SuaraJogja.id - Pemkot Yogyakarta tak ingin kecolongan dengan meningkatnya kasus Tubercolosis (TBC) saat semua sektor fokus menangani penyebaran Covid-19. Selama 3 bulan terakhir Pemkot bersama Zero TB Jogja mencatat ada 66 kasus TBC di Kota Pelajar.
Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi menjelaskan bahwa pihaknya melakukan screening TBC dengan armada ke kecamatan yang ada di Jogja. Heroe belum bisa memastikan apakah kasus TBC di Jogja cukup tinggi atau landai.
"Kalau kasus tinggi belum bisa bicara karena sedang melakukan pemetaan. Wilayah-wilayah yang padat yang di lingkungannya kita temukan kasus TBC kami data lagi," terang Heroe ditemui wartawan saat meninjau screening TBC di Kampung Karanganyar RW 17, Brontokusuman, Mergangsan, Kota Jogja, Jumat (3/9/2021).
Pemkot akan memetakan zonasi wilayah berdasarkan warna. Mulai dari merah, kuning dan hijau. Nantinya ada mekanisme penanganan dan aturan selama wilayah tersebut masuk zonasi.
Baca Juga: Dua Hari Balai Kota Yogyakarta Jadi Kawasan Wajib Vaksin, Ini Evaluasinya
"Jadi pola kerjanya kita sama dengan pola kerja Covid-19. Nah kalau sudah dipetakan semua, kita tentukan zona merah TBC mana, kuning mana, hijau mana dan masing-masing SOP zona akan kita buat juga," terang dia.
Hingga kini ada 3 kecamatan yang sedang dilakukan screening oleh petugas. Antara lain, Gondomanan, Kraton dan Mergangsan.
Heroe mengatakan jika kasus TBC saat ini seperti gunung es. Sehingga screening dan tracing harus dilakukan sembari Pemkot menangani Covid-19.
"Maka dari itu kita melakukan screening. Nah fenomena gunung es ini kita ketahui kalau kita melakukan screening kan," ujar dia.
Terpisah Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy mengatakan jika kasus TBC di Indonesia termasuk tinggi. Indonesia berada di peringkat kedua setelah India.
Baca Juga: Kasus TBC di Indonesia Termasuk Tinggi, Muhadjir Effendy Ingatkan Ada OTG
"Tentu masyarakat harus waspada, terutama tempat padat penduduk sanitasi buruk dan akses untuk mendapatkan pelayanan kesehatan rendah," ujar Muhadjir ditemui wartawan.
Muhadjir mengatakan bahwa sampai saat ini jumlah kasus TBC di Indonesia mencapai 860 ribu. Jumlah itu adalah yang teridentifikasi.
"Nah ada 45-47 persen warga Indonesia yang belum teridentifikasi apakah memang memiliki penyakit itu (TBC) atau tidak," terang dia.
Dengan demikian, kata Muhadjir sangat penting dilakukan screening kepada warga yang terindikasi TBC. Pasalnya jika satu orang dinyatakan mengalami TBC bisa jadi keluarga atau lingkungan sekitar terjangkit penyakit yang sama.
"Ini gejalanya mirip juga gejala Covid-19. Ada yang OTG (tidak bergejala) jadi karena adanya tracing begini itu bisa menjadi bisa lebih tau secara persis karena bisa termasuk mereka yang tidak bergejala bisa terpapar," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Ogah Ikut Demo Besar-besaran Ojol di Jakarta 20 Mei, KBDJ: Kami Tetap Narik Cari Rezeki!
- 10 Mobil Bekas di Bawah Rp100 Jutaan: Kabin Lapang, Keluaran Tahun Tinggi
- 8 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Vitamin C, Ampuh Hilangkan Noda Hitam
- 7 Sunscreen Mengandung Salicylic Acid, Ampuh Atasi Jerawat dan Kulit Berminyak
- Kritik Suporter PSS ke Manajeman Viral, Bupati Sleman: Ya Harus segera Berbenah
Pilihan
-
Profil Pemilik Rupiah Cepat, Pinjol Viral yang Disorot Publik Ternyata Dikuasai Asing
-
5 HP Murah Rp2 Jutaan Layar AMOLED: RAM Besar, Kamera Resolusi Tinggi
-
Mau Wajah Glowing? Inilah Urutan Menggunakan Skincare Malam yang Tepat
-
7 Brand Skincare Korea Terbaik, Auto Bikin Kulit Mulus Harga Mulai Rp19 Ribu
-
3 Rekomendasi HP Samsung Rp 3 Jutaan RAM 8 GB Terbaik Mei 2025, Performa Handal Memori Lega
Terkini
-
Ini Biang Kerok Keracunan Makanan Bergizi Gratis Menurut Badan Gizi Nasional
-
Makan Bergizi Gratis Tanpa APBN? Ini Rahasia 1351 Dapur Umum di Seluruh Indonesia
-
Sebanyak 14 SPPG BUMDes di DIY Diluncurkan, Ekosistem Ekonomi Lokal Makin Dikuatkan
-
Jangan Skip Ini Bocoran Tempat Berburu DANA Kaget yang Terbukti Ampuh Dapatkan Saldo Rp100 Ribu
-
Pastikan Tak Ada Unsur SARA di Perusakan Nisan Makam, Polda DIY Beberkan Motif Pelaku