SuaraJogja.id - Kesempatan untuk membuka kembali Pembelajaran Tatap Muka (PTM) pada PPKM Level 3 menjadi harapan besar seluruh pelajar. Tak hanya jenjang SD-SMA, namun mahasiswa di perguruan tinggi juga ingin merasakan hal yang sama.
Pemerintah juga terus mempercepat kegiatan vaksinasi agar mencapai herd immunity. Sehingga aktivitas tatap muka seperti pembelajaran juga bisa kembali berjalan.
Bagi mahasiswa di Yogyakarta, hampir 2,5 semester atau sejak Maret 2020, mahasiswa tak lagi merasakan kegiatan tatap muka di kampus. Meski sesekali ke kampus, tidak untuk belajar, hanya mengurus berkas administrasi kampus.
Hal itu juga dirasakan oleh seorang mahasiswa Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST), Kota Jogja, Rofik. Mahasiswa 23 tahun jurusan Ekonomi Bisnis sudah mulai jenuh dengan pembelajaran daring.
"Semakin lama kami juga bosan. Setiap pembelajaran selalu daring dan tak jarang sulit menerima penyampaian dosen," terang Rofik saat mengikuti vaksinasi massal mahasiswa UST bekerjasama dengan Polresta Yogyakarta, Rabu (15/9/2021).
Berbeda saat dirinya masih merasakan tatap muka di ruang kelas. Meski juga sesekali bosan, dirinya mulai rindu dengan suasana perkuliahan di kampus.
"Ya semua berharap jika ada pembelajaran tatap muka untuk perguruan tinggi kami cukup senang. Apalagi ada vaksinasi yang tujuannya juga agar tercipta kekebalan imun dan PTM dibuka kembali," katanya.
Mahasiswa asal Makassar itu baru mendapat vaksinasi dosis pertama selama berada di Jogja. Sebelumnya ia tak menganggap penting vaksinasi ini lantaran tidak untuk bepergian ke luar kota.
Namun munculnya beberapa syarat bahwa PTM bisa dibuka jika pelajar sudah divaksin, Rofik mulai menganggap vaksinasi penting. Walau beberapa hari sebelumnya, Menteri Nadiem Makarim tak mewajibkan vaksinasi sebagai syarat PTM dibuka.
Baca Juga: Inovatif, 6 Mahasiswa Berhasil Ciptakan Aplikasi Pembeda Jenis Batik
Ia tak menampik jika sistem pembelajaran untuk mahasiswa mungkin butuh perubahan. Bisa jadi perkembangan teknologi saat ini mahasiswa sudah cukup belajar secara daring.
"Tapi jujur diskusi di dalam ruangan saya kira juga penting. Karena saat online saja belum tentu bisa bagus koneksinya," terang dia.
Mahasiswi asal Halmahera, Rianti (22) mendukung ketika pemerintah juga membuka aktivitas PTM di perguruan tinggi. Mengingat pelajaran di kelas lebih banyak memberi pengalaman.
"Semisal hanya di depan laptop dan menerima materi di dalam kos, setelah itu jenuh. Tidak ada teman untuk diskusi kan," kata perempuan yang mengambil Fakultas Psikologi itu.
Pihaknya berharap tak hanya jenjang SD-SMA saja PTM yang dibuka. Namun pemerintah bisa mempertimbangkan juga untuk mahasiswa di Jogja.
Terpisah, Wakil Rektor II UST, Trisharsiwi mengatakan, pandemi Covid-19 yang berkepanjangan membuat pihaknya urung melaksanakan PTM. Dia menyampaikan, secara umum antara pembelajaran tatap muka maupun daring punya kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Berita Terkait
Terpopuler
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 5 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Kolagen untuk Hilangkan Kerutan, Murah Meriah Mudah Ditemukan
- 6 Hybrid Sunscreen untuk Mengatasi Flek Hitam di Usia Matang 40 Tahun
- Patrick Kluivert Dipecat, 4 Pelatih Cocok Jadi Pengganti Jika Itu Terjadi
Pilihan
-
Emas Terbang Tinggi! Harga Antam Tembus Rp 2.596.000, Cetak Rekor di Pegadaian
-
Bikin Geger! Gunung Lawu Dilelang jadi Proyek Geothermal, ESDM: Sudah Kami Keluarkan!
-
Uang MBG Rp100 T Belum Cair, Tapi Sudah Dibalikin!, Menkeu Purbaya Bingung
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Kamera Terbaik Oktober 2025
-
Keuangan Mees Hilgers Boncos Akibat Absen di FC Twente dan Timnas Indonesia
Terkini
-
Petani Gunungkidul Kaya Raya Panen Bawang Merah & Semangka Raup Untung Gede Berkat Lumbung Mataraman
-
Bantul Perangi Sampah Liar: 2 Warga Kena Tipiring, Efek Jera Mulai Diberlakukan
-
Keterbatasan Bukan Halangan! Ilmuwan UGM Buktikan Bisa Mendunia dengan Inovasi Berkelanjutan
-
Rencana Pembangunan Taman Budaya Sleman Masih Gelap, Anggaran Belum Jelas
-
5 Kesenian Sleman Hampir Punah: Pemerintah Turun Tangan, Tapi Mampukah Menyelamatkan?