“Saya dengar ada tembakan saat sudah selesai dan saat membunuh ada tembakan dor..dor.. Di tepi jurang mereka disuruh berjejer kemudian ditembak. Kalau mayatnya tidak dapat menggelinding ke dalam gua, mereka ambil sekop terus dimasukkan ke gua. Mereka juga membersihkan dengan sekop daging dan otak yang berceceran di tanah dan di pohon-pohon. Tapi anehnya sesudah penembakan itu pasti hujan deras sehingga mayat-mayatnya langsung hilang terbawa hujan deras,” jelas Koko.
Pembunuhan itu tak berlangsung lama. Kasno masih ingat, tak sampai satu jam, pembantaian itu diselesaikan.
Pembantaian, tak sekali dilakukan di dusun mereka. Pria sepuh ini masih ingat, dalam satu malam, pernah ada tiga rombongan tentara datang secara beruntun. Kalau sudah begitu, aksi para tentara berlanjut sampai pagi.
“Tentara semua, bawa senjata dan pistol komplit petugasnya. Zaman dulu pernah dalam waktu satu malam datang tiga kali, jumlah yang dibawa lebih dari 100 orang. Warga yang mau ke pasar tidak boleh, harus berhenti karena tentara belum selesai di gua. Padahal hari sudah sangat terang yang mau ke pasar dicegat tidak boleh berjalan,” kenangnya.
Baca Juga: Tinggal di Kandang Sapi, Pasutri di Gunungkidul Dibantu Bripka Oktaviani Beli Tanah
Masih membekas pula di ingatannya, siapa saja yang menjadi korban pembantaian. Koko ingat, di antara para korban itu ada laki-laki dan perempuan. Dengan truk mereka diboyong pada tengah malam.
Sudah lima puluh tahun berlalu, Gua Grubug tak banyak berubah. Tepi gua tertutup dedaunan dan akar pohon. Jika melongok ke dalam, nampak batu-batu besar diselimuti lumut. Di sana, aliran sungai mengalir deras. Menurut warga setempat, sungai itu bermuara ke Pantai Baron. Menurut rencana, Gua Grubug akan disulap menjadi tempat wisata susur gua.
Berita Terkait
-
5 Tempat Wisata di Rantau Prapat untuk Liburan dan Wisata Air yang Kids Friendly
-
Komnas HAM Turun Tangan Selidiki Dugaan Pelanggaran Berat di Kasus Penembakan 3 Polisi di Way Kanan
-
Kecele Google Maps, Detik-detik Mobil BMW Terjun dari Ujung Tol di Gresik
-
Eks Kapolsek Mulia Puncak Jaya Papua Tewas Ditembak TPNPB-OPM di Depan Warung Kelontong Miliknya
-
Menjelajahi Desa Wisata Nglanggeran: Desa Wisata Terbaik Dunia
Tag
Terpopuler
- Timnas Indonesia U-17 Siaga! Media Asing: Ada yang Janggal dari Pemain Korut
- Jerman Grup Neraka, Indonesia Gabung Kolombia, Ini Hasil Drawing Piala Dunia U-17 2025 Versi....
- Kode Redeem FF Belum Digunakan April 2025, Cek Daftar dan Langsung Klaim Item Gratis
- Kiper Belanda Soroti Ragnar Oratmangoen Cs Pilih Timnas Indonesia: Lucu Sekali Mereka
- 4 Produk Wardah untuk Usia 40 Tahun Ke Atas Mengandung Antiaging, Harga Mulai Rp 50 Ribuan
Pilihan
-
Koster Minta Dinas Pertanian Bali Belajar ke Israel : Jangan Gitu-Gitu Aja, Nggak Akan Maju
-
Tanpa Tedeng Aling-aling, Pramono Sebut Bank DKI Tidak Dikelola Profesional: Banyak Kasus Terus!
-
5 HP Murah Mirip iPhone 16: Harga Mulai Sejutaan, Bikin Orang Terkecoh!
-
Kiprah La Nyalla Mattalitti Saat Geger Geden PSSI Kini Rumahnya Digeledah KPK
-
Markas Pemain Korut U-17: Yang Tersembunyi di Balik Klub 4.25 SC?
Terkini
-
Guru Besar UGM Dipecat Karena Kekerasan Seksual, Kok Masih Digaji? UGM Buka Suara
-
Diminta Tunjukkan Ijazah Asli, Dekan Fakultas Kehutanan UGM: Ada di Pak Jokowi
-
Heboh Ijazah Jokowi, UGM Tegas: Kami Punya Bukti, Skripsi Tersimpan di Perpustakaan
-
Banknotes SAR untuk Living Cost Jemaah Haji 2025 dari BRI: Dukungan Proaktif Layanan Haji
-
UGM Dituding Tak Berani Jujur Soal Ijazah Jokowi, Amien Rais: Ada Tekanan Kekuasaan