SuaraJogja.id - Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DIY menyebut sejumlah masyarakat yang menjadi joki untuk masuk ke sejumlah tempat wisata di wilayahnya terkhusus pantai-pantai di selatan Yogyakarta. Hal itu menyusul belum dibukanya secara resmi objek wisata pantai hingga saat ini.
Kepala Satpol PP DIY Noviar Rahmad mengungkapkan bahwa sebenarnya sudah ada setidaknya 324 orang anggota Satlinmas Rescue Istimewa yang bertugas melakukan penyekatan pada 33 titik destinasi wisata. Termasuk wilayah pantai, gunung hingga waduk sebagai langkah pengetatan penjagaan.
"Tetapi khusus yang di Gunungkidul pun, masyarakat itu banyak juga yang bertindak sebagai joki," kata Noviar kepada awak media, Rabu (29/9/2021).
Dijelaskan Noviar, jawatannya selama ini telah berupaya menghambat para wisatawan yang akan masuk ke destinasi wisata khususnya pantai di Tempat Pemungutan Retribusi (TPR). Namun joki-joki itu justru lebih cerdik dengan masuk melalui jalan-jalan tikus.
Baca Juga: Cara BKN Cegah Joki Dalam Tes CPNS 2021, Gunakan Alat Deteksi Wajah
"Termasuk ketika kita hambat (wisatawan) di Parangtritis mereka larinya ke Pantai Baru. Di Pantai Baru ini mereka tidak lewat TPR tetapi masuk ke arah ke barat kemudian ada jalan kampung di sana," ujarnya.
Sebenarnya, kata Noviar, objek wisata khususnya pantai-pantai yang ada di selatan Yogyakarta itu masih tetap ditutup aksesnya hingga saat ini. Namun akibat dari joki-joki tadi tetap saja ada yang kemudian bisa masuk.
"Di objek wisatanya sudah kita tutup nah mereka parkir (kendaraan) di JJLS. Jalan kaki mereka (wisatawan) ke pantai itu," terangnya.
Noviar tidak menampik bahwa volume wisatawan pun meningkat semenjak kemunculan joki tersebut. Terlebih saat memasuki akhir pekan.
"Jadi sabtu-minggu itu kita rasakan volumenya cukup tinggi. Wisatawan itu tidak hanya dari Jogja saja tetapi ada yang dari Jawa Tengah, Jawa Timur, Jakarta," ungkapnya.
Baca Juga: Gunakan Joki, Ribuan Wisatawan Masuk DIY Lewat Jalur Tikus
Ia menilai sejumlah warga yang ikut membantu atau menjadi joki ini sebab kondisi wisata masih belum diperbolehkan buka. Sehingga menyebabkan mereka tidak memiliki penghasilan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
"Apalagi saat objek wisata ditutup sehingga ketika ada kesempatan mereka manfaatkan walaupun kita sudah mengimbau. Namanya masalah perut gimana lagi," tuturnya.
Diketahui hingga saat ini hanya ada tujuh destinasi wisata yang telah diperbolehkan untuk uji coba. Di antaranya adalah Kebun Binatang Gembira Loka, Tebing Breksi Prambanan, Kawasan Candi Boko, Hutan Pinus Mangunan, Hutan Pinus Pengger Bantu, Seribu Batu Bantul dan Merapi Park Sleman.
Berita Terkait
-
Satpol PP DIY Gunakan Rp1,5 Miliar Danais untuk Pengadaan Ambulans di Wilayah Pantai
-
Satpol PP DIY Gelar Razia Selama PPKM Mikro, Ini Sanksi Bagi Pelanggar Prokes
-
Sejumlah Gerai McDonald's Timbulkan Kerumunan, Satpol PP DIY Bakal Panggil Manajemen
-
Satpol PP DIY Bakal Tindak Tegas Pelanggar Prokes Selama Ramadan
Terpopuler
- Cerita Stefano Lilipaly Diminta Bela Timnas Indonesia: Saya Tidak Bisa
- Ibrahim Sjarief Assegaf Suami Najwa Shihab Meninggal Dunia, Ini Profilnya
- Siapa Pembuat QRIS yang Hebohkan Dunia Keuangan Global
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah Rp30 Juta, Murah Tetap Berkelas
- 9 Rekomendasi Mobil Bekas Harga Rp 30 Jutaan, Mesin Bandel Dan Masih Banyak di Pasaran
Pilihan
-
Mobilnya Dikritik Karena Penuh Skandal, Xiaomi Malah Lapor Warganet ke Polisi
-
Bos Sritex Ditangkap! Bank BJB, DKI Hingga Bank Jateng Terseret Pusaran Kredit Jumbo Rp3,6 Triliun?
-
Warga RI Diminta Tingkatkan Tabungan Wajib di Bank Demi Cita-cita Prabowo Subianto
-
5 HP dengan Kamera Terbaik di Dunia 2025, Ada Vivo dan Huawei
-
8 Rekomendasi HP Rp 4 Jutaan Terbaik Mei 2025, Memori Besar Performa Handal
Terkini
-
Dari Gudeg hingga Inovasi, Yogyakarta Gelar Pameran Makanan Minuman Bertaraf Internasional
-
Nasib 1.600 Pekerja Garmen Sleman di Ujung Tanduk Pasca Kebakaran, Ini Langkah Pemkab jika Ada PHK
-
Harapan Tipis Bertahan di Liga 1, PSS Sleman Siapkan Taktik Khusus Lawan Madura United
-
BNI Bermitra dengan BUMDes Yogyakarta, Wujudkan Ketahanan Pangan dan Pemerataan Ekonomi Desa
-
Dana Parpol dari Negara? Prananda Surya Paloh: "Mungkin Niat Mulia, Tapi..."