SuaraJogja.id - Nama Khoiry Nuria Widyaningrum atau kini akrab disapa Bu Nuri (36) mendadak viral gegara rumahnya dipakai menginap Mendikbudristek Nadiem Makarim beberapa waktu lalu. Saat singgah, Nadiem mengaku mengidolakan Bu Nuri karena inovasi pendidikan yang dikerjakannya.
Bersama sang suami, Bu Nuri berhasil membentuk sinergi yang baik antara pendidikan dan wisata di Sleman lewat Kampung Flory.
Nuri yang merupakan guru di SD Negeri Jetisharjo itu sudah sejak 2016 silam berkecimpung di Kampung Flory. Berawal dari konsep desa wisata yang kemudian terus dikembangkan.
"Saya sejak tahun 2016 itu kebetulan suami temennya adalah pegiat wisata pertanian kemudian ketemu habis itu kok saya ingin mensinergikan itu karena orang pendidikan ya suami juga, mau buat desa wisata," kata Nuri saat ditemui awak media di rumahnya, Rabu (15/9/2021).
Baca Juga: PTM Boleh Dilaksanakan, Nadiem Makarim: Jangan Euforia, Tetap Taat Prokes
Disampaikan Bu Nuri, setelah konsep desa wisata itu muncul hingga dikukuhkan oleh Bupati Sleman saat itu Sri Purnomo. Kemudian tempat yang berbasis masyarakat itu berkembang dengan memunculkan kuliner serta outbound.
"Waktu itu outboundnya tentang pendidikan berkarakter. Jadi kita menangkap peluang dana bos yang untuk kunjungan luar sekolah. Nah jadi tripnya ke Kampung Flory tapi disinkronkan dengan materi pembelajaran di semester itu," terangnya.
Ia mengakui proses itu tidak begitu lama dan justru malah mengalir begitu saja. Bu Nuri dan pengelola lainnya memimpikan bahwa Kampung Flory bisa menjadi salah satu ikon pariwisata di DIY.
Khususnya dalam urusan mensinergikan pertanian, pariwisata, budaya dan pendidikan. Sasarannya pun untuk kalangan umum tidak hanya pelajar saja.
"Waktu itu budaya yang kita angkat ada angklung, gamelan, kita juga ada bergodo di kampung ini. Makanya mungkin kemarin yang survei (protokoler Menteri Nadiem) ke sini melihat menarik gitu ya," ujarnya.
Baca Juga: Pesan Khusus Pengurus Besar Pelajar Islam Indonesia buat Nadiem Makarim
Tidak hanya aktif sebagai pengelola di Kampung Flory saja, tetapi Nuri juga ikut berkecimpung di Komunitas Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) yang ternyata setelah dilihat lebih jauh komunitas itu sejalan dengan konsep merdeka belajar yang dicanangkan Mendikbudristek.
Konsepnya, Bu Nuri menjelaskan bahwa memang sebagai guru itu seharusnya memiliki tujuan tentang pendidikan itu menuntun kodrat anak. Mengasah bakat dan potensi anak untuk mencapai kebahagian setinggi-tingginya.
"Namun selama ini mungkin kita kebanyakan hanya terkungkung dikurikulum materi. Transfer knowledge aja. Tapi sebenarnya budi pekerti, karakter itu yang menjadi tujuan utama," urainya.
Itu juga yang kata Bu Nuri, menjadi program dari Menteri Nadiem tentang merdeka belajar. Terutama untuk menjadi agen transformasi pendidikan di masa sekarang ini.
"Transformasi kan berubah, jadi mau mengubah nih tapi memang tidak bisa semudah membalik telapak tangan. Itu berawal dari mengubah mindset. Nah di GSM kami selalu diberi narasi yang kuat untuk mengubah mindset kita bahwa butuh guru-guru yang punya perilaku berbeda, berani menyimpang dari zona nyamannya," paparnya.
Menyimpang dari zona nyaman itu dalam artian masih ranah yang tetap positif. Menyimpang dari pendidikan feodalisme dan pendidikan kolonial yang saat ini masih diterapkan.
"Dikembalikan ke filosofi Ki Hajar Dewantara yang kita pakai. Termasuk di awal pandemi guru shock ya, gimana ngajarnya. Nah guru-guru yang ngga mau ribet dia hanya transfer buku ke hp aja, padahal sebenarnya terjadi lost learning nih satu tahun ini," ungkapnya.
Menyiasati Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di era pandemi sekarang ini, Nuri pun mencoba memberikan inovasi pembelajaran lain yakni berupa home base learning. Bukan melalui buku tema yang biasa tetapi lebih menekankan kepada ketahanan fisik dan keluarga lewat projek sehari-hari.
"Misal seminggu ini ngeliwet lalu minggu berikutnya menanam sampai dia panen memasak. Tapi dikaitkan dengan kompetensi dasar di semester itu. Dari ngeliwet itu saya bisa mengajarkan matematika, bahasa indonesia, IPA. Jadi disesuaikan materinya apa," sambungnya.
GSM sendiri memang ditujukan untuk memberikan pemahaman untuk guru-guru dan kepala sekolah. Nanti selanjutnya guru-guru itu yang akan menyalurkan ke siswa lewat strategi pembelajaran yang juga harus berubah.
Nuri yang juga sebagai koordinator komunitas GSM itu menyebut hingga saat ini sudah ada ribuan guru yang tergabung. Jumlah itu terdapat lebih kurang di 11 daerah di Indonesia termasuk semua kabupaten dan kota di DIY.
Sebelumnya diketahui bahwa Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim menumpang inap di rumah seorang guru saat kunjungan kerjanya ke Sleman, DI Yogyakarta pada Senin (13/9/2021) kemarin.
Nadiem diketahui bermalam di rumah seorang guru di SDN Jetisharjo, Kabupaten Sleman, Khoiry Nuria Widyaningrum (36) yang juga merupakan calon Guru Penggerak angkatan ketiga.
Setelah semalam menginap, Nadiem melanjutkan kunjungan kerjanya ke SD Muhammadiyah, SMP Taman Dewasa Jetis, SMA Ma’arif dan berdialog dengan kepala-kepala sekolah se-DI Yogyakarta.
Berita Terkait
-
Pendidikan Prilly Latuconsina vs Amanda Manopo, Beda Pandangan Soal Wanita Independen
-
Guru Indonesia Terapkan AI, Matematika Jadi Lebih Menyenangkan!
-
Jenis Pekerjaan yang Aman dari Ancaman di Masa Depan
-
Netizen RI Nyinyir Oxford United Ucapkan Selamat Hari Guru Nasional Pakai Bahasa Jawa, Salahnya Apa?
-
Ironi Hari Guru: Gubernur Bengkulu Manfaatkan Gaji Guru Honorer untuk Pilkada 2024
Tag
Terpopuler
- Raffi Ahmad Ungkap Tragedi yang Dialami Ariel NOAH, Warganet: Masih dalam Lindungan Allah
- Eliano Reijnders Ungkap Rencana Masa Depannya, Berniat Susul Tijjani Reijnders
- Seharga Raize tapi Mesin Sekelas Innova: Yuk Simak Pesona Toyota Frontlander
- Crazy Rich Kalimantan, Begini Mewah dan Mahalnya Kado Istri Haji Isam untuk Ulang Tahun Azura
- Bayern Munchen Pampang Foto Nathan Tjoe-A-On, Pindah ke Bundesliga Jerman?
Pilihan
-
Viral Pertamax Dituding Jadi Biang Rusaknya Fuel Pump Mobil, ITB Sampai Dipanggil
-
MR.DIY Mau Melantai Bursa di BEI, Ini Harga Saham dan Jadwal IPO
-
Diskusi OIKN dan BPK RI: Pembangunan IKN Harus Berlanjut dengan Tata Kelola yang Baik
-
1.266 Personel Diterjunkan, Polres Bontang Pastikan Keamanan di 277 TPS
-
Masa Tenang, Tim Gabungan Samarinda Fokus Bersihkan Alat Peraga Kampanye
Terkini
-
UMKM Dapat Pesanan Ekspor, Tapi Tak Sanggup Produksi? Ini Biang Keroknya
-
Dari Mucikari Hingga Penjual Bayi, 11 Tersangka TPPO di Yogyakarta Diringkus
-
1.410 Personel Gabungan Kawal Ketat Pilkada Sleman 2024, 16 TPS Rawan jadi Fokus
-
Isu Sosial di Gunungkidul: Banyak Warga Merantau, Anak Tertitip, Berakhir Adopsi
-
Lapor via WA, Bawaslu Sleman Ciduk 6 Terduga Pelaku Politik Uang di Minggir