Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Selasa, 28 September 2021 | 16:35 WIB
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sleman Harda Kiswaya - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

"Pada saat curi langkah kan kami tidak mengerti kalau ada klaster. Makanya kita harus sama-sama ketika uji coba, sehingga terkoordinasi semua," ujarnya.

Kepala Dinas Kesehatan Sleman Cahya Purnama mengungkapkan, walaupun kasus Covid-19 sudah melandai di Sleman, untuk memulai PTM tetap diperlukan daftar poin-poin yang perlu dipenuhi sebagai syarat sekolah.

Artinya bagaimana sarana prasarana, ketercapaian vaksin sivitas sekolah dan lainnya, yang tentu sudah dibuatkan daftarnya oleh Dinas Pendidikan Sleman dengan lebih detail.

"Sebetulnya kalau menurut kami, asal semua terjadwal artinya prokes betul-betul ditepati, maka mungkin aman. Jam jangan terlalu panjang kalau siswa bertemu, dibuat jadwal mungkin aman," ucapnya.

Baca Juga: Dua Kasus Begal Terjadi Dalam Seminggu, Polres Sleman Berikan Imbauan Ini

"Kalau tatap muka langsung seperti biasa pasti nanti malah terjadi klaster. Seperti di tempat lain, PTM baru beberapa pekan malah jadi klaster yang tidak kita inginkan," lanjut Cahya.

Bukan hanya soal sarana prasarana. Penting pula kepatuhan warga yang ada di lingkungan sekolah, murid, guru, kantin, pegawai.

"Kepatuhan mereka untuk sudah divaksin supaya paling tidak sudah 70 persen, dan yang terpenting patuh terhadap protokol kesehatan," tandasnya. 

Kontributor : Uli Febriarni

Baca Juga: Sempat Cedera, Saddam Gaffar Mulai Berlatih Jelang PSS Sleman Kontra Persebaya

Load More