SuaraJogja.id - Dampak perpanjangan Pemberlakuan Pengetatan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 hingga 6 September mendatang kembali membuat kecewa masyarakat. Harapan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang menjual oleh-oleh khas Jogja juga harus pupus. Pasalnya wisatawan yang diprediksi akan banyak datang ke Jogja bisa mengembalikan pendapatan mereka.
Puji Sulastri, salah satu pelaku usaha oleh-oleh khas Jogja di Malioboro, hanya menggantungkan hidupnya pada aktivitas berdagang. Wisatawan adalah harapannya untuk bisa menghidupi dan memenuhi kebutuhannya sehari-hari.
Hampir 1,5 bulan dirinya menutup lapak jualan selama PPKM diterapkan. Pendapatannya juga sudah tak bisa menopang kebutuhannya.
"Sekarang juga sudah tidak bisa mengandalkan pendapatan di Malioboro. Pertengahan Agustus kemarin saya sudah kembali membuka los di sini. Tapi belum banyak yang membeli," terang Puji ditemui wartawan di Malioboro, Rabu (1/9/2021).
Baca Juga: Pedasnya Bikin Nagih, Intip Ayam Penyet Sambal Ijo Aa Sipit yang Selalu Ramai Dikunjungi
Mengenang perjuangannya sebagai pelaku UMKM di Kota Jogja, Puji sedikitnya sudah memiliki 10 karyawan. Pedagang bakpia, dodol dan oleh-oleh khas Jogja ini membangun usahanya selama lima tahun lalu.
Puji mengawali usahanya dengan membuat bakpia berbagai rasa dengan tekniknya sendiri. Bakpia-bakpia itu kemudian dititipkan di sejumlah los yang ada di Malioboro dan juga toko oleh-oleh yang ada di Jogja.
"Sebelumnya saya memiliki 10 karyawan di rumah. Mereka membuat bakpia yang selanjutnya saya sebar ke berbagai toko-toko dan lapak di Malioboro untuk dijual," terang Puji.
Usahanya pun berkembang, Puji akhirnya menyewa satu lapak di Malioboro untuk menjual bakpia tanpa menghentikan distribusi bakpianya ke toko-toko.
Namun pada Maret 2020 saat pandemi Covid-19 menyebar di DIY, pendapatannya mulai terganggu. Penghasilan tak menentu juga menjadi masalahnya karena tidak bisa menggaji karyawan.
Baca Juga: Kakorlantas Bagikan 1.000 Paket Sembako ke PKL Terdampak Pandemi di Jakarta
"Akhirnya dengan berat hati karyawan saya berhentikan karena sudah tidak bisa menggaji mereka. Padahal saya senang bisa mengajak orang lain untuk bisa bekerja seperti ini," kenang Puji.
Lima tahun berdagang, baru kali ini dirinya mengalami kondisi kesulitan ekonomi. Puji tidak mau menyerah dan tetap berusaha untuk bertahan hidup.
Setelah Pemkot Jogja melonggarkan PPKM pada akhir Agustus 2021 lalu, dirinya dan keluarga langsung membuka lapaknya di sisi timur Kantor Gubernur DIY.
Pertama kali dibuka, tak banyak pembeli yang datang. Puji masih yakin jika akan ada wisatawan yang membeli bakpianya.
Harapannya terjawab pada Minggu (29/8/2021). Wisatawan kembali berdatangan dan membeli bakpianya, meskipun belum sampai balik modal.
"Kami berharap hal ini bisa kembali seperti dulu lagi," jelas dia.
Ia juga meminta pada Pemerintah tidak ada perpanjangan PPKM lagi pada bulan September ini. Cukup sampai 6 September saja pembatasan aktivitas warga diterapkan.
"Kami berharap tidak ada lagi perpanjangan, karena wisatawan pasti mengiranya di Jogja masih ditutup," ujar ibu anak satu ini.
Terpisah, pedagang oleh-oleh di Malioboro lainnya, Diah Measari mengatakan bahwa kondisi warga di Indonesia sudah banyak yang divaksin. Selain itu kesadaran mengenakan masker juga cukup baik, sehingga pemerintah bisa membuka lagi pintu-pintu masuk wisatawan ke Jogja.
"Vaksinasi sekarang kan sudah sangat gencar. Terlebih lagi hampir tiap warga taat menggunakan masker. Saya kira pemerintah bisa melonggarkan lagi dan membuka wisatawan. Jangan ditutup terus karena perpanjangan PPKM itu," harapnya.
Sementara, Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi memastikan bahwa Kota Jogja belum membuka destinasi wisata hingga saat ini. Keramaian kawasan Malioboro yang terjadi pad Minggu lalu terjadi karena sektor ekonomi di Malioboro sudah kembali bergeliat.
"Destinasi wisata di Jogja itu belum dibuka. Memang ada keramaian di Malioboro tapi saya kira itu warga Jogja. Nah karena Malioboro termasuk entitas ekonomi, sehingga aktivitas ekonominya (yang ramai)," kata Heroe kepada wartawan, Senin (30/8/2021).
Berita Terkait
-
10 Oleh-Oleh Khas Jogja yang Bisa untuk Kumpul Keluarga saat Lebaran
-
9 Oleh-Oleh Khas Jogja Wajib Dibawa Saat Mudik Lebaran 2025: Keluarga Pasti Senang!
-
Viral Wanita Anak Pedagang Kaki Lima Kritik Gus Miftahh: Jangan Anggap Remeh...
-
Kekayaan Hasto Kristiyanto yang Samakan Jokowi dengan Pedagang Kaki Lima
-
Puncak Bogor Mencekam! Penertiban PKL Berujung Kegelapan dan Ketakutan Wisatawan
Terpopuler
- Menguak Sisi Gelap Mobil Listrik: Pembelajaran Penting dari Tragedi Ioniq 5 N di Tol JORR
- Kode Redeem FF SG2 Gurun Pasir yang Aktif, Langsung Klaim Sekarang Hadiahnya
- Dibanderol Setara Yamaha NMAX Turbo, Motor Adventure Suzuki Ini Siap Temani Petualangan
- Daftar Lengkap HP Xiaomi yang Memenuhi Syarat Dapat HyperOS 3 Android 16
- Xiaomi 15 Ultra Bawa Performa Jempolan dan Kamera Leica, Segini Harga Jual di Indonesia
Pilihan
-
Link Live Streaming AC Milan vs Inter Milan: Duel Panas Derby Della Madonnina
-
FULL TIME! Yuran Fernandes Pahlawan, PSM Makassar Kalahkan CAHN FC
-
Libur Lebaran, Polresta Solo Siagakan Pengamanan di Solo Safari
-
Dipermak Nottingham Forest, Statistik Ruben Amorim Bersama MU Memprihatinkan
-
Partai Hidup Mati Timnas Indonesia vs China: Kalah, Branko Ivankovic Dipecat!
Terkini
-
Arus Lalin di Simpang Stadion Kridosono Tak Macet, APILL Portable Belum Difungsikan Optimal
-
Kunjungan Wisatawan saat Libur Lebaran di Gunungkidul Menurun, Dispar Ungkap Sebabnya
-
H+2 Lebaran, Pergerakan Manusia ke Yogyakarta Masih Tinggi
-
Exit Tol Tamanmartani Tidak Lagi untuk Arus Balik, Pengaturan Dikembalikan Seperti Mudik
-
Putra Prabowo Berkunjung ke Kediaman Megawati, Waketum PAN: Meneduhkan Dinamika Politik