SuaraJogja.id - Uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) di Bantul akan dimulai Senin (20/9/2021) pekan depan menyusul terbitnya surat edaran Gubernur DIY Sri Sultan HB X. PTM akan digelar dari tingkat SD hingga SMA/SMK.
Wali murid, Etik mengaku sudah tidak khawatir jika anaknya yang duduk di bangku kelas 5 SD kembali masuk sekolah. Pasalnya, guru-guru pun sudah divaksin Covid-19.
"Enggak terlalu khawatir kalau dibanding awal-awal pandemi dulu anak harus masuk sekolah. Gurunya juga sudah vaksin dan masker tidak boleh lepas," ucap Etik kepada SuaraJogja.id, Jumat (17/9/2021).
Ia menyebut, pada hari pertama PTM besok tempat anaknya bersekolah, dalam waktu satu minggu hanya masuk satu kali. Padahal sesuai instruksi Bupati Bantul ada dua kali pertemuan.
Baca Juga: Kopassus Kandang Menjangan Bantu Vaksinasi Difabel di Bantul, Capaian Sudah 60 Persen
"Tempat anak saya di SD Bantul Timur seminggu cuma masuk sekali. Karena absen pertama sampai masuk hari Senin, lalu separuhnya lagi masuk hari Selasa," jelas dia.
Kegiatan belajar mengajar, katanya, akan dimulai pukul 08.00 sampai 11.00 WIB. Selama durasi tiga jam di sekolah, siswa tidak diperkenankan keluar ruangan.
"Jadi waktu istirahat tetap di dalam kelas. Makan dan minum juga di dalam karena disuruh bawa bekal sendiri dari rumah. Boleh keluar kelas cuma untuk cuci tangan atau ke WC," terangnya.
Selama pembelajaran jarak jauh (PJJ) memaksa dia harus ikut belajar materi yang diberikan oleh guru. Kendala yang dialami ialah dia tidak memahami semua mata pelajaran yang diajarkan.
"Kadang saya ngajari anak saya pelajaran Matematika berbeda dengan yang disampaikan gurunya. Sehingga mereka protes," katanya.
Baca Juga: Fasilitasi Pemuda dengan Taman Milenial, Bantul Kini Punya Arena BMX dan Skateboard
Oleh karena itu dia merasa lega anaknya bisa kembali ke sekolah untuk belajar serta bertemu teman-temannya. Menurutnya, belajar tatap muka membuat siswa lebih mudah mencerna materi pelajatan.
"Lebih mudah menangkap pelajaran saat ada di kelas. Pas PJJ juga sering Zoom tapi enggak anaknya tidak terlalu fokus," katanya.
Wali murid lainnya, Munawir mengatakan anaknya sudah terlalu lama belajar di rumah. Ia khawatir ada efek samping di luar memahami mata pelajaran akan berkurang kalau tidak segera PTM.
"Ada ketakutan nanti tidak biasa berinteraksi dengan orang karena kalau belajar di rumah kan sendiri. Kemampuan sosialnya bisa berkurang," ujarnya.
Berita Terkait
-
Bertemu Bobby Nasuition, Mensos Sebut Akan Ada 4 Sekolah Rakyat di Sumut
-
Telkom Kenalkan Teknologi AI Baru untuk Tingkatkan Kualitas Pendidikan Indonesia
-
Guru Sekolah Rakyat Dikontrak, Kualitas Pendidikan Terancam?
-
Pemda yang Ingin Mengajukan Pembuatan Sekolah Rakyat Harus Bisa Sediakan Lahan Minimal 5 Hektare
-
Dear Pawrents, Kapan Kucing Bisa Vaksin Setelah Melahirkan? Jangan sampai Anabul Sakit
Terpopuler
- 10 Transformasi Lisa Mariana, Kini Jadi Korban Body Shaming Usai Muncul ke Publik
- Daftar Pemain Timnas Belanda U-17 yang Gagal Lolos ke Piala Dunia U-17, Ada Keturunan Indonesia?
- Titiek Puspa Meninggal Dunia
- Gacor di Liga Belanda, Sudah Saatnya PSSI Naturalisasi Pemain Keturunan Bandung Ini
- Eks Muncikari Robby Abbas Benarkan Hubungan Gelap Lisa Mariana dan Ridwan Kamil: Bukan Rekayasa
Pilihan
-
Persija Terlempar dari Empat Besar, Carlos Pena Sudah Ikhlas Dipecat?
-
Momen Timnas Indonesia U-17 Gendong ASEAN Jadi Pembicaraan Media Malaysia
-
Terbang ke Solo dan 'Sungkem' Jokowi, Menkes Budi Gunadi: Dia Bos Saya
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan Kamera Beresolusi Tinggi, Terbaik April 2025
-
Harga Emas Terbang Tinggi Hingga Pecah Rekor, Jadi Rp1.889.000
Terkini
-
Maut di Jalan Wates: Ninja Hantam Tiang, Satu Nyawa Melayang
-
Jogja Diserbu 4,7 Juta Kendaraan Saat Lebaran, 9 Nyawa Melayang Akibat Kecelakaan
-
Malioboro Bau Pesing? Ide Pampers Kuda Mencuat, Antara Solusi atau Sekadar Wacana
-
BI Yogyakarta Catat Penurunan Drastis Peredaran Uang Tunai saat Lebaran, Tren Transaksi Berubah
-
Kantongi Lampu Hijau dari Pusat, Pemkab Sleman Tancap Gas Isi Kursi Kosong OPD