Itu Lebay
Terpopuler
- Istri Menteri UMKM Bukan Pejabat, Diduga Seenaknya Minta Fasilitas Negara untuk Tur Eropa
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas MPV 1500cc: Usia 5 Tahun Ada yang Cuma Rp90 Jutaan
- 5 Rekomendasi Pompa Air Terbaik yang Tidak Berisik dan Hemat Listrik
- Diperiksa KPK atas Kasus Korupsi, Berapa Harga Umrah dan Haji di Travel Ustaz Khalid Basalamah?
- 5 AC Portable Mini untuk Kamar Harga Rp300 Ribuan: Lebih Simple, Dinginnya Nampol!
Pilihan
-
Aura Farming Anak Coki Viral, Pacu Jalur Kuansing Diklaim Berasal dari Malaysia
-
Breaking News! Markas Persija Jakarta Umumkan Kehadiran Jordi Amat
-
Investor Ditagih Rp1,8 Miliar, Ajaib Sekuritas Ajak 'Damai' Tapi Ditolak
-
BLT Rp600 Ribu 'Kentang', Ekonomi Sulit Terbang
-
Usai Terganjal Kasus, Apakah Ajaib Sekuritas Aman Buat Investor?
Terkini
-
Kronologi Amuk Massa Ojol di Sleman, Dari Pesanan ShopeeFood Telat hingga Perusakan Mobil Polisi
-
Terjadi Kericuhan di Jalan Godean, Massa Rusak Satu Buah Mobil di Sleman
-
Liburan Sekolah, Sampah Menggila! Yogyakarta Siaga Hadapi Lonjakan Limbah Wisatawan
-
Duh! Dua SMP Negeri di Sleman Terdampak Proyek Jalan Tol, Tak Ada Relokasi
-
Cuan Jumat Berkah! Tersedia 3 Link Saldo DANA Kaget, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan