SuaraJogja.id - Melandainya kasus Covid-19 di Sleman membuat Pemerintah Kabupaten Sleman mulai mempertimbangkan untuk menutup sejumlah isolasi terpadu (isoter). Langkah awal yang akan diambil adalah mengefisienkan tenaga kesehatan di isoter serta Rumah Sakit darurat Covid-19.
Kepala Dinas Kesehatan Sleman Cahya Purnama mengatakan, saat ini sudah ada pembahasan terkait rencana pengurangan jumlah isoter yang dikelola Pemkab, misalnya dari sebelumnya empat unit menjadi satu unit saja.
"Tapi kami masih berhitung dan mengkaji, agar jangan sampai ketika isoter ditutup justru ada lonjakan kasus Covid-19," kata Cahya, Selasa (28/9/2021).
Alih-alih langsung menutup, pemkab akan memulai dengan mengefisienkan tenaga yang bertugas di isoter serta di RS darurat.
"Mereka tenaga yang bertugas ini kan dikontrak hingga akhir tahun. Jadi ya hanya dikurangi dulu, kalau sebelumnya yang berjaga itu lima orang ya jadi tiga orang saja," jelasnya.
Sumber daya petugas sedianya dialihkan untuk membantu di pelayanan sentra vaksinasi atau ke pengelolaan vaksin. Karena volume kerja yang terbesar saat ini adalah di sektor pengelolaan vaksin.
Salah satu kajian yang dipertimbangkan sebelum efisiensi isoter, antara lain melihat dari jumlah BOR serta pemanfaatan isoter oleh masyarakat.
"Nanti kalau semakin menurun ya otomatis akan kami lakukan perampingan atau efisiensi," ujarnya.
Cahya melanjutkan, diperkirakan sudah ada sejumlah isoter lain di wilayah Sleman yang ditutup. Namun ia memastikan, isoter yang ditutup dalam waktu dekat itu bukanlah isoter yang berada di bawah kewenangan kelola Pemkab Sleman.
Baca Juga: PTM Uji Coba di Sleman Direncanakan Berlangsung 4 Oktober
Ketika isoter ditutup, maka diharapkan isoter bagi penanganan pasien Covid-19 hanya terpusat di isoter milik Pemkab. Diketahui, saat ini Pemkab Sleman mengelola empat isoter, yakni asrama haji, rusunawa 'MBR' Gemawang, asrama UNISA, asrama UII.
"Di situ ada nakes, pasien berkomorbid, kalau ada Covid-19 komorbid bisa diatasi di isoter," tuturnya.
Sejauh ini, efisiensi baru dilakukan di RS rujukan. Bila sebelumnya ada RS yang mengalokasikan empat bangsal menjadi bangsal khusus Covid-19, kini bangsal tersebut hanya satu. Tiga bangsal lainnya bisa dikembalikan menjadi bangsal umum.
"Tapi tetap siap dia [RS], begitu terjadi lonjakan nanti bisa dipakai lagi. Artinya sarana prasarana yang ada di sana seperti oksigen, cerobong, jangan dihilangkan dulu. Biar tetap sebagai TT Covid, tapi begitu sudah landai seperti ini silakan dipakai sebagai bangsal untuk umum dulu," terangnya.
Di RS juga diberlakukan pengurangan zona merah dan mengganti zona merah menjadi hijau. Bila nanti terjadi ledakan kasus, baru kemudian dikembalikan sebagai zona merah.
"Ini tentatif atau fluktuatif, jadi untuk menambah jumlah tempat tidurnya kami melihat dari jumlah pasien," kata dia.
Berita Terkait
-
Kasus Covid-19 Anak di Jateng Tinggi, Ganjar: Surveilans Gak Boleh Berhenti
-
Terus Bertambah, Kasus Covid-19 di Kabupaten Bintan Mencapai 5.563 orang
-
Belajar dari Singapura, Indonesia Wajib Perketat Perbatasan dan Pintu Masuk Internasional
-
Update COVID-19 Jakarta 28 September: Positif 104, Sembuh 161, Meninggal 5
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Kepsek Roni Ardiansyah Akhirnya Kembali ke Sekolah, Disambut Tangis Haru Ratusan Siswa
-
Bukan Cuma Joget! Kenalan dengan 3 Influencer yang Menginspirasi Aksi Nyata untuk Lingkungan
-
Heboh! Rekening Nasabah Bobol Rp70 Miliar di BCA, OJK dan SRO Turun Tangan, Perketat Aturan!
-
Emiten Sejahtera Bintang Abadi Textile Pailit, Sahamnya Dimiliki BUMN
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
Terkini
-
Second Account Aman? Wamenkomdigi Buka Suara soal Kebijakan Medsos yang Bikin Gen Z Panik
-
Single ID: Bukan Pembatasan Akun Medsos, Tapi Ini Strategi Pemerintah Berantas Hoaks
-
DANA Kaget: Cuma Klik Langsung Dapat Saldo? Ini 3 Link Aktif yang Bisa Diklaim
-
Tetap Tenang, Simak 10 Tips Bagi yang Baru Pertama Kali Naik Pesawat
-
Waspada Hujan di Jogja! Ini Prakiraan Cuaca BMKG untuk 18 September 2025