SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Meski belum terlihat kembali mengeluarkan awan panas tetapi lava terus keluar.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida mengatakan, dalam periode pengamatan Kamis (26/8/2021) pukul 00.00 WIB - 24.00 WIB muncul beberapa kali guguran lava yang mengarah ke barat daya.
"Teramati 64 kali guguran lava ke arah barat daya dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter," kata Hanik dalam keterangan tertulisnya, Jumat (27/8/2021).
Disampaikan Hanik, tidak ada asap kawah yang teramati dalam periode pengamatan ini. Namun sejumlah kegempaan juga masih terus terjadi dari periode 24 jam itu.
Mulai dari kegempaan guguran sebanyak 262 kali, hembusan sejumlah 53 kali, low frekuensi 15 kali, hybrid atau fase banyak sejumlah 4 kali dan 1 kali tektonik jauh.
Sementara jika dibandingkan dengan periode pengamatan terbaru atau tepatnya pada Jumat (27/8/2021) pukul 00.00 WIB - 06.00 WIB. Masih tetap tidak teramati ada awan panas guguran yang muncul.
Pada periode pengamatan enam jam tersebut juga hanya ada aktivitas dari guguran lava. Kendati memang tidak sebanyak periode pengamatan sebelumnya.
Awas kawah pun tidak teramati muncul di puncak Gunung Merapi.
"Hanya teramati 13 kali guguran lava pijar ke arah barat daya dengan jarak luncur maksimal 1.000 meter," ungkapnya.
Baca Juga: Update Gunung Merapi: Dalam Semalam Keluarkan 18 Kali Guguran Lava Pijar
Sejumlah kegempaan tetap masih terjadi dalam periode tersebut. Di antaranya kegempaan guguran sebanyak 83 kali, hembusan 57 kali, low frekuensi 8 kali dan hybrid atau fase banyak 3 kali.
Hanik menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor tenggara-barat daya sejauh maksimal 3 km ke arah sungai Woro. Lalu sejauh 5 km ke arah sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
Sedangkan untuk kemungkinan jika terjadi lontaran material vulkanik saat terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
"Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya," imbuhnya.
Selain itu masyarakat juga diminta untuk mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
Kegiatan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III juga tetap direkomendasikan untuk dihentikan sementara waktu.
Berita Terkait
-
Update Gunung Merapi: Dalam Semalam Keluarkan 18 Kali Guguran Lava Pijar
-
18 Kali Guguran Lava Merapi dalam 6 Jam Terakhir, Jarak Luncur Capai 1,5 Kilometer
-
Kawanan Monyet Turun Gunung dari Gunung Merapi, TNGM Beri Penjelasan
-
Napak Tilas Erupsi Merapi, Zaskia Adya Mecca Jadi Susah Tidur
-
30 Kali Guguran Lava Merapi dalam 24 Jam, Luncuran Menuju ke 2 Sungai
Terpopuler
- Ole Romeny Menolak Absen di Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- Tanpa Naturalisasi, Jebolan Ajax Amsterdam Bisa Gantikan Ole Romeny di Timnas Indonesia
- Makna Satir Pengibaran Bendera One Piece di HUT RI ke-80, Ini Arti Sebenarnya Jolly Roger Luffy
- Ditemani Kader PSI, Mulyono Teman Kuliah Jokowi Akhirnya Muncul, Akui Bernama Asli Wakidi?
- Jelajah Rasa Nusantara dengan Promo Spesial BRImo di Signature Partner BRI
Pilihan
-
Kevin Diks Menggila di Borussia-Park, Cetak Gol Bantu Gladbach Hajar Valencia 2-0
-
Calvin Verdonk Tergusur dari Posisi Wingback saat NEC Hajar Blackburn
-
6 Smartwatch Murah untuk Gaji UMR, Pilihan Terbaik Para Perintis 2025
-
3 Film Jadi Simbol Perlawanan Terhadap Negara: Lebih dari Sekadar Hiburan
-
OJK Beberkan Fintech Penyumbang Terbanyak Pengaduan Debt Collector Galak
Terkini
-
Analisis Tajam Sabrang Letto: Kasus Tom Lembong Jadi Pertaruhan: Wasit Tak Adil!
-
Target PAD Pariwisata Bantul Terlalu Ambisius? Ini Strategi Dinas untuk Mengejarnya
-
Marak Pembangunan Abaikan Lingkungan, Lanskap Ekosistem DIY Kian Terancam
-
Status Kedaruratan Ditingkatkan Pasca Kasus Leptospirosis, Pemkot Jogja Sediakan Pemeriksaan Gratis
-
Bosan Kerja Kantoran? Pemuda Ini Buktikan Keripik Pisang Bisa Jadi Bisnis Menguntungkan di Kulon Progo